Leang Ulu Leang
Leang Ulu Leang atau Gua Ulu Leang (Inggris: Ulu Wae Cave ) adalah sebuah gua di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, wilayah administratif Kabupaten Maros. Gua ini termasuk ke dalam jenis gua prasejarah dengan tipe lingkungan lembah. Gua ini memiliki panorama lingkungan menawan dengan tinggalan arkeologi yang beragam dari Budaya Toala Sulawesi Selatan. Tinggalan arkeologi di gua ini antara lain lukisan dinding gua, alat batu (serpih, bilah, dan tatal), mata panah berdasar bundar, mata panah berdasar bergerigi, lancipan muduk, tembikar, serta cangkang moluska dari kelas gastropoda dan pelecypoda.[2][3][1] Hendrik Robbert van Heekeren mengklasifikasikan lapisan Budaya Toala dalam 3 lapisan, yaitu Toala III, Toala II, dan Toala I. Ian C. Glover menerapkan radiokarbon untuk mengetahui kurun waktu hunian di gua. Klasifikasi masa hunian pada gua didasari atas jenis temuan yang terkandung pada gua sebagai unsur lapisan budaya yang bersangkutan, yaitu Toala III sampai dengan Toala I. Berdasarkan kajian klasifikasi lapisan Budaya Toala masa hunian oleh Hendrik Robbert van Heekeren dan kajian hasil analisis radiokarbon dengan sistem penanggalan radiokarbon oleh Ian C. Glover, Situs Leang Ulu Leang masuk pada klasifikasi lapisan Budaya Toala I dan II. Pola pemukiman Budaya Toala menurut hasil penelitian dan analisis radiokarbon yang dilakukan oleh Ian Glover (1984) berlangsung sejak 32160 ± 250 BP sampai dengan 400 SM. Penelitian Ian Glover tersebut didasarkan pada data pendukung yang ditemukan di dalam gua. Pertanggalan Toala III ditentukan pada temuan serpih bilah dan lancipan Levallois yang berasosiasi dengan arang dan kerang air tawar di Situs Leang Burung II. Pertanggalan Toala II didasarkan pada temuan arang dan kerang air tawar yang berasosiasi dengan serpih bilah kecil, mikrolit, serta tulang babi yang ditemukan di Situs Leang Ulu Leang. Perkiraan umur Toala II ini adalah berumur antara 10740 ± 50 BP sampai 5740 ± 230 BP. Selanjutnya pertanggalan Toala I didasarkan pada umur Toala I yang menunjukkan kekhususan yang berkembang paling muda dalam industri serpih bilah, yaitu tembikar. Unsur tembikar tertua yang ditemukan di situs-situs Budaya Toala merupakan tembikar polos dan berhias. Tembikar polos ditemukan di Situs Ulu Leang dan ditemukan berasosiasi dengan budidaya padi jenis Oryza Sativa. Perkiraan umur tembikar polos ini menunjukkan pertanggalan 4000 SM. Sedangkan tembikar berhias yang ditemukan di Ulu Leang merupakan tembikar berhias unsur tradisi Kalanay. Berdasarkan temuan tersebut diperkirakan lapisan Toala I ini bertahan sampai dengan 700-400 SM.[4] [5] [6] LokasiLokasi gua ini secara administratif terletak di wilayah Lingkungan Tompobalang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Terletak pada posisi astronomis 04.59'29" LS dan 119°40'03" BT, dan ketinggian 60 mdpl.[1] Lihat pula
Referensi
|