Tebal serangan yang menewaskan lebih dari 40 orang ‡ serangan yang menewaskan lebih dari 100 orang Garis bawah serangan teroris paling mematikan sampai sekarang
Pada tanggal 16 Desember 2014, enam pria bersenjata dari Tehrik-i-Taliban Pakistan[5][6] masuk gedung Army Public School di kota Peshawar, Pakistan, dan menyandera staf sekolah beserta murid-muridnya.[7] Lebih dari 145 orang, kebanyakan di antaranya anak-anak berusia antara 10 sampai 18 tahun,[6][8][9] tewas; 114 lainnya cedera[4] dan dilarikan ke Combined Military Hospital dan Lady Reading Hospital, Peshawar.[5][10] Sebagian besar murid yang berjumlah 500 orang diungsikan oleh angkatan darat.[6] Operasi berakhir setelah keenam teroris ditembak mati menjelang Selasa malam.[11]
Army Public School terletak di Warsak Road, dekat Cantonment, Peshawar, dan merupakan bagian dari Army Public Schools & Colleges System yang mengoperasikan 146 sekolah di Pakistan.[2]
Serangan
Serangan dimulai sekitar siang hari ketika enam pria bersenjata[2] berseragam Pakistani Frontier Corps[5] memasuki kawasan sekolah dari belakang lewat pemakaman di samping sekolah[5] setelah memanjati dindingnya. Sebelum masuk sekolah, para teroris membakar sejumlah kendaraan, lalu melepaskan tembakan dengan senjata otomatis[1] di aula tengah sekolah. Saat itu siswa sedang berkumpul di aula untuk menjalani kegiatan sekolah.[5][13]
Enam teroris ditembak mati oleh pasukan keamanan setelah mengosongkan sekolah. Pasukan keamanan memperlambat laju operasi ini karena mempertimbangkan risiko peledak rakitan yang ditanam para teroris di kawasan sekolah.[1]
Tanggung jawab
Juru bicara Tehrik-i-Taliban Pakistan, Mohammad Omar Khorasani, mengaku bertanggung jawab atas serangan ini dan mengatakan bahwa serangan tersebut adalah pembalasan bagi Operasi Zarb-e-Azb, serangan angkatan darat Pakistan di Waziristan Utara yang dimulai pada musim panas 2014.[13] Ia menjelaskan bahwa TTP ingin pihak militer merasakan penderitaan anggota TTP yang keluarga beserta istrinya tewas akibat serangan militer Pakistan.[14]
"Enam pejuang kami berhasil menyusup ke sekolah angkatan darat dan mereka mendapat perintah dari luar sekolah," kata Khorasani lewat telepon. "TTP mengambil langkah ekstrem ini sebagai bentuk balas dendam. Kami akan menyerang setiap instansi yang terkait dengan angkatan darat kecuali mereka menghentikan operasi militernya dan mengakhiri pembunuhan tak beralasan terhadap anggota kami yang ditahan. Para tahanan dari TTP dibunuh dan jasad mereka dilempar ke jalan. Kami telah menginstruksikan orang-orang kami untuk tidak melukai anak-anak meskipun mereka anak petinggi militer senior atau pemimpin masyarakat."[15]