Universitas Doshisha (同志社大学code: ja is deprecated , Dōshisha Daigaku) adalah universitasswastaKristen di Kyoto, Jepang. Memiliki lebih dari 23.500 mahasiswa,[1] universitas ini termasuk salah satu universitas terbesar dan paling prestisius di Jepang.[2] Universitas Doshisha berawal dari sekolah bahasa Inggris Doshisha Eigakkō yang didirikan tahun 1875 oleh Joseph Hardy Neesima, dan diubah bentuknya menjadi universitas pada tahun 1920. Universitas Doshisha adalah universitas pertama di Jepang yang menerima mahasiswa wanita pada tahun 1923.
Universitas ini dimiliki oleh Yayasan Pendidikan Doshisha yang juga mengelola berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga riset pascadoktoral. Doshisha juga memiliki Universitas Putri Doshisha (Doshisha Women's College of Liberal Arts).
Universitas Doshisha kini telah berkembang menjadi 12 fakultas, 10 sekolah pascasarjana, dua sekolah pascasarjana independen, dan dua sekolah pascasarjana profesi.[3]
Sejarah
Doshisha Eigakko
Universitas Doshisha berawal dari Doshisha Eigakko yang dibuka oleh Jo Niijima (Joseph Hardy Neesima) di Kyoto pada 29 November1875. Dōshisha adalah nama ciptaan Niijima, dibuatnya dari tiga aksara kanji yang secara harfiah berarti ikatan sama tujuan, dan eigakkō berarti sekolah Inggris. Sekolah Inggris yang dimaksudkannya bukan sekolah yang hanya mengajarkan bahasa Inggris, melainkan juga ilmu-ilmu umum dari Barat yang memakai bahasa Inggris.
Pendidikan yang diberikannya adalah pendidikan yang berlandaskan agama Kristen. Niijima adalah lulusan Seminari Teologi Andover pada tahun 1874. Ia adalah orang Jepang pertama yang ditahbiskan sebagai pendeta Protestan,[2] sekaligus orang Jepang pertama yang mendapat gelar akademis di luar negeri[2] (lulusan Amherst College tahun 1867). Ia meninggalkan Jepang menuju Amerika Serikat ketika Jepang sedang menjalankan politik sakoku, dan keluar negeri merupakan perbuatan yang diancam hukuman mati oleh Keshogunan Tokugawa.
Pada tahun 1875, Doshisha Eigakko hanya memiliki 8 siswa dan dua orang pengajar, misionaris Amerika Jerome D. Davis dan Niijima sendiri yang merangkap sebagai kepala sekolah. Hampir semua dari 8 siswa pertama (semuanya laki-laki) akhirnya keluar sebelum lulus, namun di antaranya terdapat Motora Yūjirō dan Nakajima Rikizō yang kemudian menjadi dosen di Universitas Kekaisaran Tokyo. Bangunan sekolah di kompleks kediaman Takamatsu Yasuzane di Teramachi sekaligus merupakan tempat tinggal para siswa. Dr. Dwight Whitney Learned lulusan Universitas Yale tiba sebagai staf pengajar pada bulan April 1876, dan mengawali kedatangan puluhan dosen pria dan wanita untuk mengajar di Doshisha.
Kampus Imadegawa hingga lulusan angkatan pertama
Pada tahun ajaran baru September 1876, Doshisha pindah dari bangunan sementara di Teramachi ke lokasi baru di bekas kompleks kediaman Domain Satsuma di Imadegawa, Kyoto. Bangunan sekolah yang didirikan kemudian juga digunakan sebagai asrama siswa. Niijima ingin menerapkan sistem asrama seperti dilihatnya di sekolah menengah di Amerika Serikat.[4] Kampus Imadegawa hingga kini merupakan kampus utama Universitas Doshisha. Pada bulan yang sama, Doshisha menerima sekitar 40 siswa dari Kumamoto yang disebut Kelompok Kumamoto.[4] Mereka adalah lulusan dan mantan siswa Sekolah Ilmu Barat Kumamoto yang dibubarkan sebelumnya pada tahun 1876 akibat tekanan penguasa setempat.[2]
Pada bulan April 1877, Doshisha membuka sekolah cabang khusus siswa putri Doshisha Bunkō Nyokōba. Nama nyokōba dapat menimbulkan salah pengertian sebagai sekolah menjahit dan memasak sehingga diganti menjadi Doshisha Jogakko pada September 1877. Pendidikan yang diberikan sekolah ini sama seperti pendidikan untuk siswa laki-laki.[5]
Doshisha meluluskan angkatan pertama sebanyak 15 orang pada bulan Juni 1879.[6] Setelah sebelumnya hanya memiliki bangunan sekolah dari kayu, kampus Doshisha untuk pertama kalinya memiliki gedung dari bata, Shōeikan yang selesai dibangun September 1884 (gedung ini sekarang ditetapkan sebagai peninggalan budaya penting). Setelah itu, kapel dan gedung perpustakaan selesai dibangun, masing-masing pada bulan Juni 1886 dan November 1887 (kedua gedung telah ditetapkan sebagai peninggalan budaya penting).
Pada bulan November 1888, Jo Niijima menulis esai Sasaran Pendirian Universitas Doshisha (Dōshisha Daigaku Setsuritsu no Shii) yang dimuat dalam majalah dan surat kabar utama di Jepang. Di tengah pengumpulan dana pendirian Universitas Doshisha, ia meninggal dunia pada 23 Januari1890 tanpa sempat melihat sekolah yang didirikannya menjadi universitas.
Doshisha terus berkembang walaupun tanpa Jo Niijima. Sumbangan sebesar AS$10.000 dari pengusaha Amerika Serikat J.N. Harris, dan Sekolah Sains Harris dibuka pada bulan Juli 1890. Sekolah Hukum dan Pemerintahan dibuka pada bulan September 1891, dan Sekolah Teologi Clark menyusul pada Januari 1894. Gedung Sekolah Teologi Clark sekarang disebut Gedung Peringatan Clark, dan telah ditetapkan sebagai peninggalan budaya penting. Doshisha membuka sekolah kejuruan putri, Doshisha Jogakko Senmon Gakko pada tahun 1901.
Pendirian universitas
Setelah adanya peraturan sekolah kejuruan (Senmon Gakkō-rei 1903), Doshisha membuka sekolah kejuruan (Senmon Gakko) dan Sekolah Teologi pada April 1904, serta melakukan reorganisasi, termasuk menutup Sekolah Hukum dan Pemerintahan serta Sekolah Fisika dan Kimia. Pada bulan April 1912, Universitas Doshisha didirikan sesuai peraturan sekolah kejuruan. Statusnya sebagai sekolah kejuruan dengan ciri-ciri sebuah universitas, namun belum mendapat status universitas. Doshisha waktu itu terdiri dari fakultas teologi, fakultas politik dan ekonomi, dan sastra Inggris), serta sebuah sekolah persiapan, dan sebuah akademi putri.[2]
Universitas Doshisha akhirnya secara resmi dibuka pada bulan April 1920 setelah Parlemen Jepang mengeluarkan peraturan mengenai universitas (Daigaku-rei). Ketika itu Universitas Doshisha memiliki fakultas sastra (jurusan teologi, jurusan bahasa Inggris), fakultas hukum (jurusan ilmu politik, jurusan ekonomi), sekolah pascasarjana, dan sekolah persiapan. Jurusan hukum dibuka pada tahun 1923, dan jurusan filsafat pada tahun 1927. Doshisha membuka kembali empat sekolah kejuruan pada tahun 1922, sekolah teologi, sekolah guru bahasa Inggris, sekolah tinggi perdagangan, serta sekolah politik dan ekonomi. Pada tahun 1923, Universitas Doshisha menjadi universitas pertama yang menerima mahasiswa wanita untuk program bergelar empat tahun.
Semasa Perang Dunia II, Doshisha pada April 1944 membuka Sekolah Kejuruan Industri yang terdiri dari tiga jurusan: teknik radio, mesin, dan industri kimia. Institut Kajian Universitas Doshisha dibuka pada bulan Oktober 1944 (sejak Maret 1957 bernama Institut Kajian Humaniora dan Ilmu Sosial Universitas Doshisha). Pada tahun 1944, Universitas Doshisha diciutkan hingga hanya satu fakultas humaniora (jurusan teologi, jurusan kesejahteraan sosial, dan jurusan ekonomi).[6]
Pasca-Perang Dunia II hingga kini
Di tengah masa pendudukan Amerika Serikat, Doshisha pada April tahun 1947 membuka dua sekolah menengah pertama (satu sekolah khusus putra dan satu sekolah khusus putri). Universitas Doshisha membuka lima fakultas (teologi, sastra, hukum, dan ekonomi) pada April 1948, disusul fakultas perdagangan dan fakultas teknik pada April 1949 hingga seluruhnya ada enam fakultas. Satu sekolah menengah atas, satu sekolah menengah atas putri, dan sekolah ekonomi menengah atas dibuka Doshisha pada tahun 1948.
Pembukaan kembali sekolah pascasarjana dilakukan pada bulan April 1950, terdiri dari program pascasarjana teologi, sastra, hukum, ekonomi, dan perdagangan. Akademi Doshisha (program malam 2 tahun) dibuka pada bulan April tahun yang sama (jurusan bahasa Inggris, perdagangan, ekonomi, dan teknik), dan ditingkatkan menjadi program studi malam 4 tahun pada tahun 1954. Doshisha menutup semua semua sekolah kejuruan miliknya pada tahun 1952.
Universitas ini mulai membuka program doktoral sejak April 1953. Pusat Kajian Amerika dibuka pada Maret 1958, disusul dibukanya Pusat Sains dan Teknologi pada April 1959 dan sekolah pascasarjana teknik pada tahun 1955.
Universitas ini merayakan dies natalis ke-100 pada bulan April 1975. Kampus Tanabe di Kyōtanabe, Prefektur Kyoto dibuka pada bulan April 1986. Sebagai kampus kedua Universitas Doshisha, kampus Tanabe digunakan untuk semua fakultas, tingkat 1 dan tingkat 2. Auditorium Niijima yang merangkap kapel selesai dibangun di Kampus Tanabe pada bulan September 1988. Doshisha juga membuka program pascasarjana sastra dan seni (April 1988), dan program pascasarjana kajian Amerika (April 1991).[6]
Pada November 2006, Doshisha membuka Kampus Kansai Science City di Kizugawa, Prefektur Kyoto. Dua fakultas baru dibuka di Kampus Kyotanabe pada April 2008, fakultas ilmu kedokteran dan fakultas kesehatan dan ilmu olahraga, serta sekolah pascasarjana ilmu kedokteran. Pada bulan April 2009, Doshisha membuka fakultas psikologi dan sekolah pascasarjana psikologi di kampus Tanabe.[3]