Share to:

 

Messerschmitt-Bölkow-Blohm

Messerschmitt-Bölkow-Blohm
IndustriDirgantara
GenreDirgantara
NasibDiakuisisi & digabung
PendahuluMesserschmitt AG dan Bölkow (1968)
Hamburger Flugzeugbau (1969)
PenerusDASA (Deutsche Aerospace AG)
Didirikan1968; 56 tahun lalu (1968)
Ditutup1989
Kantor pusat,
ProdukHelikopter dan komponen pesawat terbang

Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) dulu adalah sebuah produsen kedirgantaraan asal Jerman Barat. Perusahaan ini dibentuk pada akhir dekade 1960-an sebagai hasil dari upaya untuk mengkonsolidasi industri dirgantara di Jerman Barat. Produsen pesawat terbang Messerschmitt AG digabung dengan firma rekayasa sipil dan aviasi Bölkow pada tahun 1968, sementara produsen pesawat terbang Hamburger Flugzeugbau diakuisisi oleh perusahaan ini setahun kemudian.

Perusahaan ini bertanggung jawab mengembangkan dan memproduksi berbagai macam pesawat terbang. Salah satu produk paling terkenal dari perusahaan ini adalah helikopter mesin ganda ringan MBB Bo 105, dan turunannya yang lebih besar, yakni MBB/Kawasaki BK 117. MBB dulu juga merupakan mitra kunci pada pesawat terbang jet ganda berbadan lebar Airbus A300. Keterlibatan perusahaan ini dalam pengembangan dan produksi A300 pun membuat perusahaan ini menjadi bagian penting dari konsorsium Airbus. Perusahaan ini juga terlibat dalam sejumlah program pesawat terbang eksperimental, salah satunya MBB Lampyridae, pesawat siluman yang akhirnya batal dikembangkan.

Pada tahun 1989, perusahaan ini dibeli oleh Deutsche Aerospace AG (DASA). Pasca sejumlah penggabungan dan restrukturisasi, bekas aset MBB kini menjadi bagian dari Airbus Group.

Sejarah

Purwarupa keempat MBB Bo 105 di Deutsches Museum di Munich
Sebuah BK 117 B2 milik Kepolisian Jerman, di Düsseldorf, Oktober 2005

Pada tanggal 6 Juni 1968, Messerschmitt AG digabung dengan firma rekayasa sipil dan aviasi Bölkow untuk membentuk Messerschmitt-Bölkow. Pada bulan Mei 1969, perusahaan ini mengakuisisi Hamburger Flugzeugbau (HFB), yang sebelumnya merupakan salah satu cabang dari Blohm+Voss. Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB).[1][perlu rujukan lengkap] Setelah dibentuk, 51% saham MBB dipegang oleh keluarga Blohm, Willy Messerschmitt, dan Ludwig Bölkow; 22,07% saham dipegang oleh Pemerintah Hamburg; 17,05% dipegang oleh Pemerintah Bavaria; 7,16% dipegang oleh Thyssen AG, 7,16% dipegang oleh Siemens AG, 7,13% dipegang oleh Allianz Versicherungs-AG, 7,13% dipegang oleh Robert Bosch GmbH, dan 6,15% dipegang oleh Friedrich Krupp GmbH.[2]

Produk paling sukses dari perusahaan ini terutama adalah helikopter MBB Bo 105. Helikopter yang perancangannya dipimpin oleh Ludwig Bölkow tersebut menggunakan rotor utama nirengsel yang terbuat dari kaca serat.[3] Pada tanggal 13 Oktober 1970, Otoritas Penerbangan Sipil Jerman mensertifikasi Bo 105, sehingga helikopter tersebut dapat diserahkan ke pembeli pertamanya, yakni ADAC Air Rescue dan Kepolisian Bavaria, tidak lama kemudian. Pada tahun 1972, dikembangkan peningkatan dari Bo 105 dengan mesin yang lebih besar, yakni Bo 105C, yang kemudian disusul dengan Bo 105A.[4] Setelah mulai dioperasikan pada tahun 1970, Bo 105 terbukti cukup laku, sehingga tetap diproduksi hingga tahun 2001. Pada akhirnya, 1.406 unit Bo 105 berhasil diproduksi dan dioperasikan di 55 negara di seluruh dunia.[4] Bo 105 pun menjadi dasar dari sejumlah turunannya, seperti MBB/Kawasaki BK 117.[5]

Pada dekade 1970-an, setelah mendapat reputasi atas kehandalan dan keamanan produknya, MBB, bersama salah satu pemegang saham besarnya, yakni Boeing Vertol, mulai mempelajari kemungkinan untuk memproduksi versi lebih besar dari Bo 105.[6] Namun, Boeing kemudian mundur dari pengembangan tersebut, sehingga MBB akhirnya mengajak Kawasaki Heavy Industries asal Jepang.[7] Pada tanggal 25 Februari 1977, MBB dan Kawasaki meneken perjanjian untuk bekerja sama dalam mengembangkan helikopter baru. Di bawah perjanjian tersebut, kedua perusahaan tersebut menggabungkan proyeknya yang bertujuan untuk memproduksi helikopter mesin ganda, yakni Bo 107 dari MBB dan KH-7 dari Kawasaki.[8] MBB kemudian bertanggung jawab mengembangkan rotor (didasarkan pada sistem rotor kaku yang sebelumnya digunakan di Bo 105), tailboom, kendali penerbangan, dan sistem hidrolik, sementara Kawasaki bertanggung jawab mengembangkan roda pendaratan, bingkai udara, transmisi utama, sistem kelistrikan, dan komponen kecil lainnya.[7] MBB dan Kawasaki lalu sama-sama mendirikan lini perakitan helikopter guna memenuhi permintaan dari pasarnya masing-masing.[7][9]

Turunan yang lebih canggih dari Bo 105 yang awalnya disebut oleh MBB sebagai Bo 108, mulai dikembangkan pada dekade 1970-an. Perusahaan ini mengembangkan Bo 108 melalui kemitraan dengan Aérospatiale asal Prancis. Bo 108 awalnya ditujukan sebagai demonstrator teknologi, menggabungkan kesuksesan Bo 105 dengan kecanggihan baru dan desain yang lebih aerodinamis.[10][11] Teknologi yang dipasang di Bo 108 meliputi FADEC pertama di helikopter, rotor utama nirengsel, dan transmisi baru. Pertama kali diterbangkan pada tanggal 17 Oktober 1988, versi produksi diperkenalkan dengan nama Eurocopter EC135 pada awal dekade 1990-an, dan seperti Bo 105, EC135 pun cukup suksss di pasaran.[10]

Sebuah A300B4-600R milik Lufthansa mendarat di Bandar Udara Frankfurt pada tahun 2003. Lufthansa berhenti mengoperasikan A300 miliknya pada tanggal 1 Juli 2009

Salah satu kemitraan terpenting yang melibatkan MBB adalah Airbus A300. Pada tanggal 26 September 1967, pemerintah Britania Raya, Prancis, dan Jerman Barat meneken sebuah nota kesepahaman untuk mulai mengembangkan A300.[12][13][14] Pada saat itu, A300 adalah salah satu dari hanya dua program pesawat terbang besar di Eropa, selain Concorde.[15] Di bawah nota kesepahaman tersebut, Britania Raya dan Prancis masing-masing mendapat 37,5% saham proyek tersebut, sementara Jerman mendapat 25% saham. Sud Aviation asal Prancis kemudian ditetapkan sebagai pemimpin proyek A300, sementara Hawker Siddeley ditunjuk sebagai mitra di Britania Raya.[16] Pada tanggal 29 Mei 1969, selama Paris Air Show, Menteri Perhubungan Prancis Jean Chamant dan Menteri Ekonomi Jerman Karl Schiller meneken sebuah perjanjian untuk resmi meluncurkan Airbus A300, pesawat terbang mesin ganda berbadan lebar pertama di dunia.[16] Proyek tersebut ditujukan untuk memproduksi pesawat terbang yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih ekonomis daripada McDonnell Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar.[17]

Sesaat setelah perjanjian di Paris Air Show, diputuskan bahwa, guna menyediakan manajemen tanggung jawab yang efektif, sebuah Groupement d'intérêt économique akan didirikan, untuk memungkinkan sejumlah mitra mengerjakan proyek A300, sembari tetap menjadi sebuah entitas bisnis yang terpisah. Organisasi tersebut pun menjadi cikal bakal Airbus Group.[16] Pada tanggal 18 Desember 1970, Airbus Industrie resmi dibentuk setelah adanya perjanjian antara Aérospatiale (hasil penggabungan antara Sud Aviation dan Nord Aviation) asal Prancis dan pendahulu Deutsche Aerospace asal Jerman, dengan masing-masing mendapat 50% saham dari perusahaan hasil penggabungan.[17][18][19] Pada tanggal 15 Maret 1974, otoritas di Jerman dan Prancis menerbitkan sertifikat tipe untuk A300, sehingga memungkinkan A300 mulai beroperasi secara komersial.[20] Sepuluh tahun setelah meluncurkan A300, Airbus telah menguasai 26% pangsa pasar, sehingga memungkinkan Airbus untuk mengembangkan Airbus A310.[20]

Pada tahun 1981, MBB mengakuisisi Vereinigte Flugtechnische Werke (VFW), yang merupakan hasil penggabungan antara Focke-Wulf, Focke-Achgelis dan Weserflug. Setahun kemudian, MBB mengakuisisi Entwicklungsring Nord (ERNO). Nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi MBB-ERNO. Pada tahun 1989, MBB diambil alih oleh Deutsche Aerospace AG (DASA), yang kemudian namanya diubah menjadi "Daimler-Benz Aerospace" pada tahun 1995. Pasca penggabungan antara Daimler Benz asal Jerman dan Chrysler Corporation asal Amerika Serikat pada tahun 1998, nama Daimler-Benz Aerospace pun diubah menjadi DaimlerChrysler Aerospace AG pada tanggal 7 November 1998. Sebagai bagian dari tren konsolidasi industri pertahanan di Eropa pada akhir dekade 1990-an, DASA pun digabung dengan Aerospatiale-Matra asal Prancis dan Construcciones Aeronáuticas SA (CASA) asal Spanyol untuk membentuk European Aeronautic Defence and Space Company (EADS) pada tahun 2000. Sebagian besar bekas aset DaimlerChrysler Aerospace kini beroperasi sebagai "Airbus Germany".[21]

Anak perusahaan

  • MBB-Liftsystems AG, yang memproduksi sistem pengangkatan untuk truk dan van
  • MBB-Sondertechnik (kini FHS Förder– und Hebesysteme GmbH), mengembangkan rotor angin pada dekade 1980-an dan 1990-an, dan sistem pengangkatan untuk keperluan militer.
  • MBB Gelma GmbH, memproduksi unit pencatat waktu dan unit kendali mesin (kini dimiliki oleh DORMA KG)
  • MBB Group AG

Pesawat terbang

MBB Bo 108, kemudian dikenal sebagai Eurocopter EC 135

Kemitraan

Rockwell-MBB X-31, salah satu dari dua pesawat terbang X-31 Enhanced Fighter Maneuverability Demonstrator (atas)

Peluru kendali

Kemitraan

Perangkat keras antariksa

Wahana antariksa nirawak

Wahana antariksa berawak

Lainnya

Referensi

Rujukan

  1. ^ Komos, Nick (August 1989). Air Progress. hlm. 76.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ Commerzbank AG: "Wer gehört zu wem", Hamburg 1985, 15. Auflage.
  3. ^ Rieck, Joan M. "Bölkow's Bo105." Diarsipkan 4 March 2016 di Wayback Machine. Flight International, 18 May 1967, p. 794.
  4. ^ a b Gotzhein, Christina. "Eurocopter Celebrates the 40th Anniversary of the Maiden Flight of the BO105, the World's First Light Twin-Turbine Production Helicopter." Diarsipkan 19 October 2016 di Wayback Machine. Eurocopter, 15 February 2007.
  5. ^ McCellan 1986, p. 64.
  6. ^ McCellan 1986, pp. 64, 66.
  7. ^ a b c McCellan 1986, p. 66.
  8. ^ Air International April 1989, p. 163.
  9. ^ Air International April 1989, p. 164.
  10. ^ a b Pope, Stephen. "Eurocopter EC 135". Flying Magazine, 18 May 2012.
  11. ^ Benenson, Tom. "The EC135: Melding form & Function." Flying Magazine, April 2004. Vol. 131, No. 4. pp. 86–91.
  12. ^ Simons 2014, p. 38.
  13. ^ Endres 2004, p. 43.
  14. ^ Pitt and Norsworthy 2012, p. 57.
  15. ^ Senguttuvan 2006, pp. 33–34.
  16. ^ a b c "Early days (1967–1969)." Diarsipkan 5 July 2011 di Wayback Machine. Airbus, Retrieved: 28 February 2016.
  17. ^ a b "First order, first flight (1970–1972)." Diarsipkan 1 April 2015 di Wayback Machine. Airbus, Retrieved: 28 February 2016.
  18. ^ Simons 2014, p. 39.
  19. ^ Bowen 2010, p. 50.
  20. ^ a b "Champagne ... and drought (1973–1977)." Diarsipkan 1 April 2015 di Wayback Machine. Airbus, Retrieved: 28 February 2016.
  21. ^ Answers.com (n.d.). [1]. Retrieved 22 March 2007.

Sumber umum

  • "BK 117...a Terrestrial Space Ship". Air International, Vol. 36, No. 4, April 1989. Bromley, UK: Fine Scroll. ISSN 0306-5634. pp. 163–170.
  • Bowen, John T. The Economic Geography of Air Transportation: Space, Time, and the Freedom of the Sky. Business & Economics, 2010. ISBN 1-135-15657-3.
  • Endres, Günter (Spring 2004). "Classic Airliner: Airbus A300". Flightpath: The International Journal of Commercial Aviation. Norwalk, Connecticut, USA: AIRtime Publishing (Volume 3): 36–85. ISBN 1-880588-73-0. 
  • Gunston, Bill (2005). World Encyclopedia of Aircraft Manufacturers, 2nd Edition. Phoenix Mill, Gloucestershire, England, UK: Sutton Publishing Limited. hlm. 164. ISBN 0-7509-3981-8. 
  • McCellan, J. Mac. "Paramedic". Flying, February 1986. Vol. 113, No. 2. pp. 62–67. ISSN 0015-4806.
  • Pitt, Ivan L. and John Randolph Norsworthy. Economics of the U.S. Commercial Airline Industry: Productivity, Technology and Deregulation. Springer, 2012. ISBN 1-4615-5031-9.
  • Senguttuvan, P. S. Fundamentals of Air Transport Management. Excel Books India, 2006. ISBN 81-7446-459-X.
  • Simons, Graham. The Airbus A380: A History. Pen and Sword, 2014. ISBN 1-78303-041-0.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya