Mondelēz International (Nasdaq: MDLZ) merupakan perusahaan makanan dan minuman yang berkantor pusat di Northfield, Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Oktober2012, Mondelez secara resmi menggantikan Kraft Foods, untuk berbisnis di bidang makanan ringan, makanan, dan minuman (selain keju dan produk olahan susu, yang kini ditangani oleh Kraft Foods Group). Kini, Mondelēz merupakan produsen makanan terbesar ke-2 di dunia (setelah Nestlé). Mondelēz saat ini melantai di NASDAQ. Pada tahun 1988, Altria Group (ketika itu masih bernama Philip Morris) mengakuisisi Kraft senilai 12,9 miliar USD. Pada tahun 2000, Altria Group juga mengakuisisi produsen biskuit Nabisco, dan lalu menggabungkannya dengan Kraft. Saat ini Kraft telah menjadi perusahaan mandiri yang terpisah dari Altria Group, setelah seluruh sahamnya di Kraft dilepas ke publik. Pada bulan Juli 2007, Kraft mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi divisi biskuit milik Danone di seluruh dunia, dan Kraft pun menjadi produsen biskuit terbesar di dunia.
Pada tahun 2013, Mondelez International berhasil masuk dalam daftar Fortune 500, sebuah daftar peringkat perusahaan berdasarkan pendapatan kotornya yang disusun oleh majalah Fortune setiap tahunnya.[1] Mondelez International berada dalam peringkat 89 (sebelumnya peringkat 88) dengan pendapatan sekitar $35.299 juta, keuntungan sebesar $3.915 juta, dan total aset sebesar $72.557 juta.[1]
Fortune juga mencatat bahwa pada tahun 2013, Mondelez International Inc fokus pada produk panganan. Produknya antara lain biskuit, minuman, keju, makanan ringan, dan makanan kemasan lainnya.[2]
Sejarah
Awal Mula Mondelez
Mondelez mengawali bisnisnya dengan nama National Dairy Products Corporation (National Dairy), yang dibentuk pada 10 Desember 1923, oleh Thomas H. McInnerney.[3] Perusahaan ini awalnya didirikan sebagai gabungan dari beberapa perusahaan pengolah susu skala kecil. Dengan penggabungan ini, National Dairy dapat mengembangkan produksi olahan susu skala kecilnya, menjadi skala besar. Pada tahun 1930, National Dairy merupakan perusahaan pengolah susu terbesar di dunia, melampaui, Borden
McInnerney awalnya medirikan Hydrox Corporation, sebuah perusahaan pengahasil es krim yang terletak di Chicago, Illinois. Pada tahun 1923, ia datang ke Wall Street untuk meyakinkan bank investasi untuk membiayai rencananya untuk menggabungkan perusahaan es krim di Amerika Serikat. Ia awalnya menemui penolakan keras dari salah satu bank yang menganggap industri ini tidak bermartabat. Ia akhirnya dapat meyakinkan sebuah konsorsium, yang di dalamnya termasuk Goldman Sachs dan Lehman Brothers untuk membiayai rencananya.[4]
Sebagai hasilnya, National Dairy Products Corporation dibentuk pada tahun 1923 dari hasil penggabungan Hydrox milik McInnerney dengan Rieck McJunkin Dairy Co yang bermarkas di Pittsburgh, Pennsylvania. National Dairy akhirnya melantai di New York Stock Exchange dengan menawarkan 125.000 lembar saham, dan sempat mengalami kelebihan permintaan.[3]
National Dairy berkembang dengan cepat melalui banyak sekali akuisisi. Akuisisi ini lebih mengarah untuk memperbanyak produksi, ketimbang memperbanyak pemasukan, yang juga merupakan stategi dari McInnerney. National Dairy tercatat mengakuisisi lebih dari 55 perusahaan olahan susu dari tahun 1923 sampai 1931. Perusahaan-perusahaan ini, antara lain:
Lahir di Stevensville, Ontario, Kanada pada tahun 1874, James L. Kraft bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1903 dan mulai berbisnis dengan menjual keju dari pintu ke pintu di Chicago. Pada tahun pertama bisnisnya, ia merugi US$ 3.000 dan seekor kuda. Tetapi ia tetap berbisnis dan pada tahun 1909, ia dan empat saudaranya bergabung membentuk J.L. Kraft and Bros. Company.
Pada tahun 1912, perusahaan ini mendirikan kantor pusat di New York City, yang dipersiapkan untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Pada tahun 1914, 31 varian keju telah dipasarkan di Amerika Serikat.[5]
Pada tahun 1915, perusahaan ini menciptakan keju yang diproses dengan pasteurisasi, sehingga tidak memperlukan pendinginan, hal ini menyebabkan keju dapat lebih tahan lama dibandingkan keju biasa.[5] Proses pasteurisasi ini dipatenkan pada tahun 1916 dan hampir 3.000 ton keju jenis ini dijual ke U.S. Army, dan digunakan sebagai ransum selama Perang Dunia I.
Pada tahun 1916, perusahaan ini mulai mengiklankan produknya secara nasional dan membuat akuisisi pertamanya, dengan mengakuisisi produsen keju asal Kanada.[5]
Pada tahun 1924, perusahaan ini berganti nama menjadi Kraft Cheese Company dan melantai di Chicago Stock Exchange.[5] Pada tahun 1926, Kraft juga melantai di NYSE. Kraft lalu mulai melakukan banyak akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan sejenis. Strategi ini persis sama dengan strategi dari National Dairy. Perusahaan-perusahaan yang diakuisisi, antara lain:
Pada tahun 1927, Kraft mendirikan kantor cabang di London dan Hamburg.
Pada tahun 1928, Kraft mengakuisisi Phenix Cheese Company, produsen keju krim, dan sebagai hasilnya perusahaan ini berganti nama menjadi Kraft-Phenix Cheese Company.
Pada tahun 1929, The New York Times mengabarkan bahwa Kraft Phenix, The Hershey Company, dan Colgate berencana untuk bergabung.[6] Pada tahun yang sama, juga dilaporkan bahwa National Dairy, Borden, dan Standard Brands berencana untuk mengakuisisi Kraft-Phenix.
Pada tahun 1930, Kraft-Phenix telah menguasai 40% pangsa pasar keju di Amerika Serikat dan merupakan produsen olahan susu terbesar ketiga di Amerika Serikat, setelah National Dairy dan Borden. Pada tahun 1930, Kraft-Phenix mulai beroperasi di Australia, setelah bergabung dengan Fred Walker & Co.[5]
Akuisisi National Dairy atas Kraft-Phenix
Saat akuisisi pada tahun 1930, National Dairy berpenghasilan sebesar US$315 juta jika dibandingkan dengan penghasilan US$85 juta dari Kraft-Phenix. Ini karena National Dairy telah menjalankan berbagai macam bisnis. Perusahaan ini tetap disebut National Dairy sampai 1969, saat National Dairy memutuskan untuk berganti nama menjadi Kraftco.[7]
Sejarahnya, seluruh hasil penjualan dari Kraftco berasal dari produk olahan susu. Tetapi, Kraftco mulai mengembangkan produknya, dengan memproduksi permen karamel, makaroni, dan margarin. Mulai tahun 1950an, Kraftco mulai mengurangi produksi olahan susu berpenghasilan rendah, seperti susu cair.[8] Tren ini terus berlanjut, hingga produk olahan susu dari Kraftco hanyalah keju.
Pada tahun 1933, Kraftco mulai beriklan lewat radio. Pada tahun 1935, merek es krim 'Sealtest' diluncurkan sebagai pemersatu merek-merek es krim lokal milik Kraftco.[5]
Pengembangan produk dan iklan membantu pertumbuhan Kraftco, pada masa pasca perang. Pada tahun 1950an, Kraftco meluncurkan produk keju iris dan juga Cheez Whiz, produk saus keju.
Pada dekade 1950an juga, Thomas McInnerney, pendiri National Dairy, dan James L. Kraft, pendiri Kraft, meninggal dunia, yang menyebabkan Kraftco kehilangan arah, dan bahkan mengembangkan usaha ke bisnis kaca, dengan mengakuisisi Metro Glass pada tahun 1956.[5]
Pada tahun 1947, Kraftco mencoba kekuatan pemasaran dari media televisi, dengan memproduksi seri drama berjudul Kraft Television Theatre.
Pada dekade 1960an, pengembangan produk makin intens, dengan meluncurkan jeli buah, awetan buah, marshmallow, saus barbeque, dan Kraft Singles, produk keju iris yang dibungkus satu-persatu.[5] Pada dekade ini juga, Kraftco mulai mengembangkan bisnisnya ke luar Amerika Serikat.
Pada tahun 1961, Kraftco mengakuisisi Dominion Dairies of Canada, menandai usaha pertama Kraftco untuk mengmbangkan bisnis susu cair dan es krimnya ke luar Amerika Serikat.[9] Pada tahun yang sama, Kraftco juga mengakuisisi Southern Oil Company di Manchester, Inggris
Perubahan Nama
Pada tahun 1969, National Dairy memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Kraftco Corporation. Alasan yang diberikan oleh National Dairy adalah bahwa "Ekspansi dan inovasi telah menjauhkan National Dairy dari bisnis susu dan es krim yang telah dimulai sejak 1923. Hasil penjualan dari susu dan es krim ini relatif stagnan dalam 10 tahun terakhir, dan pada tahun 1969, terhitung bahwa penjualan produk tersebut hanya 25% dari total penjualan National Dairy."[10]
Pada tahun 1972, Kraftco memindahkan kantor pusatnya ke Glenview, Illinois.[5] Pada tahun 1976, Kraftco kembali berganti nama ke Kraft, Inc. untuk menekankan merek dagangnya yang telah dikenal luas dan juga fakta bahwa produk olahan susu (selain keju) hanya memberi sedikit kontribusi terhadap penghasilan perusahaan. Reorganisasi juga diadakan setelah perubahan nama ini.[5]
Hasil penjualan non-makanan yang menurun, membuat Dart & Kraft memutuskan untuk memecah bisnis non-makanannya (kecuali baterai Duracell) sebagai entitas bisnis yang berdiri sendiri, yang diberi nama (Premark International, Inc.). Sementara itu, Dart & Kraft mengganti nana kembali ke Kraft, Inc. Premark akhirnya dibeli oleh Illinois Tool Works pada tahun 1999. Pada tahun 1988, Kraft menjual Duracell ke Kohlberg Kravis Roberts. Gillete[5] akhirnya membeli Duracell pada tahun 1996.
Akuisisi oleh Philip Morris
Pada akhir tahun 1988, Philip Morris Companies membeli Kraft dengan harga US$12.9 milliar. Pada tahun 1989, Kraft digabung dengan General Foods, yang juga milik Philip Morris, produsen dari daging Oscar Mayer, kopi Maxwell House, jeli Jell-O, panganan beku Budget Gourmet, Entenmann's, Kool-Aid, Crystal Light, Tang, Post Cereals, dan Shake 'n Bake. Penggabungan ini menghasilkan Kraft General Foods. Pengembangan produk yang sebelumnya sangat cepat, menjadi sangat lambat akibat ukurannya yang terlalu besar dan juga politik perusahaan yang berbelit-belit.[5]
Pada tahun 1990, Kraft General Foods mengakuisisi kopi Jacobs, Philippe Suchard, dan Freia Marabou untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Pada tahun 1993, Kraft General Foods mengakuisisi merek Shredded Wheat dari RJR Nabisco, dan juga menjual merek es krim Breyers ke Unilever dan juga menjual merek Birds Eye ke Dean Foods. Pada tahun 1994, Kraft General Foods menjual unit makanan bekunya ke H.J. Heinz dan pada tahun 1995, Kraft General Foods menjual juga unit servis makanannya.[5]
Pada tahun 1995, Kraft General Foods mengganti namanya ke "Kraft Foods Inc". Pada tahun yang sama, Kraft menjual divisi roti, (kecuali Lender's Bagels, yang dijual pada tahun 1996 ke CPC International) dan juga divisi permennya, sirup Log Cabin juga dijual pada tahun 1997.[5]
Pada bulan Januari 2004, Kraft memulai proses restrukturisasi besar-besaran, guna menindaklanjuti penjualan yang terus menurun dan juga memecat wakil direktur, Betsy Holden. Kraft juga mengumumkan penutupan 19 pabriknya di seluruh dunia dan juga pemecatan 5.500 pegawai.
Pada tahun 2007, Philip Morris (sekarang Altria Inc.) menjual semua sahamnya di Kraft Foods, sehingga dua perusahaan ini tidak lagi berhubungan.
Ekspansi Finansial
Pada tahun 2000, Philip Morris (berganti nama menjadi Altria pada tahun 2003) mengakuisisi Nabisco Brands, Inc. dengan harga US$18.9 milliar dan menggabungnya dengan Kraft Foods.[5] Pada tahun 2001, Philip Morris menjual 280 juta unit saham milik Kraft melalui Penawaran Saham Perdana terbesar ketiga sepanjang sejarah, menyisakan 88,1% kepemilikan di Kraft Foods.
Investor, Nelson Peltz membeli 3% saham di Kraft Foods dan juga melobi pimpinan Kraft untuk merevitalisasi bisnis Kraft,[12] dengan pilihan untuk membeli restoran cepat saji Wendy's atau menjual merek sereal Post Cereals dan kopi Maxwell House.[12]
Pada tanggal 31 Januari 2007, stelah berbulan-bulan spekulasi, Kraft mengumumkan bahwa 88,1% saham milik Altria di Kraft akan dikembalikan ke pemegang saham Altria pada akhir bulan Maret 2007. Setiap pemegang saham akan diberi 0,7 saham di Kraft untuk setiap 1 saham yang mereka miliki di Altria. Dengan ini, Kraft menjadi perusahaan publik yang independen.
Pada bulan Juli 2007, Kraft membeli divisi biskuit dan sereal dari Groupe Danone dengan harga US$7.2 milliar, yang juga termasuk biskuit asal Prancis yang ikonik, Lefèvre-Utile.[12][13] Keputusan akuisisi ini tidak menuai protes dari rakyat Prancis, karena Kraft setuju untuk tidak menutup pabrik Danone di Prancis, dan akan mempertahankan kantor Danone di Paris, untuk setidaknya tiga tahun.[12]
Pada bulan November 2007, Kraft setuju untuk menjual divisi serealnya ke Ralcorp Holdings, seharga US$2.6 billion. Akuisisi ini menambah penghasilan Ralcorp hingga 50%. Sementara itu, Kraft akan menggunakan uang ini untuk membayar hutang yang cukup banyak, dan terancam diturunkan peringkatnya oleh Standard & Poor's.[14][butuh klarifikasi]
Pada bulan Februari 2008, Berkshire Hathaway mengumumkan telah mengakuisisi 8% saham di Kraft. Charles Munger juga memutuskan berinvestasi di Kraft sebanyak US$300 juta.
Pada tanggal 10 September 2010, seorang pegawai di pabrik Kraft di Philadelphia, Yvonne Hiller menembak 3 orang pegawai lainnya, dan membunuh 2 orang diantaranya. Hiller langsung diamankan oleh SWAT beberapa jam kemudian.[16]
Pada bulan Maret 2011, Kraft Foods memperkenalkan MiO, sebuah bumbu cair yang tidak mengandung gula dan kalori. Produk ini ditujukan untuk segmen usia 18–39.[17] MiO memang tidak mengandung bumbu buatan, tapi MiO mengandung pewarna buatan dan juga pemanis buatan.[18]
Pembelian Cadbury
Pada tanggal 7 September 2009, Kraft membuat tawaran sebesar £10.2 milliar kepada Cadbury, produsen camilan coklat Dairy Milk dan Bournville Cocoa.[19] Pada tanggal 9 November 2009, tawaran tersebut ditolak oleh Cadbury. Cadbury beralasan bahwa tawaran tersebut 'merendahkan'.[20] Kraft mengajukan lagi tawaran kepada Kraft pada 4 Desember 2009.[21] Tawaran akuisisi tersebut menciptakan berbagai macam penolakan dari rakyat Inggris, bahkan ada kalangan yang menginginkan pemerintah untuk membuat undang-undang yang melindungi akuisisi atas perusahaan Inggris.[22]
Pada tanggal 19 January 2010, Cadbury akhirnya menerima tawaran dari Kraft, senilai £11.5 milliar. Ironisnya, akuisisi ini juga didanai oleh RBS, sebuah bank milik pemerintah Inggris.[23]
Akuisisi atas Cadbury ini merupakan stategi jangka panjang dari direktur Kraft, Irene Rosenfeld.[24] Diasumsikan bahwa akuisisi ini akan membantu produk Kraft untuk berkembang di Brasil dan India, karena Cadbury telah memiliki pengaruh kuat di negara tersebut.[25][26] Kraft juga percaya bahwa akuisisi ini sangat dibutuhkan, karena kecenderungan dari penggabungan antara Nestle dan Hershey. Kraft juga percaya bahwa akuisisi ini dapat menghemat setidaknya US$675 juta tiap tahunnya.[27] Irene Rosenfeld melihat bahwa akuisisi ini sebagai "langkah yang logis menyongsong transformasi menuju pertumbuhan dan keuntungan yang tinggi". Rosenfeld jyfa menyatakan bahwa akuisisi ini bertujuan untuk membangun "pabrik snack dan camilan yang mendunia".[28]
Berkat akuisisi ini, Kraft menguasai 14,8% pasar permen dan permen karet.[29][29] Diikuti Mars, Inc. yang berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 14.6%, lalu Nestle dengan pangsa pasar 7.8%.[30]
[31] Akuisisi ini dianggap aneh, jika mengingat fakta bahwa Kraft tidak memiliki pengalaman apapun di bidang camilan.[32]Roger Carr, direktur Cadbury, menyatakan bahwa, "Kami percaya bahwa tawaran ini menggambarkan nilai yang baik pada pemegang saham Cadbury, dan kami senang dengan komitmen dari Kraft untuk menjaga sejarah dan budaya Cadbury di seluruh dunia".[33]
Pemecahan Kraft
Pada bulan Agustus 2011, Kraft Foods Inc mengumumkan rencananya untuk memecah perusahaan menjadi dua perusahaan publik yang berdiri sendiri, yakni satu perusahaan bergerak di bidang camilan dan satu perusahaan bergerak di bidang non-camilan.[34] Akhirnya pada bulan Oktober 2012, Kraft Foods Inc mengganti namanya menjadi Mondelēz International, yang bergerak di bidang camilan dan produk di luar Amerika Utara. Sedangkan di bidang non-camilan dan produk di Amerika Utara dibentuk perusahaan yang dinamai Kraft Foods Group.[35]
Awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama PT Nabisco Foods[36] yang didirikan pada 21 Maret 1995 dan mulai beroperasi pada 1996. Berlokasi di Cikarang, Bekasi, perusahaan ini dimiliki secara patungan antara Nabisco AS dan Grup Rodamas sebesar 70%-30%.[37] Dalam perkembangannya Nabisco diakuisisi oleh Kraft Foods sehingga nama perusahaan menjadi PT Kraft Indonesia mulai Mei 2008,[38] yang disusul pengakuisisian seluruh saham Rodamas oleh Kraft Foods Inc.[36]
Pada tahun 2007 seiring akuisisi bisnis biskuit dan penganan Danone oleh Kraft Foods AS, maka PT Danone Biscuits Indonesia ikut berada "satu payung" dengan PT Kraft Indonesia. Awalnya perusahaan tersebut didirikan pada Oktober 1994 sebagai perusahaan patungan antara Danone dan PT ABC Central Food Industry dengan kepemilikan 51%-49%. Berlokasi di Karawang, Jawa Barat, pabriknya memproduksi merek seperti "Prince", "TUC", "Lagenda" dan "Jacob's".[39] Setelah akuisisi oleh Kraft, PT Danone Biscuits Indonesia sempat berganti nama menjadi PT Kraft Foods Company Indonesia[40] sebelum akhirnya digabung dalam PT Kraft Indonesia.
Pada tanggal 1 Juli2013, Kraft Foods Indonesia secara resmi berganti nama menjadi Mondelēz Indonesia. Mondelēz Indonesia merupakan bagian dari Mondelēz Asia Pacific. Saat ini, Mondelēz Indonesia hanya memiliki satu pabrik yaitu PT Mondelēz Indonesia Manufacturing yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (sebelumnya juga ada di Bandung dan Karawang).[41] Sedangkan untuk importir dan distribusi dengan nama PT Mondelēz Indonesia Trading berlokasi di gedung South Quarter, Cilandak, Jakarta Selatan yang juga merupakan kantor pusat Mondelēz Indonesia. Selain itu, Mondelēz Indonesia juga bekerja sama dengan dua produsen biskuit Kokola yang berlokasi di Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yaitu PT Mega Global Food Industry (MGF) untuk memproduksi Biskuat dan Chips Ahoy!, serta PT Unggul Indo Modern Sejahtera (Unimos) untuk memproduksi Oreo Dutch Cocoa Wafer.
Produk
Produk Mondelēz di Indonesia saat ini antara lain: