Perguruan Katekese Antiokhia
Perguruan Katekese Antiokhia adalah salah satu dari dua pusat studi eksegesis Alkitab dan teologi pada Abad Kuno Akhir. Pusat studi yang satu lagi adalah Perguruan Katekese Aleksandria. Perguruan ini disebut demikian karena para cendekiawannya berpangkalan di kota Antiokhia, salah satu kota utama Kekaisaran Romawi. Jika para cendekiawan Kristen Aleksandria menitikberatkan tafsir alegoris Kitab Suci dan cenderung mengarah kepada Kristologi yang menitikberatkan kemanunggalan insani dan ilahi, maka para cendekiawan Kristen Antiokhia menganut eksegesis yang lebih harfiah dan kadang-kadang tipologis, serta Kristologi yang menitikberatkan perbedaan insani dan ilahi di dalam pribadi Yesus Kristus.[1] Fikrah perguruan Antiokhia secara umum cenderung mengarah kepada Kristologi yang kurang lebih dapat disifatkan sebagai suatu Kristologi adopsionis.[2] Sebelum menjadi Batrik Konstantinopel, Nestorius adalah seorang rahib di Antiokhia, oleh karena itu asas-asas fikrah teologis perguruan Antiokhia sudah mendarah daging di dalam dirinya.[3] Kurun waktuKiprah perguruan Antiokhia dapat dibagi menjadi tiga kurun waktu: Kurun waktu awal (tahun 170 sampai awal abad ke-4)Cendekiawan terawal yang diketahui dari rentang waktu ini adalah Teofilus Uskup Antiokhia. Selang satu abad sesudah Teofilus, perguruan Antiokhia kembali mencuatkan tiga orang cendekiawan pada paro-pertama abad ke-4. Yang paling terkenal adalah Esebius Uskup Emesa. Dua cendekiawan selebihnya adalah Akasius Uskup Kaisarea dan Teodorus Uskup Heraklea. Kurun waktu madya (tahun 350-433)Kurun waktu ini melingkupi sekurang-kurangnya tiga generasi cendekiawan. Cendekiawan generasi pertama adalah Diodorus Uskup Tarsus, pemimpin sebuah ἀσκητήριον (asketerion, padepokan) yang mungkin ia dirikan sendiri. Cendekiawan generasi kedua adalah murid-murid Diodorus. Yang paling terkenal adalah Yohanes Krisostomus dan Teodorus Uskup Mopsuestia. Cendekiawan generasi ketiga yang paling terkenal adalah Nestorius. Kurun waktu akhir (selepas tahun 433)Sesudah Konsili Efesus tahun 431, pamor perguruan Antiokhia mulai memudar.[1] Meskipun demikian, sesudah Konsili Kalsedon tahun 451, fikrah perguruan Antiokhia menjadi satu-satunya mazhab teologi yang dianut Gereja Timur maupun Gereja Barat, sementara golongan Ortodoks Oriental mengadopsi mazhab teologi perguruan Aleksandria. Tampaknya cuma ada dua cendekiawan yang diketahui berkiprah pada kurun waktu ini, yaitu Basilius Uskup Seleukia dan Genadius Uskup Konstantinopel. Baca juga
Rujukan
Sumber
|