Ketika tengah mempelajari tuberkulosis pada tikus, Fibiger menemukan adanya tumor pada tikus percobaannya. Ia menemukan bahwa tumor tersebut berkaitan dengan cacingnematoda yang hidup di kecoa yang menjadi makanan tikus. Ia menyimpulkan bahwa organisme tersebut mengakibatkan kanker. Nyatanya, tikus tersebut mengalami kekurangan vitamin A dan hal ini menjadi penyebab utama tumor. Organisme parasit tersebut hanya menyebabkan iritasi jaringan yang mendorong terjadinya kerusakan sel; iritasi jaringan dapat saja meningkatkan risiko tumor. Walaupun pada akhirnya tidak ditemukan kaitan penting antara organisme parasit dengan kanker, ide bahwa kerusakan jaringan merupakan penyebab kanker menjadi hal yang penting dalam penelitian kanker.
Referensi
Nobel Lectures, Physiology or Medicine 1922-1941, Elsevier Publishing Company, Amsterdam, 1965.