Share to:

 

Pertempuran Adrianopel

Pertempuran Adrianopel
Bagian dari Perang Got tahun 376–382
dan Perang Romawi–Jermani

Peta tempur menurut Departemen Sejarah
Akademi Militer Amerika Serikat
Tanggal9 Agustus 378
LokasiDi sekitar kota Adrianopel, Kekaisaran Romawi Timur
(sekarang Edirne, Turki)

41°49′N 26°30′E / 41.81°N 26.50°E / 41.81; 26.50
Hasil Kemenangan pihak Got
Pihak terlibat
Orang Got
Orang Alan
Kekaisaran Romawi Timur
Tokoh dan pemimpin
Fritigern
Alateos
Safraks
Kaisar Valens 
Sebastianus 
Trayanus 
Viktor
Rikomer
Kekuatan
20.000 prajurit[1] 30.000 prajurit[2]
Korban
Tidak diketahui 10.000–15.000 [3] atau 20.000 jiwa[4] (kira-kira dua pertiga dari pasukan Romawi)[5]

Pertempuran Adrianopel atau Pertempuran Hadrianopolis adalah pertempuran antara pasukan Romawi Timur yang dipanglimai Kaisar Valens melawan pasukan pemberontak Got (kebanyakan orang Terwing, dibantu orang Greutung, orang Alan yang bukan bagian dari masyarakat Got, dan pelbagai gerombolan pemberontak lokal) yang dipanglimai Fritigern. Pertempuran yang berlangsung di sekitar kota Adrianopel di Provinsi Trakia (sekarang Edirne, Turki) ini merenggut nyawa Kaisar Valens dan berakhir dengan kemenangan mutlak pihak Got.[6]

Sebagai bagian dari Perang Got tahun 376–382, pertempuran ini kerap dianggap sebagai permulaan dari rentetan peristiwa yang berakhir dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5.

Riwayat sezaman yang terperinci seputar sebab-musabab pertempuran ini dari sudut pandang Romawi disajikan oleh Amianus Marselinus sebagai puncak pemaparan yang ditempatkan pada bagian akhir risalah sejarahnya.[7]

Latar belakang

Pada tahun 376, orang Got, di bawah pimpinan Alavivus dan Fritigern, memohon supaya dizinkan untuk bermukim di wilayah Romawi Timur lantaran negeri mereka sudah dirampas orang Hun. Karena berharap kelak mereka akan menjadi petani dan prajurit, Kaisar Valens mengizinkan orang Got untuk menetap di wilayah Romawi Timur sebagai sekutu (foederati). Meskipun demikian, sesudah orang Got menyeberangi Sungai Donau dan masuk ke wilayah Romawi Timur, tindakan-tindakan curang para kepala pasukan provinsi Romawi, Lupisinus dan Maksimus, membuat masyarakat pendatang baru itu menanggung banyak penderitaan dan akhirnya memberontak.

Kaisar Valens meminta Grasianus, Kaisar Romawi Barat, mengirim bala bantuan untuk menundukkan orang Got. Kaisar Grasianus mengutus panglima Frigeridus bersama bala bantuan. Selain itu, ia juga mengutus kepala pasukan pengawalnya, Rikomer. Selama dua tahun menjelang Pertempuran Adrianopel, pasukan Romawi dan pasukan Got sudah beberapa kali bertempur dari palagan ke palagan, tetapi belum tampak tanda-tanda kemenangan yang jelas.[8]

Pada tahun 378, Kaisar Valens memutuskan untuk turun tangan langsung. Ia meningkatkan kekuatan tempurnya dengan menarik pasukan-pasukan Romawi Timur dari provinsi Suriah dan mendatangkan pasukan-pasukan cadangan Romawi Barat dari provinsi Galia.[9]

Kaisar Valens berangkat dari Antiokhia ke Konstantinopel, dan tiba pada tanggal 30 Mei. Ia mengangkat Sebastianus yang baru datang dari Italia, untuk merombak susunan angkatan perang Romawi yang sudah berada di provinsi Trakia. Sebastianus memilih 2.000 legionarius lalu berkirab menuju Adrianopel. Sepanjang perjalanan, mereka menyerang detasemen-detasemen kecil orang Got yang mereka jumpai. Fritigern, selaku panglima angkatan perang Got, menempatkan pasukan Nikopolis dan Beroe (sekarang Stara Zagora) untuk bersiap-siap menghadapi gempuran Romawi.[6][10][11]

Sebagian besar pasukan angkatan perang Kaisar Grasianus ketika itu berada di Panonia dan sedang menghadapi serangan yang dilancarkan dari seberang Sungai Rhein oleh orang Lentienser (bagian dari masyarakat Alemani). Sesudah kembali merapatkan barisan dan mengalahkan orang Lentienser di dekat Argentaria (sekarang Colmar, Prancis), angkatan perang Kaisar Grasianus berangkat ke timur. Sebagian lewat laut dan sebagian lewat darat.[6][12]

Mendengar berita keberhasilan Sebastianus menghadapi orang Got dan kemenangan Kaisar Grasianus atas orang Lentienser, Kaisar Valens merasa lebih dari sekadar siap untuk menciptakan kemenangannya sendiri. Dalam rangka menggabungkan pasukannya dengan pasukan Sebastianus sebelum menggempur orang Goth, Kaisar Valens memindahkan angkatan perangnya dari Melantias ke Adrianopel. Pada tanggal 6 Agustus, telik sandi melaporan bahwa kira-kira 10.000 orang Got sedang bergerak menuju Adrianopel dari suatu tempat yang berjarak 25 kilometer di sebelah utara. Sebagai langkah persiapan di Adrianopel, Kaisar Valens membentengi perkemahannya dengan parit dan tanggul.[13]

Rikomer sudah diutus lebih dulu oleh Kaisar Grasianus ke Adrianopel untuk menyampaikan surat berisi imbauan kepada Kaisar Valens untuk bersabar menunggu kedatangannya bersama bala bantuan sebelum bertempur. Para perwira Kaisar Valens juga menasihatinya supaya menunggu kedatangan Kaisar Grasianus, tetapi Kaisar Valens memutuskan untuk tidak perlu berlama-lama lagi dan segera bertempur, karena merasa sudah siap meraih kemenangan mutlak.[13]

Orang Goth juga terus memantau gerak-gerik pasukan Romawi, dan pada tanggal 8 Agustus, Fritigern mengutus seorang duta menghadap Kaisar Valens, menawarkan perdamaian dan persekutuan sebagai ganti wilayah Romawi. Lantaran sudah yakin bakal menang dengan jumlah prajurit yang lebih banyak, Kaisar Valens menampik tawaran itu.[13] Ia lupa memperhitungkan kekuatan pasukan aswasada Got yang sudah pergi jauh mencari makan.[14]

Susunan angkatan perang Romawi

Reka ulang tampilan perwira muda Romawi abad ke-4 M. Para prajurit mungkin menyandang peranggu tempur yang sama seperti di foto ini.

Angkatan perang Kaisar Valens mungkin terdiri atas pasukan-pasukan dari tiga comitatensis, yaitu comitatensis Trakia yang berpangkalan di kawasan timur Jazirah Balkan, yang mungkin sudah menanggung kerugian besar pada tahun 376–377; comitatensis di Hadirat Kaisar ke-1; dan comitatensis di Hadirat Kaisar ke-2. Kedua comitatensis di Hadirat Kaisar tersebut biasanya berpangkalan di Konstantinopel pada masa damai, tetapi sudah dikerahkan ke garis perbatasan dengan wilayah Persia pada tahun 376 dan dikerahkan ke barat pada tahun 377–378.[15][16]

Angkatan perang Kaisar Valens mencakup kesatuan-kesatuan purnawirawan, yakni orang-orang yang sudah biasa berperang. Keseluruhan angkatan perang terdiri atas tujuh legiun[17] – antara lain Legio I Maximiana dan pasukan bantu kekaisaran – yang masing-masing terdiri atas 700 sampai 1000 prajurit. Pasukan aswasada terdiri atas aswada pemanah (sagittarii) dan aswasada pengawal kaisar (Scholae).

Corak perisai Germaniciani seniores menurut Notitia Dignitatum

Pasukan-pasukan dalam angkatan perang Kaisar Valens menurut Amianus Marselinus adalah sebagai berikut:

  • Legiun lanciarii, dan mattiarii. Di dalam Notitia Dignitatum, kedua-duanya tergolong ke dalam legiones palatinae. Beberapa pihak mengklaim bahwa mattiarii adalah pasukan-pasukan sekutu. Meskipun demikian, mungkin saja mattiarii adalah sebutan bagi pasukan pejalan kaki bersenjata gada (mattea adalah kata Latin untuk gada). Kaisar Valens dikabarkan berlindung di belakang pasukan lanciarii dan mattiarii sesudah pasukan-pasukan lainnya tumbang (sepertinya menunjukkan betapa gawatnya situasi saat itu). Kedua legiun ini pun pada akhirnya tidak kuasa membendung serangan pasukan Got.
  • Sepasukan besar orang Batavi. Tampaknya mereka disiagakan sebagai pasukan cadangan tetapi kabur, karena dikabarkan bahwa ada seorang comes bernama Viktor yang hendak mengerahkan mereka tetapi tak kunjung menemukan batang hidung mereka.
  • Pasukan scutarii (aswasada bertameng) dan pasukan pemanah. Karena salah satu atau kedua-duanya dikepalai oleh Bakurius orang Iberia, kemungkinan kedua pasukan tersebut adalah pasukan bantu dari Iberia Kaukasia (sekarang termasuk wilayah negara Georgia) alih-alih pasukan asli Romawi.

Amianus juga menyinggung keterlibatan perwira-perwira berikut ini:

  • Rikomer (Richomeres), comes Franka yang mengepalai pasukan domestici Kaisar Grasianus, yakni pasukan jagapati yang disiagakan di istana. Rikomer diutus untuk membantu Kaisar Valens pada tahun 376. Ia menawarkan diri untuk dijadikan sandera demi terlaksananya perundingan sesudah Ekuitus menolak dijadikan sandera. Ia lolos dari maut, tampaknya karena meninggalkan medan laga.
  • Sebastianus, baru datang dari Italia sebelum pertempuran berlangsung, dan jelas berjuang selaku salah seorang pemimpin umum di bawah kaisar Valens. Gugur di medan laga.
  • Victor, pemimpin umum pasukan aswasada, kelahiran Sarmasia, memimpin para perwira yang menasihati Kaisar Valens supaya bersabar menunggu kedatangan Kaisar Grasianus.
  • Ekuitius, masih terhitung kerabat Kaisar Valens, seorang tribunus dan pengurus istana berpangkat tinggi. Menolak dijadikan sandera lantaran pernah menjadi tahanan orang Got di Dibaltum tetapi berhasil lolos sehingga takut dijadikan sasaran balas dendam. Gugur di medan laga.
  • Bakurius (diduga romawisasi dari nama Bakur), warga pribumi dan kemungkinan besar pangeran Iberia, mengepalai pasukan pemanah dan/atau pasukan scutarii bersama Kasio yang menemani Rikomer sebagai sandera, dan yang melancarkan serangan sebelum turun perintah untuk menyerang.
  • Trayanus, tampaknya mengepalai angkatan perang Romawi sebelum diambil alih Kaisar Valens. Ia disebut sebagai pribadi yang cemerlang, sehingga kematiannya di medan laga disesali sebagai kerugian besar. Diduga ia masih hidup ketika Kaisar Valens lari berlindung ke balik pasukan lanciarii dan pasukan mattiarii.
  • Viktor, comes yang berusaha mengerahkan pasukan cadangan Batavi ke tengah kancah pertempuran.
  • Kasio, kepala pasukan pemanah dan/atau pasukan scutarii yang menemani Rikomer sebagai sandera.
  • Saturninus, magister militum vacans, referred to as being able to stay alive by retreating.
  • Valerianus, kepala pengurus satwa tempur. Gugur di medan laga.
  • Potensius, tribunus pasukan Promoti, salah satu cabang pasukan aswasada. Potensius adalah anak Ursicinus, mantan panglima angkatan perang Romawi. Ia "mati muda, pribadi yang disegani semua susilawan."
  • Tiga puluh lima orang tribunus yang gugur, baik tribunus kepala pasukan maupun tribunus pembantu panglima. Diduga ada banyak tribunus lain yang terlibat tetapi tidak ikut gugur di medan laga.

Kekuatan tempur

Beberapa sejarawan modern sudah berusaha memperhitungkan kekuatan tempur angkatan perang Kaisar Valens.

Menurut perkiraan Warren Treadgold, pada tahun 395, comitatensis Trakia berkekuatan 24.500 prajurit, sementara comitatensis ke-1 dan ke-2 di Hadirat Kaisar masing-masing berkekuatan 21.000 prajurit.[18] Sekalipun demikian, ketiga-tiganya mencakup kesatuan-kesatuan yang dibentuk (antara lain beberapa kesatuan Theodosiani) atau dipindahtugaskan (pelbagai legiun di Trakia) seusai Pertempuran Adrianopel.[15] Selain itu, pasukan-pasukan diperlukan untuk melindungi Markianopolis dan kota-kota lain yang terancam bahaya, sehingga agaknya tidak mungkin ketiga comitatensis itu bertempur bersama-sama.

Meskipun dmikian, beberapa sejarawan modern memperkirakan bahwa jumlah prajurit Romawi yang sesungguhnya mungkin saja mencapai angka 15.000 men, terdiri atas 10.000 prajurit pejalan kaki dan 5.000 prajurit aswasada.[19]

Gugus tempur

Mustahil dapat dibuat daftar pasti kesatuan-kesatuan angkatan perang Romawi yang terlibat dalam Pertempuran Adrianopel. Sumber yang tersedia hanyalah karya tulis Amianus dan risalah Romawi Timur berjudul Notitia Dignitatum. Amianus menceritakan jalannya pertempuran tetapi tidak banyak mencantumkan nama kesatuan yang terlibat, sementara Notitia Dignitatum]] merinci kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata Romawi pada akhir abad ke-4, sesudah kemangkatan Kaisar Teodosius. Banyak kesatuan di Balkan yang dirinci di dalam Notitia Dignitatum baru dibentuk sesudah Pertempuran Adrianopel; beberapa kesatuan lain dipindahtugaskan dari daerah-daerah lain sebelum atau sesudah Pertempuran Adrianopel; dan kesatuan-kesatuan lain dirinci di dalam satu atau lebih dari satu sektor. Beberapa kesatuan yang terlibat dalam Pertempuran Adrianopel mungkin saja sudah dilebur ke dalam kesatuan lain atau dibubarkan karena kerugian yang dideritanya. Angkatan perang Romawi terdiri atas pasukan pejalan kaki dengan persenjataan berat, pelbagai pasukan pemanah, dan pasukan aswasada.[20]

Susunan angkatan perang Got

Kemungkinan besar ada dua pasukan utama Got di tepi selatan Sungai Donau. Fritigern memimpin salah satunya. Sebagian besar prajurit di dalam pasukan utama ini adalah orang-orang Terwing yang terbuang. Pasukan utama yang satu lagi dipanglimai Alateos dan Safraks. Sebagian besar prajurit di dalam pasukan utama ini berasal dari orang-orang Greutung yang terbuang.

Fritigern menurunkan sebagian besar kalau bukan seluruh prajurit pasukannya ke kancah pertempuran, dan tampaknya memimpin pasukan pertama yang dihadapi pihak Romawi. Alateos dan Safraks mengerahkan pasukan aswasada mereka ke kancah pertempuran "laksana petir menyambar-nyambar" pasukan Romawi. Pejuang-pejuang Alan berada di dalam pasukan ini.

Kutipan

  1. ^ Williams and Friell, hlm. 179
  2. ^ Williams, S. Friell, G., Theodosius: The Empire at Bay. hlm. 177
  3. ^ Heather, Peter, 1999, The Goths, hlm. 135
  4. ^ Williams and Friell, hlm. 18
  5. ^ Williams and Friell, hlm. 19
  6. ^ a b c Zosimus, Historia Nova, book 4.
  7. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapters 12–14.
  8. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapters 3–9.
  9. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapters 7–11.
  10. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapter 11.
  11. ^ Socrates Scholasticus, Church History, book 1, chapter 38.
  12. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapters 10–11.
  13. ^ a b c Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapter 12.
  14. ^ Roman Empire – Adrianople Diarsipkan 29 March 2007 di Wayback Machine. roman-empire.net. Illustrated History of the Roman Empire. Temu balik tanggal 2 April 2007.
  15. ^ a b Eastern Notitia Dignitatum, parts 5, 6, & 8.
  16. ^ Ammianus Marcellinus, Historiae, book 31, chapters 7 & 11.
  17. ^ Coombs-Hoar, Adrian (2015). Eagles in the Dust: The Roman Defeat at Adrianopolis AD 378. Casemate Publishers. hlm. 70. ISBN 978-1781590881. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  18. ^ Treadgold, Warren, 1995, Byzantium and Its Army, 284–1081, Stanford, Stanford University Press.
  19. ^ Heather, Peter. The Fall of the Roman Empire: A New History of Rome and the Barbarians. Oxford, New York: Oxford University Press, Inc., 2007. ISBN 978-0-19-532541-6. p. 181.
  20. ^ Simon Macdowall, Adrianople Ad 378, Osprey Publishing, 2001, ISBN 1-84176-147-8

Rujukan

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya