Metronidazol, atau yang juga biasa dipasarkan dengan nama Flagyl dan Metrogel, adalah obat antibiotik golongan nitroimidazol yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di bagian vagina, perut, hati, kulit, sendi, saluran pernapasan, dan lain-lain. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri dan parasit, dan biasa dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, ovula, suppositoria, dan infus.[4] Obat ini biasa digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit seperti penyakit radang pelvis, endokarditis, vaginosis bakterialis, dan lain-lain, baik sendirian maupun bersama dengan obat lainnya.[5] Selain itu, obat ini juga dapat menjadi pilihan untuk mengobati stadium pertama infeksi Clostridioides difficile ringan hingga sedang, jika vankomisin dan fidaxomisin tidak tersedia.[5][6]
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri dan protozoa atau parasit yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia. Sehingga biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan infeksi bakteri atau parasit dan tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus seperti influenza atau cacar.[4] Lebih spesifiknya, obat ini digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit seperti infeksi tulang dan sendi, endokarditis, sepsis, vaginosis bakterialis,[9]trichomonas vaginalis,[10]giardiasis,[11] dan infeksi-infeksi lainnya.[5]
Penggunaan metronidazol dapat berupa obat oral (tablet, kapsul, sirup), topikal (salep, krim), rektal (dimasukkan melalui vagina), dan infus.[4][5]
Efek samping
Efek samping dari penggunaan metronidazol yang cukup umum adalah mengalami sakit punggung, gangguan pengelihatan, depresi, rasa pusing, mual, kejang, halusinasi, dan masih banyak lagi.[5] Sementara efek samping yang tidak terlalu umum dan hanya dialami beberapa penderita seperti terdapat darah di urin, kehilangan suara, ruam di kulit, iritasi di bagian vagina, dan lain-lain.[5] Selain itu, terdapat juga efek samping yang masuk dalam kategori langka dan sangat jarang terjadi, namun pernah terjadi, seperti urin yang berwarna gelap, sembelit, gusi berdarah, nyeri dada, dan lain-lain.[5]
Metronidazol untuk ibu hamil
Di beberapa tempat, metronidazol digunakan untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur untuk kasus yang berhubungan dengan vaginosis bakterialis. Tetapi, metronidazol terbukti tidak efektif dalam mencegah kelahiran prematur dan justru memperbesar kemungkinan terjadinya kelahiran prematur kepada penderita.[12] Selain itu, studi pada binatang membuktikan bahwa pada trimester pertama, efek samping dari penggunaan obat ini dapat dirasakan oleh janin, sehingga obat hanya boleh digunakan jika manfaat yang didapat lebih besar daripada efek samping yang diterima. Untuk trimester kedua dan ketiga, tidak terlihat adanya efek samping pada janin, namun belum terdapat studi terkontrol pada wanita hamil. Ibu yang baru melahirkan dan menggunakan metronidazol juga dapat membuat ASI yang dihasilkannya menyerap obat tersebut.[4]
^ abcdeBrayfield, A, ed. (14 Januari 2014). "Metronidazole". Martindale: The Complete Drug Reference (dalam bahasa Inggris). Pharmaceutical Press. Diakses tanggal 19 Maret 2020.[pranala nonaktif]
^Brayfield, Alison, ed. (2017). Martindale: The Complete Drug Reference (edisi ke-39th). London: Pharmaceutical Press. ISBN978-0-85711-309-2.
^ abcd"Metronidazole" (dalam bahasa Indonesia). Alodokter. Diakses tanggal 19 Maret 2020.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abcdefg"Metronidazole". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 September 2015. Diakses tanggal 19 March 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019 (dalam bahasa Inggris). Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771. WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
^Joesoef MR, Schmid GP, Hillier SL (Januari 1999). "Bacterial vaginosis: review of treatment options and potential clinical indications for therapy". Clinical Infectious Diseases. 28 Suppl 1: S57–65. doi:10.1086/514725. PMID10028110.
^duBouchet L, Spence MR, Rein MF, Danzig MR, McCormack WM (Maret 1997). "Multicenter comparison of clotrimazole vaginal tablets, oral metronidazole, and vaginal suppositories containing sulfanilamide, aminacrine hydrochloride, and allantoin in the treatment of symptomatic trichomoniasis". Sexually Transmitted Diseases. 24 (3): 156–60. doi:10.1097/00007435-199703000-00006. PMID9132982.
^Shennan A, Crawshaw S, Briley A, Hawken J, Seed P, Jones G, et al. (Januari 2006). "A randomised controlled trial of metronidazole for the prevention of preterm birth in women positive for cervicovaginal fetal fibronectin: the PREMET Study". BJOG (dalam bahasa Inggris). 113 (1): 65–74. doi:10.1111/j.1471-0528.2005.00788.x. PMID16398774.
Pranala luar
"Metronidazole". Drug Information Portal. U.S. National Library of Medicine.