Tugu Religi Sulawesi Tenggara (atau Tugu Religi Sultra, juga dikenal sebagai Tugu Musabaqah Tilawatil Qur'an, Tugu MTQ, atau Tugu Eks-MTQ) adalah sebuah tugu setinggi 99 meter yang terletak di Korumba, Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dibangun pada tahun 2004[1] untuk mempersiapkan Kota Kendari sebagai tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran Nasional XXI di tahun 2006, monumen ini menjadi salah satu ikon Kendari.
Tugu Religi Sultra dirancang oleh Danny Pomanto, arsitek yang kemudian menjadi wali kota di Makassar, Sulawesi Selatan.[2] Tingginya yang 99 meter melambangkan asmaulhusna.[2] Tugu ditopang dengan 4 sudut, melambangkan 4 kabupaten pertama di Sulawesi Tenggara (Kendari, Buton, Muna, dan Kolaka). Empat pilar yang tampak seperti posisi berdoa dalam agama Islam menghasilkan "mutiara persatuan" di bagian atas tugu.[3]
Pada pertengahan tahun 2015, Gubernur Sulawesi Tenggara saat itu Nur Alam mengubah nama tugu ini dari yang mulanya Tugu Persatuan menjadi Tugu Religi selepas perhelatan Festival Kraton Nusantara dan Festival Qasidah Nasional di kota tersebut.[4] Hal ini memancing kritikan dari beragam pihak, seperti mantan Gubernur Sulawesi Tenggara 2002-2007 Ali Mazi karena menyimpang dari filosofi awal berdirinya[3] dan Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Tenggara La Ode Muhammad Taufan Alam Besi (Demokrat) karena kurangnya koordinasi sebelum pergantian nama.[4]
Pada tahun 2019, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan revitalisasi di tugu ini dan kawasan sekitarnya, salah satunya melengkapi lift bagi pengunjung. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat naik ke puncaknya dan memandang Kota Kendari dari atas dengan mudah, sehingga menyerupai Monumen Nasional di Jakarta.[5] Namun hingga tahun 2020, menurut Saiful Rizal Yunus dari Kompas, kawasan Tugu Religi Sultra tampak "tidak terjaga".[6]
Monumen ini sempat mengalami retak-retak usai gempa bermagnitudo 5,2 pada tanggal 22 Maret 2022.[7]