Drs. H. Muhammad Muzammil Basyuni (7 Oktober 1947 – 28 Maret 2018)[1] adalah mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Republik Arab Suriah. Ia dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Oktober 2006. Pernah menjabat sebagai Ketua BPPMI Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal dilantik oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin pada Jum'at, 22 Januari 2016 di Kantor Kementerian Agama Thamrin.[2]
Kehidupan pribadi
Muzammil dibesarkan di lingkungan keluarga santri. Ayahnya, KH. Basyuni Masykur, merupakan seorang ulama kharismatik di Rembang. Kakaknya, Muhammad Maftuh Basyuni, adalah mantan Menteri Agama Indonesia, dan adiknya, Siti Fatimah Basyuni, menikah dengan KH. Musthofa Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang.
Muzammil pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Kulliyatul Mu'allimin Al Islamiyah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, dan Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta (1966/1967), serta Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1967/1968). Muzammil adalah lulusan Fakultas Adab dan Syariah, Universitas Baghdad Irak tahun 1972.
Ia menikah dengan Diana Murni pada tahun 1976 dan dikaruniai 4 orang anak, yaitu: Jihan Shaikhlia Muzammil, M. Fitriawan Atieqy Muzammil, M. Zuhdy Adiansyah Muzammil, dan Selly Amalina Muzammil. Ia telah memiliki empat orang cucu.
Karier Diplomat
Muzammil memulai kariernya pada Departemen Luar Negeri sejak tahun 1974, dengan penugasan sebagai Letda Tituler/Perwira Interpreter Arab dengan gelar diplomatik Atase Lokal UNEF di Sinai, Mesir tahun 1975—1976. Setelah kembali dari Sinai, Muzammil diangkat menjadi Pjs. Kasubag Penyusunan Rencana Pusdiklat Deplu. Pada tahun 1977, ia ditugaskan sebagai Interpreter Arab Presiden RI Soeharto pada kunjungan kenegaraan ke negara-negara Arab (Kuwait, Arab Saudi, Suriah, Mesir, dan Yordania).
Pada tahun 1984, ia ditempatkan sebagai Kasubid Penerangan di KBRI Tunis dengan gelar diplomatik Atase, kemudian dengan gelar Sekretaris Tiga. Pada tahun 1988, sekembali dari Tunis, ia menjabat sebagai Kasi KSE-OKI-TT Dit HENB Ditjen HELN. Pada tahun 1991, ia ditempatkan sebagai Kabidekon di KBRI Bandar Seri Begawan dengan gelar diplomatik Sekretaris Dua, kemudian naik menjadi Sekretaris Satu. Pada tahun 1995 sekembali dari Brunei, ia menjabat sebagai Kabag Pertambangan dan Energi pada Biro Ekonomi Setnas ASEAN. Pada tahun 1999, ia ditempatkan sebagai Kabidekon di KBRI Madrid, Spanyol dengan gelar diplomatik Counsellor, kemudian naik menjadi Minister Counsellor.
Dengan dilaksanakannya restrukturisasi Departemen Luar Negeri, ia ditarik ke Jakarta. Pada tanggal 3 Mei 2002, ia dilantik sebagai Direktur Timur-Tengah Ditjen Aspasaf sampai dengan tahun 2004. Pada bulan November 2004, ia mendapat tugas penempatan sebagai Wakil Kepala Perwakilan RI / DCM & HOC di KBRI Kairo, dengan gelar diplomatik Minister. Pada 16 Oktober 2006, Muzammil dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar Republik Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Arab Suriah.
Penghargaan
Muzammil pernah menerima beberapa Piagam Penghargaan, antara lain dari:
- Menhankam/Pangab RI M. Panggabean tahun 1975
- Menlu RI Adam Malik tahun 1976
- "International Congress on Islam and Population Policy", Jakarta/Lhokseumawe 1990
- "Pertemuan Informal Para Kepala Pemerintahan ASEAN" 1996
- "Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri OKI" tahun 1996
- Bintang "United Nations in the Service of Peace" dari Panglima UNEF tahun 1975
- Bintang "Satyalancana Santi Dharma" dari Menhankam/Pangab RI tahun 1975
- Bintang "Order of Kuwait Fourth Class" dari Emir Kuwait tahun 1977
- Bintang "Fourth Class of the Order of Merit" dari Presiden Mesir Anwar Sadat tahun 1977
- Bintang "Satyalancana Karya Satya 20 tahun" dari Presiden RI tahun 1997
- Bintang "Syrian Order of Merit Medal of the Excellent Degree" dari Presiden Basyar Al-Assad tahun 2010
Referensi