Pada 1907, Syekh Sulaiman ar-Rasuli gelar Inyiak Canduang pulang ke kampung halamannya di Candung setelah belajar di Makkah. Setahun kemudian, Inyiak Canduang mengadakan pengajian di Surau Baru dengan membentuk halakah sebagaimana yang umum berlaku di Minangkabau waktu itu. Pada masa itu, para ulama Kaum Muda di Minangkabau melakukan pembaruan sistem pendidikan dari halakah menjadi madrasah dengan kursi, meja, dan papan tulis, sehingga alim ulama Kaum Tua mulai ikut memperbarui sistem pengajaran mereka, seperti Arabiyah School di Ladang Lawas pada 1918 dan Islamiyah School di Aur Tajungkang, Bukittinggi pada 1924 yang didirikan oleh Syekh Abbas Qadhi.[1]
Pada 5 Mei 1928, Inyiak Canduang mengubah Surau Baru menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang. Pendirian MTI Canduang turut memunculkan MTI lain di Sumatera Barat sehingga jaringan MTI tersebut dihimpun dalam satu organisasi bernama Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang kemudian berganti nama menjadi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI).[2]
Pada 1957, MTI Canduang dan beberapa MTI lain melakukan perubahan kurikulum dari murni mata pelajaran agama menjadi ditambah dengan mata pelajaran umum dengan bobot antara pelajaran agama dengan pelajaran umum sebesar 70:30. Perubahan kurikulum tersebut tetap mempertahankan kurikulum lama yang berfokus pada pengajaran kitab kuning. Pada 1961, pimpinan MTI Canduang mendirikan Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli sebagai yayasan untuk mengelola pondok pesantren tersebut.[3]
Pengasuh
MTI Canduang mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan sejak pendiriannya. Berikut adalah daftar pimpinan MTI Canduang sejak 1928.[4]
Program studi yang wajib diikuti seluruh santri ialah program Tarbiyah yang merupakan program studi asli MTI Canduang sejak pendiriannya. Program studi ini berlangsung selama tujuh tahun. Bersamaan dengan program Tarbiyah, santri juga memperoleh program Tsanawiyah pada kelas II-IV Tarbiyah dan Aliyah pada kelas V-VII Tarbiyah dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Dengan demikian, lulusan MTI Canduang memperoleh tiga ijazah sekaligus, yakni ijazah Tarbiyah, ijazah Tsanawiyah, dan ijazah Aliyah. Selain itu, ada program lain seperti kelas khusus bagi lulusan SMP/MTs, jurusan IPA, IPS, MAK, dan MAPK pada tingkat Aliyah, pendalaman kitab kuning, tahfiz Quran, dan kontrak prestasi dari Kementerian Agama.[8]
MTI Canduang memiliki Ma'had Aly Syekh Sulaiman Arrasuli yang merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berfokus pada pendalaman kitab-kitab kuning, terutama mengenai bahasa Arab.[9][10]
Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di MTI Canduang sekarang merupakan perpaduan antara kurikulum MTI dengan kurikulum dari Kementerian Agama bagi MTs dan MA. Kurikulum MTI merupakan kurikulum yang berasal dari kitab-kitab kuning dengan cakupan mata pelajaran terdiri dari tafsir Alquran, hadis, tauhid, tasawuf, nahu, saraf, usul fikih, fikih, balagah, mantik, dan tarikh.[3][11]