Arjawinangun, Cirebon
Arjawinangun (Carakan: ꦄꦂꦗꦮꦶꦤꦔꦸꦤ꧀) sejarah Arjawinangun[1] adalah sebuah tempat beristirahat berubah menjadi nama kecamatan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak di bagian barat Kabupaten Cirebon, yang cukup dekat dengan Kabupaten Indramayu. Terletak di pesisir Pantai Utara Jawa Barat. Kota kecamatan yang cukup strategis ini dilewati jalan provinsi yang lebih dikenal dengan jalur Pantura, dilewati oleh jalur Kereta Api Lintas Jawa. Orang yang biasa pulang kampung dari Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur melewati jalur pantura pasti melewati kota kecamatan ini. Kampus ITB Cirebon tengah dibangun di Kecamatan ini yang terletak di desa Kebonturi dan desa Geyongan.[2] sebelah selatan dekat dengan wilatayah kecamatan Palimanan terkenal dengan sumber air panas (Banyu Panas )dari pabrik indocemen jalur menuju arah Bandung jawa barat Geografi
Kecamatan Arjawinangun merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Cirebon yang memiliki ketinggian antara 26,5 – 45,5 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Arjawinangun, adalah berupa daratan seluas 23,7 km². Wilayah administrasi Kecamatan Arjawinangun terdiri dari 11 Desa. Wilayah desa terluas adalah Desa Arjawinangun (3,6 km²) sedangkan desa dengan luas terkecil adalah Desa Rawagatel (0,8 km²).[1] Letak daratan Kecamatan Arjawinangun memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Desa yang berada pada kecamatan Arjawinangun adalah Sende, Jungjang Wetan, Jungjang, Arjawinangun, Tegalgubug, Rawagatel, Tegalgubug Lor, Karangsambung, Bulak, Geyongan, dan Kebonturi. Wilayah Kecamatan Arjawinangun bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Gegesik dan Kecamatan Susukan; bagian selatan dengan Kecamatan Ciwaringin; bagian barat dengan Kecamatan Palimanan dan Kecamatan Susukan; bagian timur dengan Kecamatan Klangenan dan Kecamatan Gegesik. PemerintahanKecamatan Arjawinangun terdiri dari 11 Desa, 48 Dusun dengan jumlah RW dan RT sebanyak 72 dan 250. Menurut klasifikasi perkembangannya, Desa yang tergolong klasifikasi Swadaya sebanyak 7 yaitu Desa Jungjang, Tegalgubug, Rawagatel, Tegalgubug Lor, Karangsambung, Bulak, Geyongan dan Kebonturi; Desa yang tergolong klasifikasi Swakarya sebanyak 3 yaitu Sende, Jungjang Wetan dan Arjawinangun; Desa yang tergolong klasifikasi Swasembada sebanyak 0, dan yang lainnya sebanyak 0. Jumlah anggota BPD di kecamatan Arjawinangun pada tahun 2019 terdiri dari 51 orang, sedangkan jumlah anggota LPMD terdiri dari 67 orang.[2] PendudukPenduduk Kecamatan Arjawinangun berdasarkan Data disdukcapil tahun 2019 sebanyak 68.891 jiwa yang terdiri atas 34.943 jiwa penduduk laki-laki dan 33.948 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan jumlah penduduk tahun 2018, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Arjawinangun sebesar 0,02 persen. Kepadatan penduduk di Kecamatan Arjawinangun tahun 2019 mencapai 2.907 jiwa/km². Kepadatan Penduduk di 11 Desa cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Desa Jungjang dengan kepadatan sebesar 4.429 jiwa/km² dan terendah di Desa Geyongan sebesar 1.545 jiwa/km².[3] PendidikanTersedianya sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga SMA, dari sekolah milik pemerintah hingga swasta. Pondok Pesantren yang sudah dikenal di berbagai daerah, bisa Anda temui di sini di bawah asuhan ulama-ulama handal asli Arjawinangun. Beberapa sekolah negeri dan swasta serta sekolah khusus di Arjawinangun:[4][5] Pendidikan Anak Usia Dini
Taman Kanak-kanak atau setara
Sekolah Dasar atau setara
Sekolah Menengah Pertama atau setara
Sekolah Menengah Kejuruan atau setara
Sarana PeribadatanTiga rumah ibadah bisa anda temukan di Arjawinangun Wihara yang berhadapan langsung dengan Gereja, Masjid yang terletak di jantung Kota Alun-alun . Ini sebagai simbol bahwa kerukunan umat beragama sangat terjaga dan kebebasan beribadah masing-masing umat beragama pun sangatlah terjamin. Rumah peribadatan tersebut juga berdekatan dengan sekolah negeri, yaitu SDN 1 Arjawinangun, SDN 2 Arjawinangun, SDN 3 Arjawinangun, SDN 4 Arjawinangun, dan SMPN 1 Arjawinangun. Kelurahan/desa
Referensi
|