Dinasti Saadi (Arabic: سعديون) (sebelumnya bernama Bani Zaydan) dimulai pada era kekuasaan SultanMohammed ash-Sheikh tahun 1554. Dari tahun 1509 hingga 1554, Dinasti Saadi hanya menguasai Maroko Selatan. Era kekuasaan dinasti ini berakhir pada tahun 1659 dengan berakhirnya era kekuasaan Sultan Ahmad el Abbas.
Banu Zaydan mengklaim sebagai keturunan dari Nabi Muhammad, melalui garis Ali bin Abi Thalib dan Fatima Zahra (putri Muhammad), dan lebih khusus lagi melalui Muhammad al-Nafs al-Zakiyya, cucu dari Hasan bin Ali. Sejak awal abad ke-14 mereka telah didirikan di Tagmadert di lembah Sungai Draa. Pada pertengahan abad ke-15 beberapa dari mereka menetap di Tidsi di lembah Sous, dekat Taroudant. Mereka mengklaim asal-usul Sharifian melalui nenek moyang dari Yanbu dan menjadikan tasawuf terhormat di Maroko. Nama Saadi atau Saadian berasal dari "sa'ada" yang berarti kebahagiaan atau keselamatan. Yang lain berpikir itu berasal dari nama Bani Zaydan atau bahwa itu diberikan kepada Bani Zaydan (shurafa dari Tagmadert) oleh generasi selanjutnya dan saingan kekuasaan, yang mencoba menyangkal keturunan Hassanid mereka dengan mengklaim bahwa mereka berasal dari keluarga Halimah Saadiyya, pengasuh Nabi Muhammad. Nenek moyang mereka diduga adalah Zaydan Ibn Ahmed a Sharif dari Yanbu.
Sejarah
Naik ke Kekuasaan
Puncak
Kemunduran
Masyarakat
Populasi
Abad ke-16 di mana dinasti Saadi naik ke tampuk kekuasaan juga merupakan zaman dimana terjadi banyak perubahan sosial dan demografis di Maroko. Populasi yang ada bertambah dengan adanya gelombang besar emigran dan pengungsi dari Semenanjung Iberia setelah jatuhnya Granada pada tahun 1492, emirat Muslim terakhir Al-Andalus, dan pengusiran berikutnya orang Yahudi dari Spanyol dan segera setelah itu dari Portugal. Pada awal abad sekitar 100.000 Muslim dan Yahudi Andalusi menetap di negara itu sebagai hasilnya, dan diikuti oleh 20.000 hingga 30.000 lainnya sekitar satu abad kemudian ketika Spanyol mulai mengusir Moriscos. Kedatangan orang-orang Andalusi merevitalisasi banyak kota di utara negara itu, dengan contoh terkenal seperti Tétouan.
Greengrass, Mark. (2014). Christendom Destroyed: Europe 1517-1648. Penguin Books.
El Hamel, Chouki. (2013). Black Morocco: A History of Slavery, Race, and Islam. Cambridge University Press.
Bacaan Lanjutan
Rosander, E. Evers and Westerlund, David (1997). African Islam and Islam in Africa: Encounters Between Sufis and Islamists. C. Hurst & Co. Publishers. ISBN 1-85065-282-1
Morocco in the Sixteenth Century. Problems and Patterns in African Foreign Policy by Dahiru Yahya, Canadian Journal of African Studies / Revue Canadienne des Études Africaines, Vol. 18, No. 1 (1984), pp. 252-253