Plered, Cirebon
Di Kecamatan Plered banyak terdapat industri mebel dan rotan terutama di Desa Tegalsari. Selain di Tegalsari, industri rotan juga berkembang di Desa Tegalwangi. (Desa Tegal Sari adalah desa hasil pemekaran dari Desa Tegalwangi. Sekarang, Desa Tegalwangi tetap berada di Kecamatan Weru, sedangkan Desa Tegal Sari bergabung dengan Kecamatan Plered. Kecamatan Plered adalah Kecamatan pemekaran dari Kecamatan Weru). Hasil industri rotan sebagian besar diekspor dan merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kabupaten Cirebon. Pada masa jayanya setiap bulan diekspor tidak kurang 1.000 kontainer meubel rotan. Saat ini industri rotan telah menyebar ke kecamatan disekitar Plered seperti Kecamatan Plumbon, Klangenan, Jamblang, dan Palimanan. Selain rotan di Plered juga terdapat sentra industri batik yang cukup tua di Desa Trusmi Kulon dan Trusmi Wetan. Sebagian besar masyarakat kedua desa berpenghasilan dari batik. Seiring dengan dinamika yang ada, kerajinan batik ini sudah dikemas menjadi salah satu industri wisata budaya di Kabupaten Cirebon. Selain sebagai sentra Batik Cirebonan, di Trusmi terdapat pula sebuah kompleks makam keramat, yaitu Ki Buyut Trusmi. Di sini setiap tahun, tepat pada saat perayaan Maulid Nabi, terdapat sebuah ritual keagamaan yang oleh para penganutnya dipercaya dapat mengabulkan keinginan, jika mandi di sebuah kolam, yang disebut Balong Trusmi. Sampai saat ini tradisi tersebut masih dilaksanakan. Motif batik yang terkenal sampai ke mancanegara adalah motif batik megamendung. Proses pembuatan dengan keahlian tangan terampil dan motif yang khas membuat batik ini bernilai seni tinggi dan diminati masyarakat internasional. Salah satu bukti eksistensi batik di desa trusmi adalah peninggalan gedung tua Koperasi batik indonesia (GKBI), yang sampai saat ini masih berdiri megah. DesaPranala luar
|