Kedua negara tersebut berbagi batas di dua perbatasan resmi, yang satu di Taba dan yang satu di Nitzana. Perlintasan di Nitzana hanya untuk lalu lintas wisatawan dan komersial.
Perdamaian antara Mesir dan Israel berlangsung lebih dari tahun puluh tahun dan Mesir telah menjadi mitra strategis berpengaruh dari Israel. Pada Januari 2011, Binyamin Ben-Eliezer, seorang mantan menteri pertahanan yang dikenal karena hubungan dekatnya dengan para pejabat Mesir, mengatakan bahwa "Mesir tak hanya teman terdekat kami di wilayah tersebut, kerjasama dengan kami juga strategis."[1]
Meskipun demikian, perjanjian tersebut terkadang dianggap sebagai "perdamaian dingin",[1][2] dengan beberapa orang Mesir bersikap skeptis terkait efektivitasannya.[3][4]