Two Stars in the Milky Way
Two Stars in the Milky Way (Hanzi sederhana: 银汉双星; Hanzi tradisional: 銀漢雙星; Pinyin: Yínhàn Shuāngxīng), juga diterjemahkan menjadi Two Stars on the Silver Screen dan dikenal sebagai An Actor and Actress, adalah sebuah film tahun 1931 yang disutradarai oleh Shi Dongshan untuk United Photoplay Service (UPS). Berdasarkan novel eponim karya Zhang Henshui, film ini dibintangi oleh Violet Wong sebagai seorang gadis desa yang, setelah ditemukan oleh Milky Way Film Company, menjadi bintang melalui opera Kanton. Ia memulai romansa dengan lawan mainnya, diperankan oleh Jin Yan, yang menyingkirkannya setelah diingatkan tentang kewajibannya sebagai orang tua. Film bersuara pertama yang diproduksi oleh UPS, Two Stars in the Milky Way menampilkan adegan musik dan tari yang ekstensif, dengan dialog yang disajikan melalui antarjudul dan lagu yang direkam ke media terpisah. Skenarionya, yang diadaptasi oleh Zhu Shilin, menampilkan beberapa hal yang berbeda dari novel dalam hal latar dan alur cerita. Skenario ini juga menampilkan unsur-unsur metafilm, yang menyajikan pandangan refleksi diri tentang proses pembuatan film serta penampilan singkat oleh kru dan talenta UPS. Setelah enam bulan produksi dan kampanye iklan yang ekstensif, film ini ditayangkan perdana pada tanggal 13 Desember 1931. Film ini merupakan salah satu dari sedikit karya sinema Tiongkok awal yang masih ada, meskipun soundtrack-nya telah hilang. AlurKomponis Li Xudong tinggal di vila pedesaan dengan putrinya Yueying. Suatu hari, kru produksi dari Milky Way Film Company datang di wilayah tersebut untuk membuat film baru mereka. Mereka mendengar Yueying menyanyi untuk ayahnya, dan mengikuti suara vokalnya ke rumah keluarga tersebut. Sutradara Gao Qi, yang terpikat oleh suaranya, menganggap bahwa ia berperan dalam produksi mendatang. Di bawah penayangan perdana menggunakan rumah tersebut sebagai lokasi syuting, kru tersebut membuat pengakuan terhadap keluarga tersebut. Sepanjang hari-hari mendatang, Yueying makin berintrik dengan bintang film tersebut, Yang Yiyun. Milky Way mengirim sutradara Wang untuk menghadiri pertunjukan amal yang akan menampilkan Yueying. Sangat terpesona, ia menawarkannya peran dalam film mendatang Love's Sorrow in the Eastern Chamber. keluarga Li pindah ke Shanghai, tempat Yueying mulai berkarya. Mengambil peran Gundik Mei, ia beradu peran dengan Yang Yiyun sebagai Kaisar Xuanzong, peran pasangan dari karakternya. Setelah mereka merampungkan pemfilman opera kilmatik, kru mengadakan acara panggung untuk merayakannya. Usai perampungan pembuatan film, Yueying dan Yiyun menyadari bahwa mereka jatuh cinta. Ia mengundangnya untuk makan malam di Klun Olahraga Cathay, tempat mereka bermain golf miniatur. Sebetulnya, Yiyun tertarik oleh seorang wanita yang mengklaim telah mencarinya, yang sangat tak disenangi Yueying. Kala ia menyerang Yueying dengan bola golf, mereka mulai bertengkar, dan Yueying berjalan ke luar. Yiyun kemudian menjelaskan bahwa wanita tersebut, Chunping, sebenarnya adalah seorang teman lama. Yueying membuatkannya janji untuk menghindari wanita semacam itu di masa depan. Beberapa bulan kemudian, Yiyun mengajak Yueying untuk makan besar merayakan penayangan perdana Love's Sorrow in the Eastern Chamber. Keduanya membuka perayaan tersebut dengan tarian tango, dengan kru dan pebakat Milky Way menyadari bahwa mereka sangat cocok. Kemudian, Yiyun dan Yueying datang ke taman. Kabar tersebut menyebar dengan cepat, yang sangat menghentakkan ayah Yueying. Namun, Gao Che menarik Yiyun dan memperingatkannya untuk tak meneruskan hubungan tersebut, mengingatkannya bahwa ia telah menyiapkan istri yang dipilih oleh ibunya. Menyadari itu, disamping perasaan cintanya tak dapat pernah membuat Yueying menjadi istri kedua, yiyun, meninggalkan makan besar. Di rumah, ia dikunjungi oleh arwah ibunya, yang mengingatkannya akan tugasnya untuk menghormati keinginan orangtuanya. Ia kemudian memanggil Chunping, membujuknya untuk melakukan pengorbanan. Kala keluarga Li datang ke rumah Yiyun, mereka melihat keduanya berciuman. Patah hati, Yueying mengadu pada ayahnya, yang berkata bahwa mereka akan meninggalkan kejahatan kota tersebut dan kembali ke wilayah pinggiran. Bertahun-tahun kemudian, Yiyun yang telah berusia lansia datang ke rumah wilayah pinggiran Yueying. Ia mengetuk pintunya, namun tak ada yang membukakan, kala ia menyanyikan lagu berkabung pada kursi batu kosong ayahnya. ProduksiDiadaptasi dari novel karya Zhang Henshui, yang diserialisasikan dalam Huabei Huabao antara 1928 dan 1929,[2] Two Stars in the Milky Way diproduksi oleh United Photoplay Service (UPS) antara Mei dan September 1931.[3] Shi Dongshan bertugas sebagai sutradara.[3] Ia sebelumnya memproduksi serangkaian melodrama dan drama kostum. Zhu Shilin bertugas sebagai penulis naskah, sementara Zhou Ke menjadi sinematografer.[4] Two Stars in the Milky Way adalah upaya pertama UPS untuk membuat film bersuara.[5] Teknologi suara telah meraih popularitas melalui karya-karya impor, dan Mingxing Film Company kini telah memakainya untuk Sing-Song Girl Red Peony (1931).[6] Secara mutlak, UPS memproduksi perpadaun teknik film bisu dan bersuara.[5] Antarjudul, yang ditampilkan dalam bentuk art deco, disediakan dalam bahasa Tionghoa dan Inggris untuk menyediakan penjelasan dan dialog komunikasi.[7] Sementara itu, teknologi sound-on-disc dipakai untuk soundtrack, dengan rekaman fonografi dimainkan pada titik-titik tertentu pada penayangan.[5] Sebagaimana dengan film bersuara Tiongkok awal lainnya, ketonjolan tertentu diberikan kepada suara nyanyian; sementara dialog dipersembahkan melalui antarjudul, lagu-lagu dipersembahkan sebagai audio.[8] Empat musisi ditugaskan menjadi penasehat musikal untuk Two Stars in the Milky Way. Unsur-unsur Kanton dari film tersebut dinaungi oleh Gao Yupeng, seorang musisi yangqin terkenal. Musik gaya barat disediakan oleh Li Jinhui dan dipakai untuk dua cuplikan revue serta tango;[9] ia juga membuat musik tema dari film tersebut.[10] Musik berikutnya disediakan oleh Xiao Youmei, presiden Institut Musik Nasional.[11] Tango diiringi oleh Orkestra Teater Carlton, di bawah naungan konduktor A. Richter.[12] Dukungan disediakan oleh kelompok nyanyi dan tari yang disebut UPS Follies;[3] kelompok tersebut dilatih oleh putri Li Jinhui, Minghui, dan sebagian besar terdiri dari gadis usia antara lima belas dan sembilan belas tahun.[13] Peran perempuan utama dimainkan oleh Violet Wong, seorang pemeran dan penyanyi yang berpentas keliling dengan Lis' Bright Moon Troupe.[14] Penulis naskah Zhu menuturkan bahwa Wong sangat mirip dengan "protagonis muda polos yang meraih ketenaran melalui nyanyi dan tari khasnya", sehingga para penonton menganggap film tersebut sebagai sebuah biopik.[15] Dalam sebuah wawancara, Wong menyebut dirinya bekerja tanpa lelah meneliti opera Kanton, sebagai hasil dari yang UPS sebut sebagai "napas kehidupan baru dan suara dalam acara".[16] Yang Yiyun diperankan oleh Jin Yan,[3] yang sebelumnya tampil dalam film-film UPS seperti Love and Duty dan The Peach Girl (keduanya 1931) dan meraih reputasi karena berpenampilan menarik.[17] Peran berikutnya untuk film tersebut meliputi Wang Cilong, seorang sutradara dari UPS, sebagai Sutradara Wang;[18] Gao Zhanfei sebagai Sutradara Gao; Ye Juanjuan sebagai Chunping;[19] Zong Weigeng, yang disebut sebagai V. K. Chang, sebagai Li Xudong; dan Liu Jiqun sebagai asisten sutradara.[20] Rancangan latar belakang, yang dirancang oleh Fang Peilin, memadukan art deco dengan motif Tionghoa tradisional.[21] Ulasan kontamporer melaporkan bahwa 6.000 yuan (setara ¥505.000 pada 2019) dipakai untuk rancangan latar belakang, lebih dari jumlah biaya dari beberapa film sezaman.[22] Kostumenya berragam, dan meliputi jubah kekaisaran serta qipao modern.[23] AnalisisPerbedaan adaptasionalTwo Stars in the Milky Way diadaptasi dari novel eponim karya Zhang Henshui, seorang penulis populer dari aliran Mandarin Ducks and Butterflies. Sebagaimana adaptasi novel sebelumnya dalam sinema Tiongkok, modifikasi dibuat pada prosesnya.[24] Tak seperti dalam novel, yang dimulai di Beijing, film tersebut menampilkan para karakter utamanya berasal dari Tiongkok selatan. Kedatangan tersebut, yang dinaungi melalui penampilan lagu berbahasa Kanton "Tetesan Hujan di atas Daun Pisang" pada bagian pemuka serta musik Kanton lainnya, ditonjolkan pada popularitas genre tersebut di Tiongkok pada masa itu. Film tersebut juga dipengaruhi oleh Luo Mingyou, salah satu pendiri UPS kelahiran Hong Kong, serta pengalaman perjalanan keliling Lis' Bright Moon Troupe.[25] Wong sendiri adalah orang Kanton.[3] Two Stars in the Milky Way juga didatangkan dari bahan sumbernya dalam framing-nya. Meskipun novel tersebut menghadirkan Li Yueying sebagai karakter yang berasald ari Beijing dan menampilkan inspirasi dari media populer, film tersebut menempatkannya pada lokasi syuting di wilayah pedesaan. Menurut Kristine Harris dalam penjelasannya soal Two Stars in the Milky Way sebagai metafilm, film tersebut menampilkan bakat mendalam dari karakter tersebut.[26] Cendekiawan feminis Qilun Han menyatakan bahwa hal tersebut juga memperkenankan film tersebut dirancang dari pernyataan budaya yang berkaitan dengan penduduk lokal.[27] Pada waktu yang sama, meskipun latar pedesaannya lebih naturalistik, usnur-unsur budaya asing masih dihadirkan, yang meliputi piano dan patung dada Ludwig van Beethoven.[26] Paduan suara mayoret pimpinan Li Lili dipasangkan dengan tarian bergaya Mesir, yang secara kolektif menggantikan pertunjukan peri dari novel tersebut, makin menonjolkan kosmopolitanisme dari latarnya.[28] Menurut cendekiawan film Bo Cheng, unsur-unsur tersebut merefleksikan penekanan besar dalam sinema Tiongkok awal terhadap Eropanisasi novel pada proses adaptasi.[24] Jenis film-film yang ditampilkan dalam Two Stars in the Milky Way juga berbeda dalam adaptasinya. Meskipun novel tersebut menampilkan Li Yueying tampil dalam melodrama modern, adaptasi tersebut berpusat pada produksi opera Kanton,[29] adegan-adegan yang menempati sepuluh menit dalam jangka waktu film tersebut.[30] Dalam adaptasi semacam itu, Harris menyatakan bahwa film tersebut diperkenankan untuk menonjolkan popularitas drama kostim kala menghimpun tujuannya pada modernitas. Film tersebut juuga menawarkan manfaat penampilan opera, sebuah genre pertunjuukan populr yang ditayangkan dalam film-film bersuara Tiongkok awal.[31] Opera adaptasi tersebut, sebuah romansa yang berdasarkan pada kisah Kaisar Xuanzong, telah banyak dipertunjukkan dalam dua dasawarsa sebelum produksi film tersebut,[32] termasuk oleh Wong pada masanya sebagai pementas sandiwara,[33] dan penonton sezaman akan mengakui kemiripan antara Permaisuri Mei dan Li Yueying.[18] Seperti halnya dalam novel, Two Stars in the Milky Way berpusat pada protagonis perempuan dan menampilkannya sebagai figur simpatetik. Namun, kisahnya berbeda dalam hal perlakuan mereka terhadap protagonis laki-laki Wang Yiyun, yang tak menggambarkannya sebagai orang yang gemar bermain wanita namun lebih sebagai sosok yang terikat oleh tekanan moralnya.[34] Film tersebut ditonjolkan oleh pencantuman pernikahan perjodohan, yang di bawah penekanan bakti yang harus diutamakan oleh Yang, meskipun tak memiliki perasaan cinta apapun dengan istrinya.[35] Selain menampilkan Li sebagai istri keduanya, ia membujuknya, terdorong untuk melindunginya di samping perasaan sebenarnya. Adaptasi semacam itu tak hanya memperkenankan film tersebut mendatangkan lebih banyak unsur-unsur penyensoran, namun juga mewujudkan agar seluruh karakter dihadirkan secara simpatetik.[34] Refleksivitas diri dan metafilmTwo Stars in the Milky Way disebut sebagai "film tentang dunia film". Film-film semacam itu telah diproduksi di Amerika Serikat sejak setidaknya tahun 1908,[36] dan produksi-produksi sezaman seperti Show People (1928) dan Showgirl in Hollywood (1930) telah diimpor ke Republik Tiongkok.[37] Produksi serupa dibuat secara lokal oleh Mingxing (A Passionate Actress, 1926; An Amorous History of the Silver Screen, 1931) dan Tianyi (The Female Movie Star, 1926; A Female Star, 1933).[38] Hubungan antara Two Stars in the Milky Way dan Show People tergambar secara jelas, dengan UPS mengidentifikasikan filmnya sebagai "Show People dari Tiongkok".[29] Two Stars in the Milky Way kemudian meliputi sebuah tingkat refleksivitas diri.[39] Harris menyatakan kemiripan antara para protagonis film dan pasangan ayah-putri Li Jinhui dan Li Minghui, yang meraih pengaruh di Shanghai pada 1920-an melalui kolaborasi mereka dalam sandiwara dan rekaman.[40] Refleksivitas lebih lanjut dibuktikan dalam cameo-cameo dari film tersebut, yang tak hanya meliputi para sutradara UPS Cai Chusheng, Sun Yu, dan Wang Cilong, namun juga para pemeran Chen Yanyan, Li Lili, Tang Tianxiu, dan Wang Renmei.[41] Cendekiawan film Anne Kerlan menyebut Two Stars in the Milky Way menyediakan "manifesto visual" untuk UPS.[3] Film tersebut meliputi sebuah adegan kala sekelompok sutradara mengumumkan, "Kita berada dalam industri film yang memiliki sebuah misi untuk dipenuhi, agar pengadaan nilai-nilai masyarakat kita dan pengetahuan menonjol kepada masyarakat melalui layar lebar".[42] Nuansa fiksi UPS, Milky Way, dipersembahkan secara modern melalui teknologi komunikasi sesambil tetap mempertahankan moral tradisional dan nilai-nilai Konghucu. Melalui presentasi semacam itu, Kerlan berpendapat bahwa UPS menawarkan dirinya sebagai "dunia sempurna" tempat "profesionalisme dan jiwa modern [terpadu] dengan esensi kewajiban dan penghormatan bagi tradisi-tradisi kebudayaan".[43] Harris menyatakan bahwa, melalui penjelasan tersebut, UPS juga menunjang nasionalismenya sendiri, seperti yang nampak dalam dedikasinya terhadap transformasi sosial serta penggambaran mayoretnya.[44] Suara dan musikTwo Stars in the Milky Way menempatkan sorotan besar terhadap penampilan musikalnya. Iklan-iklan menyebut film tersebut dengan frase-frase seperti "Mega-Film Tari dan Suara".[45] Walaupun soundtrack-nya sendiri telah hilang, ulasan sorotan kontemporer memperkenankan sebauh rekonstruksi.[46] Film tersebut diketahui meliputi enam cuplikan musikal.[47] Lagu pertamanya adalah "Tetesan Hujan di atas Daun Pisang",[25] yang dipentaskan oleh Yueying untuk ayahnya dalam kenyamanan rumah mereka.[48] Cuplikan berikutnya, yang menampilkan kru Milky Way yang dipandu oleh Li Yueying, meliputi pawai yang berlatar nada "Strive" (努力) karya Li Jinhui dan dipentaskan oleh Follies, yang kemudian disusul oleh tarian bergaya Mesir oleh Yueying. Sorotan statis dalam pengambilan jangka panjang dipakai, dipadu dengan potongan silang pada kru ekstatik.[49] Cuplikan keempat adalah penampilan solo lima menit yang dipentaskan oleh Yueying sebagai Permaisuri Mei, yang diambil dalam cuplikan yang berlangsung selama delapan puluh detik.[50] Cuplikan kelima, sebuah tango, yang dipentaskan dalam film tersebut dipentaskan oleh Nie Er dan ditampilkan pada potongan silang dengan kru dan pebakat UPS.[12] Cuplikan terakhir ditampilkan menjelang akhir film, yang menampilkan Yueying lansia mementaskan ulang "Hujan di atas Daun Pisang", yang tanpa diketahui didengar oleh Yiyun.[51] Jean Ma menyebut Two Stars in the Milky Way secara jelas memakai pementasan musikal panggung sebagai "pendahuluan diegetik dasar untuk pelibatan pertunjukan musikal".[52] Para penonton berkali-kali dibawa ke opera dan panggung, menyediakan mise-en-scène beragam yang menyoroti karakteristik intermedia dari film tersebut.[48] Secara jelas, cuplikan "Tetesan Hujan di atas Daun Pisang" pertama menampilkan sorotan dinamis yang ditempatkan antara dalam dan luar rumah keluarga Li.[53] Pada waktu yang sama, cuplikan tersebut dibentuk lewat efeknya, kala cuplikan tersebut "secara harfiah menghentikan dua pemeran dalam rekaman mereka dan kemudian membawa menuju cuplikan sorotan film yang berada dalam proses."[54] Cuplikan-cuplikan semacam itu diperluas oleh penggambaran media bersuara, yang meliputi fonografi dan siaran radio,[55] dan kemudian ditunjang oleh penamppilan ritmik dari kegiatan visual seperti langkah kaki dan kursi goyang.[47] Sebagaimana teknologi cakram suara yang dipakai untuk Two Stars in the Milky Way mengharuskan sinkronisasi manial dari film tersebut dan soundtrack-nya, pengalaman penonton akan beragam antara tempat pertunjukan dan pementasannya.[55] Untuk memfasilitasi sinkronisasi, rekaman musik dan vokal dikompresasi dari 78 rpm menjadi 33⅓ rpm – setara dengan 24 fps proyeksi film – meskipun ini mendatangkan kehilangan kualitas rekaman.[9] Meskipun demikian, sinkronisasi sebenarnay tak dapat dijaga, dan sehingga tak ada adegan nyanyi yang direkam dalam ambilan dekat.[56] Perilisan dan sambutanTwo Stars in the Milky Way diiklankan secara besar-besaran selama beberapa bulan.[3] Sebagai bagian kampanye periklanan, novelnya diedarkan kembali, dengan kata pengantar baru oleh Zhu Shilin tentang proses adaptasi. Iklan menyoroti novel sumbernya, dengan pengarangnya Zhang Henshui ditonjolkan dalam bahan pemasaran dan cuplikan pembukanya.[57] Film tersebut tayang perdana di Teater Nanjing, Shanghai pada 13 Desember 1931,[3] dan disebut sebagai film bersuara pertama dari perusahaan tersebut.[29] Rekaman fonografi dari penampilan Wong dirilis melalui Perusahaan Rekaman Tiongkok Raya.[58] Para pengulas kritikal umumnya memuji penampilan vokal Wong,[59] namun mendapati bahwa kualitas suara secara keseluruhan lebih rendah ketimbang produksi domestik sebelumnya.[60] Wong dipuji dalam majalah Yingxi Zazhi karena mementaskan "Tetesan Hujan di atas Daun Pisang", menyebutnya sebagai "invokasi lirikal keindahan romansa dari selatan".[61] Tanggapan terhadap adegan opera bersifat campuran, dengan beberapa pengulas menyebut karya tersebut diintegrasikan dengan baik dalam film, sementara lainnya menyebutnya dipaksakan dan kurang menarik.[62] Sebuah ulasan dalam Dajing Bao menyebut film tersebut memiliki kekurangan, menyatakan bahwa "strukturnya tidak bagus, latarnya tidak bagus, fotografinya tidak bagus, dan ekspresi para pemerannya tidak bagus".[63] Two Stars in the Milky Way adalah salah satu dari beberapa film Tiongkok awal yang masih ada sampai saat ini; kebanyakan telah hilang. Soundtrack aslinya, yang direkam secara terpisah, telah hilang.[8] Sinologis Christopher G. Rea menyebut Two Stars in the Milky Way mendapatkan penyambutan khusus untuk ketonjolan artistik dan historisnya,[64] dan pembuat film Taiwan Ang Lee menyebut film tersebut sebagai pengaruh besar pada trilogi Father Knows Best buatannya.[27] Film tersebut nampak memiliki beberapa perilisan pada video rumah. Sebuah edisi VCD, tanpa rekaman, dirilis di Tiongkok pada 2000.[65] Sebuah edisi DVD dari film tersebut kemudian dikeluarkan, dengan sebuah soundtrack baru.[66] Sebuah edisi fitur ganda, kala film tersebut dipasangkan dengan A Spray of Plum Blossoms (1931) karya Bu Wancang, dirilis oleh Cinema Epoch yang berbasis di Los Angeles pada 2007.[67] Edisi tersebut menampilkan sebuah soundtrack karya Toshiyuki Hiraoka, dengan adegan-adegan opera dialihsuarakan dengan para pakar dari pertunjukan Bai Guang "Ten Sighs".[68] Referensi
Kutipan
Pranala luar
|