Share to:

 

Yerobeam bin Nebat

Yerobeam, karya Guillaume Rouillé dalam Promptuarii Iconum Insigniorum

Yerobeam (bahasa Ibrani: יָרָבְעָםyarobh`am; bahasa Yunani: Ιεροβοάμ Hieroboam; bahasa Inggris: Jeroboam) bin Nebat adalah raja pertama Kerajaan Israel Utara menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, sewaktu Kerajaan Israel pecah sesudah wafatnya raja Salomo.

Keluarga

Ayahnya bernama Nebat (terjemahan Douay-Rheims: Nabat), seorang suku Efraim dari kota Zereda. Ibunya bernama Zerua, seorang janda sejak masa muda Yerobeam.[1] Ia memerintah 22 tahun lamanya. Setelah meninggal, digantikan oleh anaknya, raja Nadab.

Arti nama

Nama "Yerobeam" dalam bahasa Ibrani berasal dari 2 kata: riyb (bahasa Ibrani: רִיב‎ "menggugat") dan `am (bahasa Ibrani: עַם‎ "umat"), yang berarti "umat menggugat," atau, "ia menggugat untuk umat". Juga dapat diartikan "umatnya meningkat jumlahnya" (dari bahasa Ibrani: רבבrabab, artinya membesar)[2]

Pecahnya Kerajaan Israel

  • Salomo melihat, bahwa Yerobeam adalah seorang tangkas dan rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf yang membangun istananya di Yerusalem.[3]
  • Dalam salah satu perjalanannya ke Yerusalem untuk bekerja, ia dijumpai oleh nabi Ahia, orang Silo, yang memberi nubuat bahwa bahwa karena bangsa Israel mulai menyembah illah lain, akibat istri-istri Salomo, maka kerajaan akan dipecah menjadi dua. Yerobeam akan diberi 10 suku, sedangkan keturunan Daud mendapat 2 suku. Salomo mendengar akan hal ini dan berusaha membunuh Yerobeam. Yerobeam lari ke Mesir di bawah perlindungan Firaun Sisak, sampai wafatnya Salomo.[4]
  • Ketika Rehabeam naik tahta, rakyat memanggil Yerobeam dari Mesir untuk menyampaikan gugatan kepada raja supaya menurunkan pajak. Dari 2 nasihat yang didapatnya, Rehabeam memilih jalan keras dengan menekan rakyat, akibatnya 10 suku Israel memisahkan diri menjadi Kerajaan Israel Utara dengan mengangkat Yerobeam sebagai raja pertama.[5]
  • Yerobeam membangun kota Sikhem sebagai kediamannya dan memperkuat kota Pnuel.[6]

Meninggalkan TUHAN

  • Karena kuatir orang-orang Israel yang setiap tahun berziarah ke Yerusalem kelak bermaksud untuk menyatukan kerajaan kembali dengan Kerajaan Yehuda, Yerobeam membangun 2 mezbah anak lembu jantan emas, sebagai tempat ibadah berhala. Satu diletakkan di kota Dan dan lainnya di kota Betel. Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan untuk menyembah jin-jin, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari ke-15 bulan ke-8, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya.[7]
  • Sewaktu mempersembahkan korban di Betel, seorang abdi Allah datang membawa nubuat bahwa penyembahan di atas mezbah itu akan dihentikan pada zaman raja Yosia dari Kerajaan Yehuda. Sebagai tandanya, maka mezbah itu tiba-tiba pecah sehingga abunya tercurah. Yerobeam mengulurkan tangan menyuruh membunuh abdi Allah itu, tetapi tangannya menjadi kejang, sehingga ia tidak jadi membunuh, melainkan minta dimohonkan belas kasihan TUHAN dari abdi Allah itu. Permintaan dikabulkan dan abdi Allah dibiarkan pergi. Abdi Allah itu telah diperingati TUHAN untuk tidak makan minum dan harus lewat jalan lain untuk pulang ke rumahnya, tetapi ia didatangi seorang nabi tua yang membohonginya untuk singgah makan dan minum di Betel. Abdi Allah itu menuruti, tetapi kemudian waktu pulang, mati diterkam oleh singa, karena melanggar Firman TUHAN. Maka tahulah orang-orang, bahwa nubuat abdi Allah untuk Yerobeam itu pasti akan terjadi, dan dibuktikan dengan nubuat atas (kematian) dirinya sendiri.[8]
  • Para imam dan orang Lewi pergi dari daerah-daerah kediaman mereka di wilayah Kerajaan Israel Utara, karena Yerobeam dan anak-anaknya melarang mereka memegang jabatan imam TUHAN. Mereka membantu Rehabeam memperkuat Kerajaan Israel Selatan (Kerajaan Yehuda).[9]

Perang melawan Abia, raja Yehuda

Raja Abia, anak Rehabeam, memerangi Yerobeam. 2 Tawarikh 13:3 mencatat tentara Abia berjumlah 400,000 dan tentara Yerobeam 800,000. Sebelum perang, Abia naik ke atas Gunung Zemaraim untuk berpidato kepada tentara Israel, menganjurkan mereka untuk menyerah agar Kerajaan Israel bersatu kembali (2 Tawarikh 13:4–12). Namun, anjuran ini diabaikan.

Frasa "pada pihak kami Allah yang memimpin" (2 Tawarikh 13:12) menjadi terkenal sejak peristiwa itu.

Namun,Yerobeam merencanakan gerakan menjepit untuk mengepung tentara Yehuda dengan mengirim suatu pasukan penghadang yang harus membuat gerakan keliling supaya sampai di belakang mereka, sehingga induk pasukannya berada di depan Yehuda dan pasukan-pasukan penghadang di belakang mereka (2 Tawarikh 13:13). Ketika tentara Yehuda melihat bahwa mereka dijepit dari depan dan belakang, mereka berteriak kepada TUHAN. Saat para imam (Kohen; jamak: Kohanim) meniup nafiri dan para tentara Yehuda memekikkan pekik perang, maka Allah menyerahkan Yerobeam dan segenap orang Israel ke dalam tangan Yehuda. Abia dengan laskarnya mendatangkan kekalahan yang besar kepada mereka (2 Tawarikh 13:14–15). Menurut 2 Tawarikh 13:17, 500.000 tentara Yerobeam terbunuh.

Sisa tentara Israel melarikan diri dari medan perang menuju ke utara, dan pasukan Yehuda melakukan pengejaran sambil merebut dari kerajaan Israel beberapa kota, yakni Betel dengan segala anak kotanya, Yesana dengan segala anak kotanya dan Efron dengan segala anak kotanya.[10] Faktor keberhasilan Yehuda dalam pertempuran ini terutama dikaitkan dengan kesetiaan Abia dan pasukannya kepada Allah mereka.[11]

Kekuasaan Yerobeam menjadi lemah akibat kekalahan telak ini dan tidak lagi menjadi ancaman bagi Kerajaan Yehuda selama pemerintahan Abia.[12] Namun, Abia gagal menyatukan kedua kerajaan tersebut.

Sesudah pecahnya kerajaan Israel pada zaman raja Rehabeam, batas antara suku Benyamin dan Efraim (yaitu batas kerajaan Israel utara dan selatan) menjadi sengketa. Meskipun kota Betel tadinya menjadi milik suku Benyamin pada zaman Yosua,[13] pada zaman hakim Debora, Betel disebutkan ada di tanah milik suku Efraim.[14] Hampir 20 tahun setelah pecahnya kerajaan, Abia menggunakan kesempatan saat mengalahkan Yerobeam untuk mengambil kembali kota-kota Betel, Yesana dan Efron, dengan desa-desa di sekitarnya.[10] Efron dipercayai sama dengan kota Ofra yang diberikan kepada suku Benyamin oleh Yosua.[15]

Keturunan

  • Yerobeam mempunyai paling sedikit 2 putra: Abia,[16] yang meninggal karena sakit, and Nadab, yang meneruskan tahtanya. Sewaktu Abia sakit, Yerobeam menyuruh isterinya menyamar dan meminta petunjuk dari nabi Ahia, orang Silo, yang dulu memberi nubuat bahwa Yerobeam akan menjadi raja. Nabi Ahia sudah tua dan buta, tetapi TUHAN sudah memberitahukan kepadanya mengenai kedatangan perempuan itu. Maka nabi Ahia langsung menyapanya sebagai isteri Yerobeam dan memberi nubuat bahwa keturunan Yerobeam akan punah dan hanya Abia yang dikubur baik-baik, karena padanyalah terdapat sesuatu yang baik di mata TUHAN, Allah Israel. Abia akan meninggal pada saat ibunya melangkahkan kaki masuk ke rumah kediamannya di Tirza.[17]
  • Kelakuannya dianggap jahat di mata TUHAN, terutama karena menyembah berhala dan membuat rakyatnya ikut berdosa pada TUHAN.
  • Pada tahun ke-2 pemerintahan anaknya, Nadab, Baesa, orang Isakhar, membasmi seluruh keturunan Yerobeam sebagai penggenapan nubuat nabi Ahia, orang Silo.[18]

Perhitungan waktu

William F. Albright, yang menghitung tahun pecahnya kerajaan pada 922 SM, menulis tahun pemerintahan Yerobeam 922-901 SM, sementara Edwin R. Thiele menulis 931-910 SM.[19][20] Tidak ada catatan usia Yerobeam.

Pemerintahan

Lihat pula

Yerobeam bin Nebat
Keturunan Yerobeam
Cabang kadet Suku Efraim
memerintah sejaman dengan Raja Yehuda: Rehabeam, Abia
Meninggal: 910 SM
Gelar
Didahului oleh:
Rehabeam
Raja Israel
931 - 910 SM
Diteruskan oleh:
Nadab

Referensi

  1. ^ 1 Raja-raja 11:26
  2. ^ "Study dictionary: Jeroboam". NeXtBible Learning Environment.  Source of transliterations and explanation of significance.
  3. ^ 1 Raja–raja 11:28
  4. ^ 1 Raja–raja 11:29–40
  5. ^ 1 Raja–raja 12:2–20; 2 Tawarikh 10:2–19
  6. ^ 1 Raja–raja 12:25
  7. ^ 1 Raja–raja 12:26–33; 2 Tawarikh 11:15
  8. ^ 1 Raja–raja 13:1–34
  9. ^ 2 Tawarikh 11:13–17
  10. ^ a b 2 Tawarikh 13:19
  11. ^ 2 Tawarikh 13:18
  12. ^ 2 Tawarikh 13:20
  13. ^ Yosua 18:11–28
  14. ^ Hakim–hakim 4:5
  15. ^ Yosua 18:20–28, terutama ayat 23
  16. ^ 1 Raja–raja 14:1
  17. ^ 1 Raja–raja 14:2–18
  18. ^ 1 Raja–raja 14:1–14
  19. ^ Thiele, Edwin R., The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  20. ^ McFall 1991, no. 1.
  21. ^ Yerobeam menjadi raja antara September 931 dan April 930 SM, beberapa waktu setelah matinya Salomo dan naik tahtanya Rehabeam pada periode yang sama. Dari: McFall 1991 no. 1
  22. ^ 1 Raja–raja 14:25–26
  23. ^ 2 Tawarikh 12:2,9
  24. ^ Serangan Sisak terjadi antara September 926 dan September 925 SM. Selama tiga tahun pertama pemerintahannya ia mengikuti teladan Daud, tetapi dua tahun berikutnya ia jatuh imannya dan menyebabkan serangan Sisak. Dari: McFall 1991 no. 3
  25. ^ a b 1 Raja-raja 15:1
  26. ^ Rehabeam mati antara April dan September 913 SM pada usia 58 tahun. Dari: McFall 1991 no. 2
  27. ^ 2 Tawarikh 13:1
  28. ^ Abiam menjadi raja antara April dan September 913 SM, pada usia yang tidak diketahui. Ini adalah satu-satunya sinkronisme dengan Kerajaan Israel yang dicatat dalam Kitab Tawarikh (Thiele, p. 81). Dari: McFall 1991 no. 4
  29. ^ Abiam mati antara September 911 dan April 910 SM, dalam usia yang tidak diketahui. Kitab Tawarikh menyebut nama raja ini Abia. Dari: McFall 1991 no. 4
  30. ^ Asa menjadi raja antara September 911 dan April 910 SM dalam usia yang tidak diketahui. Dari: McFall 1991 no. 5
  31. ^ Yerobeam mati antara September 910 dan April 909 SM, menurut McFall 1991, no. 1

Pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya