Zhejiang
Zhejiang (UK /dʒɛˈdʒæŋ/, US /ˌdʒʌdʒiˈɑːŋ/;[4] 浙江, sering juga ditulis Chekiang) adalah sebuah provinsi di Republik Rakyat Tiongkok. Kode singkatannya adalah Zhe (浙). Beribu kota di Hangzhou, Zhejiang berbatasan dengan Provinsi Jiangsu dan Shanghai di utara, Provinsi Anhui di barat daya, Provinsi Jiangxi di barat, dan Provinsi Fujian di selatan. Provinsi ini berhadapan dengan Laut Tiongkok Timur dan Kepulauan Ryukyu di sebelah timur. Setelah reformasi ekonomi tiongkok, Zhejiang berkembang menjadi salah satu provinsi terkaya di Tiongkok, berada di peringkat keempat PDB secara nasional dan kelima menurut PDB per kapita, dengan PDB nominal CNY ¥ 5,62 triliun (US $ 849 miliar) pada 2018, lebih kaya ketimbang Paris atau London. Ekonomi Zhejiang berbasis pada industri elektronik, tekstil, industri kimia, makanan, dan bahan konstruksi. Dengan jumlah penduduk lebih dari 64 juta jiwa, Provinsi Zhejiang merupakan tempat kelahiran Chiang Kai-shek dan pengusaha Jack Ma. Zhejiang sebagian besar terdiri dari perbukitan, yang menyumbang sekitar 70% dari total wilayahnya, dengan struktur lebih tinggi ke arah selatan dan barat. Provinsi Zhejiang memiliki garis pantai terpanjang di Tiongkok. Sungai Qiantang yang merupakan asal nama Zhejiang, mengalir melalui provinsi ini.[5] Zhejiang memiliki tiga ribu pulau, terbanyak di Tiongkok. Ibu kotanya berada di Hangzhou, dekat Teluk Hangzhou di bagian utara Zhejiang, yang memisahkan Shanghai dengan Ningbo. Teluk ini berisi banyak pulau kecil yang secara kolektif disebut Kepulauan Zhoushan.[6] EtimologiAsal nama provinsi ini adalah Sungai Zhe (浙江, Zhè Jiāng), yang saat ini dikenal dengan nama Sungai Qiantang, mengalir melalui kota Hangzhou menuju Teluk Hangzhou. Sungai Zhe sendiri kurang lebih berarti sungai yang "bengkok".[5] SejarahPerang Dunia IIPada saat Perang Tiongkok-Jepang Kedua berlangsung, sebagian besar wilayah provinsi ini diduduki oleh pasukan Kekaisaran Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, Zhejiang berada di bawah pemerintahan boneka Tiongkok. Republik Rakyat TiongkokSetelah Republik Rakyat Tiongkok mengambil alih kekuasaan di Tiongkok Daratan pada tahun 1949, pemerintah Republik Tiongkok yang berbasis di Taiwan mempertahankan kedaulatan mereka atas Kepulauan Dachen di pesisir Zhejiang hingga tahun 1955. Pemerintah Republik Tiongkok bahkan mendirikan provinsi tandingan Zhejiang yang berbasis di Kepulauan Dachen. Pada masa Revolusi Kebudayaan (1966–76), Zhejiang turut mengalami kondisi anarki dan perpecahan, kemunduran ekonomi, dan kekurangan pangan. Kebijakan swadaya dan swakarsa yang dicanangkan oleh Mao Zedong berdampak pada kesulitan para petani untuk mencapai target produksi gabah serta ditutupnya perdagangan laut di pelabuhan Ningbo dan Wenzhou. Kebijakan Mao untuk membangun sistem kereta api di Tiongkok juga tidak terlaksana di Zhejiang sehingga moda transportasi di provinsi ini tidak mengalami kemajuan.[7] Setelah reformasi ekonomi Tiongkok, Zhejiang menjadi episentrum perkembangan ekonomi kapitalis. Zhejiang merupakan salah satu provinsi terdepan yang mengembangkan berbagai perusahaan swasta dan mengutamakan ekonomi terbuka.[7] Wilayah timur laut provinsi ini, yang berada di Delta Sungai Yangtze, secara umum memiliki lebih banyak tanah datar dan populasi perkotaan sehingga mampu berkembang pesat dan menjadi pusat berbagai industri modern.[7] GeografiSekitar 70% wilayah Provinsi Zhejiang didominasi oleh perbukitan dan dataran tinggi. Bagian selatan dan barat provinsi ini cenderung lebih tinggi dibandingkan bagian lainnya. Titik tertinggi di provinsi ini adalah Puncak Huangmaojian (1.929 mdpl). Dataran rendah, lembah, dan sungai juga dapat ditemui di provinsi ini. Bagian utara Zhejiang berada di Delta Sungai Yangtze, yang mencakup kota Hangzhou, Jiaxing, Huzhou, dan Haining. Terdapat lebih dari tiga ribu pulau di sepanjang pesisir Zhejiang. Pulau Zhoushan, pulau ketiga terbesar Tiongkok setelah Hainan dan Chongming, berada di provinsi ini. Pemerintahan LokalZhejiang dibagi menjadi sebelas prefektur (termasuk dua kota subprovinsi):
DemografiSuku Han menjadi penduduk mayoritas di provinsi ini dan sebagian besar merupakan penutur dialek Wu. Di provinsi ini terdapat pula sekitar 400.000 suku minoritas, termasuk 200.000 suku She dan 20.000 suku Hui [butuh rujukan]. County Otonom Jingning di Lishui adalah satu-satunya county otonom suku She di Tiongkok.[12] AgamaAgama yang paling banyak dianut di Zhejiang adalah Konghucu, Taoisme, dan Buddha. Menurut survei pada tahun 2007 dan 2009, 23,02% penduduk Zhejiang memercayai ajaran tradisional nenek moyang Tiongkok, sementara 2,62% penduduk Zhejiang memercayai ajaran Kristen (turun dari 3,92% pada tahun 2004).[13] Survei tersebut tidak menjelaskan secara detail mengenai agama-agama lainnya. Sekitar 74,36% penduduk Zhejiang merupakan gabungan penganut kepercayaan Buddha, Konghucu, Taoisme, Islam, atau ateis. Menurut sensus tahun 2020, ada sekitar 117.000 muslim di Zhejiang[14]
Referensi
Pranala luar
|