Abdul Hamid Hakim yang lahir di Sumpu, di tepian danau Singkarak pada tahun 1311 Hijriah bertepatan dengan 1893 Masehi merupakan putra dari seorang ayah yang berprofesi sebagai pedagang. Sewaktu kecil ia ikut ke kota Padang mengikuti ayahnya yang berdagang di kota tersebut.[butuh rujukan]
Pendidikan
Di kota Padang ia masuk Sekolah Dasar (SD), lalu setelah tamat ia kembali ke kampung halamannya, Sumpu, dan belajar tulis-baca Al Quran. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Sungayang dan belajar pada Syekh Muhammad Thaib Umar selama dua tahun.[butuh rujukan]
Pada tahun 1910, setelah berusia 16 tahun, Abdul Hamid belajar ke Maninjau pada Syekh Karim Amrullah.[butuh rujukan] Ia pun ikut ketika gurunya tersebut pindah ke Padang, ke kota tempat orangtuanya berdagang. Ketika Syekh Amrullah pindah lagi ke Padangpanjang, Abdul Hamid tetap mengikutinya.[butuh rujukan]
Karier
Surau Jembatan Besi atau kini bernama Masjid Zu'ama Jembatan Besi, 2020
Abdul Hamid Hakim kemudian diangkat jadi guru bantu di masjid Jembatan Besi, Padangpanjang. Sejak itulah ia populer dengan nama Angku Mudo Hamid. Selanjutnya ia kemudian diangkat jadi Guru Kepala dengan keahlian di bidang fiqih (hukum Islam). Ia menggantikan Syekh Abdul Karim Amrullah yang pindah ke Jakarta.[butuh rujukan]