King of Nejd(en) Desember 1927 (1927-1932) – {{{4}}} ({{{4}}}) King of Hejaz(en) Desember 1925 (1925-1932) – {{{4}}} ({{{4}}}) Imam of Saudi Arabia(en) 1902 (1902) – {{{4}}} ({{{4}}})
Abdul Aziz bin Abdul Rahman al-Saud (15 Januari 1875 – 9 November 1953) (bahasa Arab: عبدالعزيز بن عبد الرحمن آل سعود, translit. ʿAbd al ʿAzīz bin ʿAbd ar Raḥman Āl Suʿūd) adalah RajaArab Saudi yang pertama. Dia juga dikenali dengan berbagai nama, di antaranya Ibnu Saud. Ia berasal dari Keluarga Kerajaan Saudi yang memerintah sebagian dari Jazirah Arab.
Riwayat hidup
Raja Abdul Aziz dilahirkan di Riyadh dan merupakan anak pasangan Abdul Rahman bin Faisal dan Sara binti Ahmad al-Kabir Sudayri. Pada tahun 1890, semasa berusia sepuluh tahun, Abdul Aziz mengikuti keluarganya dalam pengasingan di Kuwait setelah dikalahkan oleh dinasti Rashidi, saat itu Nejd bukan bagian dari Kesultanan Utsmani, melainkan daerah merdeka yang dikuasai oleh beberapa kabilah suku. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Kuwait.
Pada tahun 1901, semasa berusia 22 tahun, Abdul Aziz menggantikan ayahnya sebagai ketua keluarga dinasti Saud dengan gelar Sultan Nejd. Ia kemudian memulai kampanye untuk merebut kembali tanah dari dinasti Rashidi di tempat yang kini merupakan Arab Saudi. Pada tahun 1902, dia bersama-sama dengan pasukan keluarga dan saudaranya berhasil merebut Riyadh.
Merebut kembali kekuasaaan
Dua tahun setelah berhasil merebut Riyadh, Abdul Aziz berhasil menguasai separuh dari Nejd. Meskipun begitu, pada tahun 1904, dinasti Rashidi meminta bantuan dari Kesultanan Utsmaniyah untuk mengalahkan dinasti Saud (Keluarga Kerajaan Saudi). Kerajaan Utsmaniyah mengirimkan pasukan ke Arabia (Tanah Arab) dan ini menyebabkan kekalahan dinasti Saud pada 15 Juni1904, namun setelah pasukan Utsmaniyah mundur disebabkan masalah tertentu, pasukan dinasti Saud berhasil mengumpulkan kembali kekuatannya.
Pada tahun 1925, pasukan Ibnu Saud merebut kota suci Mekah dari Sharif Hussein, mengakhiri 700 tahun kekuasaan Hashemite. Setelah itu beliau mengeluarkan ketetapan pertama tentang pemungutan zakat. Pada tanggal 8 Januari 1926, tokoh-tokoh terkemuka di Mekah, Madinah dan Jeddah memproklamirkan Ibnu Saud sebagai Raja Hijaz dan upacara bayaa (sumpah setia) diadakan di Masjidil Haram.
Pada tahun 1932, setelah menguasai sebagian besar Jazirah Arab dari musuh-musuhnya, Abdul Aziz menamakan tanah gabungan Hijaz dan Nejd sebagai Arab Saudi.
Minyak dan pemerintahan Ibnu Saud
Setelah minyak bumi ditemukan di Arab Saudi pada tahun 1938, Abdul Aziz memberikan izin bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya untuk melakukan eksplorasi minyak di wilayah Arab Saudi. Segala keuntungan hasil penjualan minyak dibagi untuk Amerika Serikat dan sekutunya dan keluarga Saud. Keuntungan hasil penjualan minyak yang semakin bertambah menyebabkan Ibnu Saud mulai membelanjakan uang itu untuk membangun Kerajaan Arab Saudi dan menyejahterakan segenap rakyatnya. Amerika Serikat dan Inggris menjadi sahabat dekat Arab Saudi hingga sekarang.
Ia memberi aturan kepada suku-suku nomadik agar mulai saat itu mereka tinggal secara tetap di suatu tempat. Ia juga memulai usaha untuk memberantas tindakan kriminal terutamanya tindakan kriminal terhadap terhadap para peziarah di Makkah dan Madinah.
Perang asing
Ibnu Saud memposisikan Arab Saudi sebagai negara netral dalam Perang Dunia II, namun secara umum dianggap memihak Sekutu. Namun, pada tahun 1938, ketika serangan terhadap pipa utama Inggris di Kerajaan Irak ditemukan terhubung dengan Duta Besar Jerman, Fritz Grobba, Ibnu Saud memberikan perlindungan kepada Grobba.