Pelayo adalah seorang bangsawanVisigoth. Codex Vigilanus menyatakan bahwa ayahanda Pelayo adalah seorang "dux" Gallaecia, yang dibunuh oleh Wittiza. Tawarikh Alfonso III menyatakan Pelayo adalah cucu laki-laki Cindaswintus dan menyatakan bahwa ayahandanya dibutakan di Córdoba, atas desakan Wittiza.[1] Pelayo diduga merupakan salah satu pengawal pribadi Roderikus, Raja Visigoth. Pelayo kembali ke wilayah asalnya (wilayah utara Spanyol saat ini) dan menjadi pemimpin perlawanan terhadap Manuza, gubenur pilihan suku Moor di wilayah tersebut.
Dia ditangkap pada 717 dan dipenjara oleh suku Moor namun beberapa saat kemudian, dia berhasil melarikan diri dan kembali ke Asturias, di mana dia berhasil mengalahkan Munuza dan mendirikan Kerajaan Asturia pada 718, dengan ibu kota di Cangas de Onís. Berdasarkan tradisi Visigoth, dia dipilih sebagai raja pertama berdasarkan pemungutan suara oleh rakyat Asturias.
Beberapa tahun kemudian, Kerajaan Asturias menghadapi tekanan yang semakin kuat. Hingga tahun 722, Kerajaan Asturias dalam kondisi yang tidak aman, ketika tentara suku Moor (termasuk pasukan berkuda dengan senjata berat) dikirim untuk menghancurkan Kerajaan Asturias dalam pertempuran Covadonga. Namun Pelayo berhasil memenangkan pertempuran dengan taktiknya yang cemerlang, Pelayo dan pasukannya yang kecil dikenal dengan sebutan "thirty wild donkey (Bahasa Indonesia: 30 keledai liar)". Kemenangan ini memberikan dampak yang luar biasa kepada penduduk Asturias dan wilayah sekitarnya, dan memperbesar jumlah tentara Pelayo. Dengan peningkatan kekuatan militer, Pelayo melipat gandakan wilayah Kerajaan Asturias dengan menyerbu wilayah Moor bagian selatan. Karena kemenangan tersebut, Pelayo diangkat sebagai pahlawan bagi Asturias dan Spanyol, dan Portugal.
Pelayo wafat pada 737, dan putranya Favila menjadi raja menggantikannya. Akan tetapi menurut catatan sejarah, Favila tidak bertakhta dalam waktu yang lama karena terbunuh oleh seekor beruang.
Castillo Álvarez, Arcadio del; Montenegro Valentín, Julia (1992). "Don Pelayo y los orígenes de la Reconquista". Revista Española de Historia (dalam bahasa Spanyol). 52 (180): 5–32. ISSN0018-2141.
Deyermond, Alan (1985). "The Death and Rebirth of Visigothic Spain in the Estoria de España". Revista Canadiense de Estudios Hispánicos. 9 (3): 345–67.
García Villada, Zacarías, ed. (1918). "Rotensis". Crónica de Alfonso III (dalam bahasa Spanyol and Latin). Madrid: Sucesores de Rivadeneyra. hlm. 99–132. Diakses tanggal 1 July 2012.
Gil Fernández, Juan; Moralejo, José L.; Ruiz de la Peña, Juan Ignacio (1985). Crónicas Asturianas (dalam bahasa Spanyol). Universidad de Oviedo. hlm. 194–222. ISBN978-84-600-4405-5. Diakses tanggal 30 June 2012.