Ericsson
Telefonaktiebolaget LM Ericsson, atau biasa disebut Ericsson, adalah sebuah perusahaan telekomunikasi dan jaringan multinasional yang berkantor pusat di Stockholm, Swedia. Perusahaan ini menawarkan layanan, perangkat lunak, dan infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi untuk operator telekomunikasi, peralatan jaringan Internet Protocol (IP) dan telekomunikasi tradisional, pita lebar tetap dan seluler, layanan operasi dan dukungan bisnis, televisi kabel, IPTV, sistem video, dan operasi layanan ekstensif. Pada tahun 2018, Ericsson menguasai 27% pangsa pasar infrastruktur jaringan seluler 2G/3G/4G global, sehingga menjadi yang terbesar di luar Tiongkok.[3] Perusahaan ini didirikan pada tahun 1876 oleh Lars Magnus Ericsson[4] dan kemudian diambil alih oleh keluarga Wallenberg pada tahun 1960. Saat ini, keluarga Wallenberg, melalui perusahaan induknya, Investor AB, memegang 22,53% hak suara di Ericsson. Hingga tahun 2016[update], perusahaan ini berkantor pusat di Stockholm, Swedia. Perusahaan ini memperkerjakan sekitar 95.000 orang dan beroperasi di sekitar 180 negara.[5][6] Ericsson memegang lebih dari 49.000 paten hingga bulan September 2019, termasuk sejumlah paten di bidang telekomunikasi nirkabel.[7] Ericsson adalah pencipta teknologi Bluetooth.[8] Ericsson juga memimpin implementasi 5G di seluruh dunia, sebagian melalui penggunaan teknologi MIMO yang masif.[9][10] SejarahPendirianLars Magnus Ericsson mulai berurusan dengan telepon sejak masih muda, yakni saat bekerja sebagai pembuat instrumen di sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan telegraf untuk Telegrafverket. Pada tahun 1876, di usia 30 tahun, ia mendirikan sebuah bengkel telegraf dengan bantuan dari temannya, Carl Johan Andersson di Stockholm dan mulai memperbaiki telepon yang diproduksi di luar Swedia. Pada tahun 1878, Ericsson mulai memproduksi dan menjual peralatan teleponnya sendiri, yang tidak terlalu inovatif. Pada tahun 1878, ia menjalin kesepakatan untuk memasok telepon dan papan switch ke operator telekomunikasi pertama di Swedia, yakni Stockholms Allmänna Telefonaktiebolag.[4] Ekspansi internasionalDengan tumbuhnya produksi pada akhir dekade 1890-an, dan menurunnya permintaan di Swedia, Ericsson pun berekspansi ke luar Swedia melalui sejumlah agen. Britania Raya (Ericsson Telephones Ltd.) dan Rusia menjadi sasaran awal, di mana pabrik kemudian didirikan untuk meningkatkan peluang mendapat kontrak dan menambah kapasitas produksi Ericsson secara umum. Di Britania Raya, National Telephone Company menjadi klien besar perusahaan ini. Pada tahun 1897, Ericsson menjual 28% produknya di Britania Raya. Negara-negara Nordik kemudian juga menjadi klien Ericsson, karena melihat pertumbuhan layanan telepon di Swedia.[4] Negara dan koloni lain lalu juga mengenal produk Ericsson melalui pengaruh dari negara induknya. Termasuk Australia dan Selandia Baru, yang pada akhir dekade 1890-an menjadi pasar terbesar Ericsson di luar Eropa. Teknik produksi massal kemudian diterapkan, sehingga telepon buatan Ericsson tidak lagi dilengkapi dengan hiasan dan dekorasi.[11] Walaupun ekspansinya cukup sukses, Ericsson tidak terlalu sukses berekspansi ke Amerika Serikat, karena Bell Group, Kellogg, dan Automatic Electric telah mendominasi. Ericsson akhirnya menjual semua asetnya di Amerika Serikat. Penjualan Ericsson di Meksiko kemudian menjadi pembuka jalan ke negara di Amerika Selatan yang lain. Penjualan Ericsson di Afrika Selatan dan Tiongkok juga cukup signifikan. Pada tahun 1901, Lars Ericsson mengundurkan diri dari perusahaan ini. Peralatan otomatisEricsson mengabaikan pertumbuhan telepon otomatis di Amerika Serikat dan fokus pada desain sentral telepon manual. Telepon tombol pertama buatan Ericsson diproduksi pada tahun 1921, walaupun penjualan sistem switch otomatis berjalan lambat hingga peralatan tersebut terbukti berhasil di pasar global. Telepon pada saat itu memiliki desain yang sederhana, dan sejumlah telepon meja otomatis pada katalog Ericsson bergaya magneto dengan tombol di depan dan perubahan terkait pada elektroniknya. Telepon tersebut dihias dengan stiker rumit.[4] Perang Dunia I, Depresi Besar, dan hilangnya aset di Rusia akibat Revolusi kemudian menghambat pertumbuhan perusahaan ini, sementara penjualan ke luar Swedia juga turun sekitar 50%.[12] Perubahan pemegang sahamAkuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain pun menekan keuangan Ericsson. Pada tahun 1925, Karl Fredric Wincrantz mengambil alih perusahaan ini dengan membeli mayoritas sahamnya. Wincrantz didanai sebagian oleh Ivar Kreuger, seorang pengelola keuangan internasional. Perusahaan inipun diubah namanya menjadi Telefonaktiebolaget L M Ericsson. Kreuger kemudian juga tertarik dengan perusahaan ini, dengan menjadi pemegang mayoritas saham perusahaan induk milik Wincrantz.[4] Era WallenbergEricsson berhasil selamat dari kebangkrutan dan penutupan dengan bantuan dari sejumlah bank, termasuk Stockholms Enskilda Bank (kini Skandinaviska Enskilda Banken) dan bank investasi lain asal Swedia yang dikendalikan oleh keluarga Wallenberg, serta sejumlah dukungan dari pemerintah Swedia. Marcus Wallenberg Jr. menegosiasikan kesepakatan dengan sejumlah bank asal Swedia untuk membangun ulang Ericsson secara finansial. Bank-bank tersebut kemudian membeli saham "A" LM Ericsson secara perlahan-lahan, sembari ITT tetap menjadi pemegang saham terbesar. Pada tahun 1960, keluarga Wallenberg membeli saham Ericsson yang dipegang oleh ITT, sehingga keluarga tersebut resmi menjadi pemegang saham mayoritas.[4] Pengembangan pasarPada dekade 1920-an dan 1930-an, pasar telepon mulai diorganisasi dan distabilisasi oleh sejumlah negara. Sistem kota-ke-kota yang dilayani oleh perusahaan swasta kecil mulai diintegrasikan dan ditawarkan untuk disewa oleh perusahaan tunggal. Ericsson berhasil menyewa sejumlah sistem, sehingga menjamin sejumlah penjualannya. Ericsson pun menjual hampir sepertiga produknya ke sistem telepon yang mereka sewa.[4] Pengembangan lebih lanjutEricsson memperkenalkan sistem telepon seluler otomatis penuh pertama di dunia, yakni MTA, pada tahun 1956.[13] Perusahaan ini juga meluncurkan salah satu telepon hands-free speaker pertama di dunia pada dekade 1960-an. Pada tahun 1954, perusahaan ini meluncurkan Ericofon. Peralatan switch palang buatan Ericsson juga digunakan di sejumlah negara.[14] Pada tahun 1983, perusahaan ini memperkenalkan layanan dan produk jaringan ERIPAX. 1995–2003: kemunculan InternetPada dekade 1990-an, selama kemunculan Internet, Ericsson dianggap lambat dalam menyadari potensinya dan tertinggal di bidang teknologi protokol internet.[15] Pada tahun 1995, perusahaan ini mendirikan sebuah proyek Internet bernama Sistem Infokom untuk mengeksploitasi peluang dari telekomunikasi jaringan tetap dan teknologi informasi. Pada tahun 1996, CEO Lars Ramqvist menulis di laporan tahunan Ericsson bahwa di ketiga bidang bisnisnya, yakni Terminal dan Telepon Seluler, Sistem Seluler, dan Sistem Infokom, "kami akan mengembangkan operasi kami, karena ketiganya terkait dengan layanan konsumen dan akses protokol internet (akses Internet dan intranet)".[16] Pertumbuhan GSM, yang kemudian menjadi standar de facto dunia, digabungkan dengan standar seluler Ericsson yang lain, seperti D-AMPS dan PDC, berarti bahwa pada awal tahun 1997, Ericsson menguasai sekitar 40% pangsa pasar seluler dunia, dengan sekitar 54 juta pelanggan. Terdapat juga sekitar 188 juta jalur AXE telah atau sedang dipasang di 117 negara.[16] Pada dekade 1990-an, perusahaan telekomunikasi dan chip berupaya menyediakan akses Internet untuk telepon seluler. Versi awal seperti Wireless Application Protocol (WAP) mengunakan data paket melalui jaringan GSM yang telah ada, dalam bentuk yang dikenal sebagai GPRS (General Packet Radio Service), namun layanan tersebut, yang dikenal sebagai 2,5G, cukup sederhana dan tidak terlalu sukses di pasaran.[butuh rujukan] International Telecommunication Union (ITU) kemudian menyiapkan spesifikasi layanan seluler 3G yang meliputi sejumlah teknologi. Ericsson pun mengupayakan bentuk WCDMA (wideband CDMA) yang didasarkan pada standar GSM, dan mulai mengujinya pada tahun 1996. Operator asal Jepang, NTT DoCoMo kemudian bermitra dengan Ericsson dan Nokia, yang sama-sama mendukung WCDMA. DoCoMo pun menjadi operator pertama yang mengoperasikan jaringan 3G, dengan menggunakan WCDMA versi mereka sendiri, yang diberi nama FOMA. Ericsson merupakan pengembang besar versi WCDMA dari GSM, sementara pengembang chip asal Amerika Serikat, Qualcomm mempromosikan sistem alternatif bernama CDMA2000, dengan didasarkan pada CDMA yang populer di Amerika Serikat. Hal tersebut pun menimbulkan tuntutan pelanggaran paten yang akhirnya selesai pada bulan Maret 1999,[17] setelah keduanya setuju untuk membayar royalti ke satu sama lain atas penggunaan paten satu sama lain. Ericsson kemudian membeli bisnis infrastruktur nirkabel serta sejumlah sumber daya riset dan pengembangan milik Qualcomm.[18] Pada bulan Maret 2001, Ericsson mengeluarkan peringatan laba. Dalam beberapa tahun ke depan, penjualan ke operator diperkirakan menurun 50%.[19] Produksi telepon seluler juga menjadi beban bagi Ericsson, karena merugi sebesar SEK 24 juta pada tahun 2000. Kebakaran pabrik chip milik Philips di New Mexico pada bulan Maret 2000 sangat menghambat produksi ponsel Ericsson,[20] sehingga menjadi coup de grâce bagi bisnis ponsel Ericsson. Bisnis ponsel Ericsson akhirnya dipisah ke sebuah perusahaan patungan dengan Sony, yang diberi nama Sony Ericsson Mobile Communications, pada bulan Oktober 2001.[21] Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar
|