Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba
Kimetsu no Yaiba (Jepang: 鬼滅の刃 , terj. har. "Korps Pembasmi Iblis"[4]), yang diterbitkan di Indonesia dengan judul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, adalah sebuah seri manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Koyoharu Gotōge. Ceritanya mengisahkan tentang Tanjiro Kamado, seorang anak laki-laki yang menjadi pembasmi iblis setelah keluarganya dibantai oleh iblis dan adik perempuannya yang bernama Nezuko diubah menjadi iblis. Manga ini dimuat berseri dalam majalah Weekly Shōnen Jump terbitan Shueisha sejak bulan Februari 2016 hingga Mei 2020, dan telah dibundel menjadi dua puluh satu volume tankōbon hingga bulan Juli 2020. Manga ini diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Viz Media, sementara Shueisha merilisnya dalam bahasa Inggris dan Spanyol secara serentak dengan perilisannya di Jepang melalui platform Manga Plus milik mereka. Manga ini diadaptasi menjadi sebuah seri anime yang diproduksi oleh Ufotable dan ditayangkan sejak bulan April hingga September 2019. Sekuel berupa film layar lebar diumumkan ketika episode terakhir disiarkan dan dijadwalkan untuk dirilis pada bulan Oktober 2020. Per bulan Mei 2020, manga ini telah terjual sebanyak lebih dari 80 juta cetak dalam peredaran—termasuk versi digitalnya, dan membuatnya menjadi salah satu seri manga terlaris. Sementara itu, seri anime-nya telah menerima banyak penghargaan dan dianggap sebagai salah satu anime terbaik pada dekade 2010–an.[5][6][7][8] Alur ceritaBerlatar di Jepang pada zaman Taisho, Tanjiro Kamado adalah seorang bocah lelaki baik hati dan cerdas yang tinggal bersama keluarganya dan mencari uang dengan cara menjual arang. Semuanya berubah ketika keluarganya diserang dan dibantai oleh iblis (oni). Tanjiro dan saudarinya Nezuko adalah satu-satunya yang selamat dari insiden tersebut, meskipun Nezuko sekarang telah berubah menjadi iblis—tetapi secara mengejutkan dia masih menunjukkan tanda-tanda emosi dan pemikiran layaknya seorang manusia. Tanjiro kemudian menjadi pembasmi iblis untuk mengembalikan Nezuko menjadi manusia lagi, dan untuk mencegah tragedi yang terjadi pada dia dan adiknya terulang pada orang lain.[9] ProduksiPada tahun 2013, Koyoharu Gotōge debut melalui ajang Jump Treasure Newcomer Manga Awards ke-70 dengan karyanya yang berjudul Ka Gari Gari (過狩り狩り ).[10][11] Karya Gotōge yang berikutnya merupakan tiga seri one-shot; Monju Shirō Kyōdai (文殊史郎兄弟 ) yang diterbitkan dalam edisi ke-2 dari majalah Jump Next! pada tahun 2014, Rokkotsu-san (肋骨さん ) dalam edisi ke-39 dari Weekly Shōnen Jump pada tahun 2014, dan Haeniwa no Zigzag (蠅庭のジグザグ ) dalam edisi ke-21 dari Weekly Shōnen Jump pada tahun 2015.[12] Setelah Haeniwa no Zigzag gagal dijadikan seri, Tatsuhiko Katayama yang merupakan editor pertama Gotōge, menyarankannya untuk membuat seri baru dengan "tema yang mudah dipahami".[13] Karya Gotōge bertajuk Ka Gari Gari kemudian menjadi dasar untuk storyboard pertama yang berjudul Kisatsu no Nagare (鬼殺の流れ ), karena cerita tersebut memiliki konsep seperti pedang dan iblis yang familiar dengan khalayak Jepang.[13] Storyboard tersebut tidak jadi dimuat berseri karena memiliki nuansa yang serius, kurangnya elemen berupa comic relief dan ceritanya yang terasa gelap. Katayama meminta kepada Gotōge apakah dia bisa membuat seorang karakter yang cerah dan normal di dalam dunia yang telah dibuatnya.[13] Dalam rencana awal, judulnya adalah Kisatsu no Yaiba (鬼殺の刃 ), tetapi mereka merasa aksara "satsu" (殺 , terj. har. "bunuh") memiliki makna yang terlalu kuat. Kata "kimetsu" (鬼滅 ) dipandang sebagai kata yang mudah dipahami, dan meskipun kata tersebut tidak memiliki makna yang berarti, Gotōge berpikir akan menjadi suatu hal yang menarik untuk bisa menyingkat judul seri barunya dengan cara seperti, sedangkan kata "yaiba" (刃 , terj. har. "pedang") menyiratkan pedang khas Jepang.[13] MediaMangaDitulis dan diilustrasikan oleh Koyoharu Gotōge, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba mulai dimuat berseri dalam edisi ke-11 dari majalah Weekly Shōnen Jump yang diterbitkan oleh Shueisha pada tanggal 15 Februari 2016.[10] Dalam edisi ke-23 dari majalah Weekly Shōnen Jump yang diterbitkan pada tanggal 11 Mei 2020, diumumkan bahwa manga ini akan mencapai klimaksnya.[14] Manga Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba berakhir pada edisi ke-24 dari majalah Weekly Shōnen Jump yang diterbitkan pada tanggal 18 Mei 2020.[15][16] Volume pertamanya diterbitkan pada tanggal 3 Juni 2016.[17] Pada bulan April 2020, diumumkan bahwa perilisan volume 20 dimundurkan dua minggu akibat pandemi COVID-19.[18] Hingga bulan Mei 2020, dua puluh volume telah diterbitkan.[19] Shueisha mulai merilis manga ini dalam bahasa Inggris secara serentak dengan perilisannya di Jepang melalui platform Manga Plus sejak bulan Januari 2019.[20] Manga ini telah diterbitkan menjadi sejumlah volume tankōbon. Viz Media merilis tiga bab pertama dari manga ini dalam majalah digital Weekly Shonen Jump milik mereka sebagai bagian dari program "Jump Start", namun memutuskan untuk tidak melanjutkan perilisannya.[21][22] Viz kemudian mengumumkan bahwa mereka telah melisensi manga ini saat sesi panel mereka dalam acara San Diego Comic-Con yang berlangsung pada tanggal 20 Juli 2017.[22] Spin-offCerita sampingan untuk manga ini diterbitkan dalam edisi perdana dari majalah Shonen Jump GIGA yang diterbitkan pada tanggal 20 Juli 2016.[23] Sebuah manga spin-off yang terdiri dari dua bab berjudul Kimetsu no Yaiba: Tomioka Giyū Gaiden, dimuat dalam edisi ke-18 dari majalah Weekly Shonen Jump terbitan Shueisha pada tahun 2019. Gotōge dikreditkan sebagai pencipta manga aslinya, sementara yang menjadi ilustrator manga tersebut adalah Hirano. Manga tersebut mengisahkan tentang karakter Giyū Tomioka.[24] Sebuah manga spin-off empat panel karya Ryōji Hirano berjudul Kimetsu no Aima!, dirilis pada situs web dan aplikasi Shonen Jump+ milik Shueisha pada tanggal 7 April dan 6 Oktober. Manga tersebut menampilkan versi chibi para karakter utama dari manga aslinya.[24][25] Setelah manga ini berakhir pada bulan Mei 2020, sebuah cerita spin-off berjudul Kimetsu no Yaiba: Rengoku Gaiden (鬼滅の刃 煉獄外伝 ), yang diilustrasikan oleh Ryōji Hirano dan mengisahkan tentang Kyōjurō Rengoku, diumumkan untuk dirilis.[16] Novel ringanSebuah novel ringan berjudul Demon Slayer: Flower of Happiness (鬼滅の刃 しあわせの花 ) karya Koyoharu Gotōge dan Aya Yajima yang diterbitkan pada tanggal 4 Februari 2019. Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan Tanjiro dan Zenitsu sebelum dimulainya cerita, begitu pula dengan sekilas kehidupan dari Aoi dan Kanao.[26] Novel tersebut juga berisi sebuah bab yang berlatar di dunia lain, menampilkan para karakter yang bersekolah di sebuah SMA biasa. Demon Slayer: One-Winged Butterfly (鬼滅の刃 片羽の蝶 ) adalah sebuah novel ringan karya Gotōge dan Aya Yajima yang diterbitkan pada tanggal 4 Oktober 2019. Novel tersebut mengisahkan tentang kehidupan Shinobu dan Kanae Kocho sebelum dan sesudah mereka bergabung dengan Korps Pemburu Iblis, setelah nyawa mereka diselamatkan oleh Himejima Gyomei.[27][28] Novel ringan ketiga berjudul Demon Slayer: The Wind's Telltale Signs (鬼滅の刃 風の道しるべ , Kimetsu no Yaiba: Kaze no Michishirube), yang mengisahkan tentang Sanemi Shinazugawa, diterbitkan pada tanggal 3 Juli 2020.[29] Media cetak lainnyaDemon Slayer: Kimetsu no Yaiba Official Fanbook: Kisatsutai Kenbunroku (鬼滅の刃公式ファンブック 鬼殺隊見聞録 ) dirilis pada tanggal 4 Juli 2019.[30] Buku tersebut memuat informasi berupa latar belakang dari beberapa karakter dalam manga ini.[31] AnimeAdaptasi anime untuk manga ini yang diproduksi oleh studio Ufotable diumumkan dalam majalah Weekly Shōnen Jump pada tanggal 4 Juni 2018.[32] Seri anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba ditayangkan perdana pada tanggal 6 April 2019 di Tokyo MX, GTV, GYT, BS11, dan saluran lainnya.[33][34] Haruo Sotozaki menyutradarai anime tersebut menggunakan skrip dari staf Ufotable. Yuki Kajiura dan Go Shiina berperan sebagai penggubah musiknya, sementara Akira Matsushima mendesain karakternya. Hikaru Kondo berperan sebagai produser.[35] LiSA membawakan lagu tema pembuka yang berjudul "Gurenge" (紅蓮華 ),[36] sedangkan lagu tema penutupnya berjudul "From the Edge" yang dibawakan oleh FictionJunction bersama LiSA.[37] Seri tersebut ditayangkan sebanyak 26 episode.[38] Di Amerika Utara, Aniplex of America mengumumkan bahwa mereka telah melisensi seri tersebut,[39] dan bahwa mereka akan merilis dua volume Blu-ray pada tanggal 30 Juni dan 24 November 2020 untuk edisi terbatas. Mereka juga bekerja sama dengan Funimation untuk merilis volume Blu-ray edisi standar pada bulan September 2020 dan Januari 2021.[40] Seri anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba juga ditayangkan secara streaming di Crunchyroll, Hulu, dan FunimationNow.[41] Pada bulan Juli 2019, diumumkan bahwa versi sulih suara bahasa Inggrisnya akan ditayangkan pada blok pemrograman Toonami milik Adult Swim.[42] Versi sulih suara bahasa Inggrisnya diproduksi oleh Aniplex of America dan Bang Zoom! Entertainment,[43] kemudian ditayangkan perdana pada tanggal 12 Oktober 2019.[44] Di Australia dan Selandia Baru, Madman Entertainment memperoleh lisensi atas seri tersebut, dan menayangkannya secara simulcast pada platform AnimeLab milik mereka.[45] Di Britania Raya dan Irlandia, Anime Limited memperoleh lisensi atas seri tersebut.[46] Sebelum tayang, lima episode perdana ditayangkan pada bioskop di Jepang selama dua minggu sejak tanggal 29 Maret 2019, dengan judul Kimetsu no Yaiba: Kyōdai no Kizuna (Jepang: 鬼滅の刃 兄妹の絆 ).[47] Aniplex of America menayangkan film tersebut di Aratani Theatre di Los Angeles pada tanggal 31 Maret 2019.[48] Madman Entertainment dan AnimeLab menayangkan film tersebut hanya di beberapa bioskop terpilih di Australia pada tanggal 2 April 2019.[49] FilmPada tanggal 28 September 2019, segera setelah penyiaran episode 26, film anime berjudul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train (Jepang: 鬼滅の刃 無限列車編 , Hepburn: Kimetsu no Yaiba: Mugen Ressha-hen) diumumkan. Para staf dan pengisi suara juga akan kembali mengisi peran mereka.[50] Film ini merupakan sekuel langsung dari musim pertama yang dibuat berdasarkan arc cerita "Infinite Train" dari manga-nya,[51][52] Pada tanggal 10 April 2020, diumumkan bahwa film tersebut akan dirilis di Jepang pada tanggal 16 Oktober 2020.[53] Di Jepang, film tersebut didistribusikan oleh Aniplex dan Toho.[54] Permainan videoSebuah permainan ponsel bertajuk Demon Slayer: Blood-Stench Blade Royale (鬼滅の刃 血風剣戟ロワイアル , Kimetsu no Yaiba: Keppū Kengeki Royale) diumumkan untuk dirilis pada tahun 2020 oleh penerbit Aniplex dan dikembangkan oleh Quatro A, anak perusahaan Aniplex.[55] Sebuah permainan video oleh Aniplex berjudul Kimetsu no Yaiba: Hinokami Chifūtan (鬼滅の刃 ヒノカミ血風譚 ) untuk platform PlayStation 4, diumumkan untuk dirilis pada tahun 2021.[56][57][58] Pementasan panggungEdisi ke-44 dari majalah Weekly Shōnen Jump yang diterbitkan pada tanggal 19 September 2019, mengumumkan bahwa manga ini akan diadaptasi menjadi pementasan panggung (stage play).[59] Pementasan tersebut dilakukan pada bulan Januari 2020 di Tokyo dan Prefektur Hyogo. Kenichi Suemitsu menulis skenario dan berperan sebagai sutradara, sementara Shunsuke Wada menciptakan musiknya. Pementasan tersebut diperankan oleh Ryota Kobayashi sebagai Tanjirō Kamado, Akari Takaishi sebagai Nezuko, Keisuke Ueda sebagai Zenitsu Agatsuma, Yūgo Satō sebagai Inosuke Hashibira, Reo Honda sebagai Giyū Tomioka, Tomoyuki Takagi sebagai Sakonji Urokodaki, Mimi Maihane sebagai Tamayo, Hisanori Satō sebagai Yushirō dan Yoshihide Sasaki sebagai Muzan Kibutsuji.[60] MusikYuki Kajiura dan Go Shiina menggubah musik anime ini[61]. LiSA membawakan lagu pembuka "Gurenge" (紅蓮華, "Red Lotus")[62], sedangkan lagu penutupnya adalah "from the edge" oleh FictionJunction dan LiSA[63]. Lagu penutup untuk episode 19 adalah "Kamado Tanjirō no Uta" (竈門炭治郎のうた, "Tanjiro Kamado's Song") oleh Go Shiina yang menampilkan Nami Nakagawa[64]. Untuk Mugen Train Arc musim kedua, LiSA membawakan lagu pembuka "Akeboshi" (明け星, "Morning Star"), serta lagu penutup "Shirogane" (白銀, "Silver"). Untuk Entertainment District Arc, Aimer membawakan lagu pembuka "Zankyō Sanka" (残響散歌, "Song of Reverberation"), serta lagu penutup "Asa ga Kuru" (朝が来る, "Daybreak")[65]. Soundtrack anime Demon Slayer: Kitmetsu no Yaiba disertai dengan rilis volume Blu-ray dan DVD anime dari 2019 hingga 2020. Album soundtrack untuk serial anime, berjudul Kimetsu no Yaiba: Kamado Tanjiro Risshi-hen Original Soundtrack ( 竈門炭治郎 立志編 オリジナルサウンドトラック, Kamado Tanjirō Risshi-hen Orijinaru Saundotorakku), diterbitkan oleh Aniplex, dirilis pada 26 Mei 2021. Ini mencakup musik pembuka dan penutup serta skor instrumental oleh Kajiura dan Shiina.[66][67] Semua musik digubah oleh Go Shiina dan Yuki Kajiura, kecuali yang dicatat. Disc 1
Disc 2
PenerimaanMangaSeri ini menduduki peringkat ke-14 dalam daftar manga yang direkomendasikan oleh para pegawai toko buku Jepang pada tahun 2017,[68] dan ke-19 pada daftar manga terbaik untuk pembaca pria tahun 2018 versi Kono Manga ga Sugoi!.[69] Pada tahun 2019, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba menduduki peringkat ke-10 pada daftar ke-19 "Buku Terbaik Tahun Ini" versi majalah Da Vinci.[70] Manga ini kembali menduduki peringkat ke-19 pada daftar manga terbaik untuk pembaca pria tahun 2019 versi Kono Manga ga Sugoi!.[71] Manga ini telah dinominasikan dalam penghargaan tahunan Penghargaan Kebudayaan Osamu Tezuka ke-24 tahun 2020.[72] PenjualanPer bulan Februari 2019, manga ini telah terjual sekitar 3,5 juta kopi di seluruh dunia,[73] lebih dari 10 juta kopi per bulan September 2019,[2] lebih dari 25 juta kopi per bulan Desember 2019,[74] lebih dari 40 juta kopi per bulan Februari 2020,[75] dan per bulan Mei 2020, penjualannya melampaui lebih dari 60 juta kopi dalam sirkulasi, termasuk versi digitalnya.[76][77] Hingga akhir bulan Februari 2020, terungkap bahwa waralaba ini terjual sebanyak 40,3 juta kopi, membuatnya menjadi manga terlaris ke-5 dalam sejarah Oricon.[78] Pada tanggal 22 Mei 2020, terungkap bahwa manga ini telah terjual sebanyak 60,027 juta kopi dalam bentuk cetak, membuatnya menjadi seri manga ketiga dalam sejarah Oricon yang terjual sebanyak lebih dari 60 juta kopi dalam bentuk cetak.[79] Per bulan Juli 2020, waralaba ini telah terjual sebanyak 80 juta kopi dalam sirkulasi,[80] termasuk terjual sebanyak 71 juta kopi.[81] Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba merupakan manga pertama yang menduduki 10 posisi teratas dalam tangga penjualan manga mingguan Oricon.[82] Manga ini menguasai 10 posisi teratas selama sebulan penuh dan merupakan manga pertama dalam sejarah Oricon yang menguasai 19 posisi teratas tangga penjualan mingguan.[83][84] Pada bulan Februari 2020, volume 19 dari manga ini terjual sekitar 1,378 juta kopi pada minggu pertama, menjadikan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba sebagai seri manga ketiga yang volume tunggalnya terjual lebih dari 1 juta kopi, setelah One Piece (45 kali) dan Attack on Titan (2 kali).[85] Pada bulan Mei 2020, edisi reguler dan terbatas dari volume 20 terjual sebanyak 1.990,249 dalam bentuk cetak.[79] Pada bulan Juli 2020, edisi reguler dan terbatas dari volume 21 terjual sebanyak 2,041,177 dalam bentuk cetak.[81] Pada bulan November 2019, Shueisha menyatakan bahwa Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba merupakan manga terlaris ke-2 mereka pada periode bulan November 2018 hingga November 2019 dengan penjualan mencapai 10,8 juta kopi, setelah One Piece karya Eiichiro Oda yang terjual sebanyak 12,7 juta kopi pada periode yang sama.[86] Meski demikian, seri ini menduduki peringkat pertama dalam tangga penjualan komik tahunan Oricon tahun 2019, dengan penjualan mencapai 12 juta kopi, sedangkan One Piece menduduki peringkat kedua, dengan penjualan melebihi 10,1 juta kopi pada periode yang sama dari bulan November 2018 hingga November 2019. Pencapaian tersebut membuat Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba sebagai manga terlaris untuk tahun 2019.[87] Oda menuliskan pesan berupa ucapan selamat atas pencapaian manga karya Gotōge ini.[88] Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba merupakan manga terlaris untuk paruh pertama tahun 2020, dengan penjualan mencapai 45.297,633 juta kopi.[89] Sementara dua puluh volumenya (termasuk edisi khusus volume 20), menduduki 25 posisi teratas dari peringkat volume manga terlaris untuk tahun 2020.[90] Mengenai kesuksesan besar yang tiba-tiba yang dialami manga ini, Hiroyuki Nakano selaku pemimpin redaksi Weekly Shōnen Jump menyatakan bahwa penjualan manga ini melonjak naik segera setelah adaptasi anime-nya selesai. Ia menjelaskan bahwa sejumlah besar orang menonton seri anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba melalui layanan streaming setelah tayangannya berakhir alih-alih menontonnya setiap minggu. Nakano juga menyatakan bahwa saat ini, seri manga yang dimuat dalam majalah lebih sulit untuk menjadi populer. Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba yang dimulai pada bulan Februari 2016 tidak langsung mengalami kesuksesan, dan baru populer pada akhir tahun 2019. Nakano menambahkan bahwa "keberhasilannya bergantung pada diskusi yang dihasilkan setelah adaptasi anime-nya selesai ditayangkan".[91] Tanggapan kritikusRebecca Silverman dari Anime News Network menilai volume pertamanya dengan peringkat B-. Silverman memuji alur cerita dan karakternya, tetapi memiliki masalah dengan pacing. Ia menyebut gambar Gotōge "belum dipoles dan tidak konsisten", meskipun dia memuji detail seperti pakaian yang dikenakan Tanjiro dan Nezuko untuk menggambarkan kemiskinan dan lingkungan yang penuh kasih tempat di mana mereka berasal. Silverman menyimpulkan bahwa manga ini adalah karya dari mangaka yang menjanjikan dan memiliki harapan positif terkait perkembangan manga ini.[92] Leroy Douresseaux dari Comic Book Bin memberikan nilai 9/10 untuk volume pertama. Douresseaux memuji manga ini atas "kemampuannya untuk menyampaikan kekuatan secara sederhana", sambil menjelaskan bahwa ilustrasi karya Gotōge "bagus" tetapi terlalu rinci, dan dialog serta penjelasannya mudah. Douresseaux memuji para karakternya dan merekomendasikan manga ini kepada para penggemar cerita pahlawan pembasmi iblis.[93] Nick Smith dari ICv2 memberi nilai 4/5 untuk volume pertama. Ia menilai bahwa ceritanya dibuat dengan baik dan para karakternya menarik, tetapi latar belakangnya "terlalu mematikan bagi kelangsungan hidup umat manusia". Smith menyatakan bahwa ilustrasinya bagus tetapi tidak istimewa dan merekomendasikan manga ini untuk para "remaja dan orang dewasa yang menggemari cerita tentang pahlawan yang menghadapi kejahatan mengerikan".[94] Chris Beveridge dari The Fandom Post mengkritik bab pertamanya karena "terlalu bertele-tele padahal [adegan] laga saja sudah mencukupi", dan akhirnya menyebut manga ini sebagai "karya dalam proses".[95] Dalam ulasannya untuk volume kedua, Melina Dargis dari situs web yang sama, menulis bahwa setelah menonton adaptasi animenya, dirinya terpesona oleh cerita dan karakter dan mulai membaca manganya, karena "masih menyenangkan untuk merasakan [pengalaman tersebut] lagi". Dargis menyimpulkan: "ini adalah cerita yang sangat hebat dan menarik bagi beragam minat".[96] Novel ringanPada tahun 2019, Demon Slayer: Flower of Happines terjual sebanyak 210.966 kopi, sedangkan Demon Slayer: One-Winged Butterfly terjual sebanyak 196.674 kopi. Keduanya menduduki peringkat ke-3 dan ke-4 secara berurutan pada tangga penjualan rata-rata bunko Oricon.[97] Novel ringan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba pada umumnya menduduki peringkat ke-10 dalam novel ringan terlaris tahun 2019, dengan penjualan sekitar 407.640 kopi.[98] Pada bulan Februari 2020, setelah melalui proses cetak ulang yang direncanakan secara kolektif, 1,16 juta kopi diperkirakan telah beredar, menjadikan buku-buku tersebut sebagai waralaba novel dengan penjualan tercepat dalam label "Jump j Books" milik Shueisha.[99] Dua novel ringan tersebut merupakan novel terlaris pada paruh pertama tahun 2020, dengan penjualan kolektif mencapai total 1.199,863 kopi.[100][101] Pada bulan Mei 2020, Demon Slayer: Flower of Happiness menduduki peringkat ke-10 dalam sebuah jajak pendapat tentang buku favorit anak-anak yang dilakukan oleh Children's Book Election Office, dari sekitar 250.000 anak sekolah dasar.[102] AnimeTanggapan kritikusDalam ulasannya untuk Monsters and Critics, Patrick Frye menyebut bahwa adaptasi anime-nya "mendapatkan pujian [atas] kualitas animasi dan adegan pertarungan yang mengintegrasikan efek digital dengan mulus" sambil menyatakan bahwa "beberapa penggemar mengeluh tentang tempo cerita yang aneh akibat kilas balik dan beberapa momen yang terasa lambat, tetapi semuanya setuju bahwa ketika cerita kembali ke adegan laga, itu [animasi] hal yang luar biasa."[103] James Beckett yang menulis untuk Anime News Network, menyorot Episode 19 sambil mengatakan bahwa itu adalah "sebuah episode yang mendebarkan jantung, memamerkan keterampilan Ufotable yang cukup andal sebagai produser tontonan [adegan] laga yang hampir tak tertandingi".[104] PenghargaanSeri anime-nya memenangkan Penghargaan Anime Newtype 2019 untuk kategori Seri Anime TV Terbaik, Karakter Pria Terbaik (Tanjirō Kamado), Karakter Wanita Terbaik (Nezuko Kamado), Lagu Tema Terbaik ("Gurenge" oleh LiSA ), Sutradara Terbaik, Desain Karakter Terbaik, Pengisi Suara Pria Terbaik (Natsuki Hanae), dan Pengisi Suara Wanita Terbaik (Akari Kitō).[105] Dalam majalah Animedia edisi bulan Februari 2020, seri tersebut menerima sebelas penghargaan untuk karakter pada "Animedia Character Awards 2019".[106] Pada bulan Februari 2020, seri tersebut mendapatkan penghargaan "Anime Terbaik Tahun Ini" pada Crunchyroll Anime Awards, kemudian Tanjiro memenangkan kategori "Tokoh Pria Terbaik" serta pertarungan Tanjiro bersama Nezuko melawan Rui memenangkan kategori "Adegan Pertarungan Terbaik".[107] Seri tersebut juga memenangkan Penghargaan Utama Anime Terbaik Tahun Ini dalam kategori televisi pada Tokyo Anime Awards Festival 2020.[108] Dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan oleh Kadokawa Game Linkage terkait seri yang paling memuaskan pada tahun 2019, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba menduduki peringkat pertama, dan juga melaporkan bahwa ketika episode perdana dan terakhirnya ditayangkan, angka pemirsa meningkat menjadi 1,4 juta.[109][110] Pada bulan April 2020, seri anime tersebut memenangkan Penghargaan Utama dan New Face Award pada acara Japan Character Award yang digelar oleh Character Brand Licensing Association (CBLA) Jepang.[111] Seri anime-nya dianggap sebagai salah satu anime terbaik pada dekade tahun 2010-an. Staf dan penulis untuk Polygon, Austen Goslin menyatakan: "beberapa anime selama 10 tahun terakhir tanpa malu-malu menjadikan adegan pertarungan [sebagai] fokus mereka, dan tidak ada satu pun dari mereka yang melakukannya sebaik Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba".[8] Crunchyroll mencantumkan seri tersebut ke dalam daftar "25 anime terbaik tahun 2010-an" versi mereka, dilengkapi ulasan dari Daniel Dockery yang berkomentar: "mulai dari koreografi laga pada tingkat tertinggi, hingga saat-saat emosional yang sengaja dikurangi (dan kadang-kadang tidak dikurangi), hingga Inosuke yang dapat dijadikan meme tanpa batas, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba dapat menjadi keajaiban untuk dilihat".[7][112] Sage Ashford yang menulis untuk Comic Book Resources, menempatkan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba pada peringkat kedua dari daftar versinya, memuji animasi dan dua tokoh protagonis utama, yang disebutnya "tokoh utama pria dan wanita yang paling disukai pada dekade ini".[6] IGN juga mencantumkan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba ke dalam daftar seri anime terbaik tahun 2010-an versi mereka.[5] Gadget Tsūshin mencantumkan sufiks teknis pernafasan dan kalimat "Ah! Zaman ini, zaman ini mulai berganti lagi!" dalam daftar kata kunci anime tahun 2019 versi mereka.[113] Referensi
Pranala luar
|