Tabarruj (bahasa Arab: تبرج tabarruj / tabarruj) adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada seorang Muslim yang memperlihatkan kecantikannya dengan cara yang dianggap tidak sesuai dengan standar Islam. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang tidak mematuhi hijab, pakaian yang sopan dalam ukuran dan panjangnya serta menjaga pandangan, namun juga mencakup sikap umum dalam interaksi sosial. Mereka yang melakukan tabarruj disebut muttabarijat (bahasa Arab: متبرجات mutabarrijat).
Etimologi dan Definisi
Kata "Tabarruj" berasal dari kata benda burj (Arab: بُرْج), yang secara harfiah merujuk pada bangunan menonjol seperti menara atau kastil. Tabarruj dengan demikian merujuk pada tindakan menampilkan kecantikan dalam posisi yang menonjol atau sangat terlihat.[1]
Beberapa definisi mengenai istilah ini ditemukan dalam literatur Islam klasik:
- Menurut Mujahid, "Wanita dahulu keluar berjalan di depan laki-laki, dan ini adalah Tabarruj di zaman Jahiliyyah (ketidaktahuan pra-Islam)."[2]
- Qatadah mengatakan, "Ketika mereka keluar dari rumah berjalan dengan cara yang memalukan dan menggoda, dan Allah, semoga Dia dimuliakan, melarang hal tersebut."[2]
- Muqatil ibn Hayyan menyatakan bahwa "Tabarruj terjadi ketika seorang wanita mengenakan khimar di kepalanya tetapi tidak mengikatnya dengan benar."[2]
- Abdullah ibn Mas'ud mengatakan, "Tabarruj melalui penampilan kecantikan di tempat yang tidak tepat."
- as-Suyuti menjelaskan: "Tabarruj melalui menampilkan kecantikan adalah bentuk pamer kepada orang asing dan ini tidak disukai. Ini adalah penjelasan dari 'tempat yang tidak tepat'. Tidak demikian halnya jika kecantikan ditunjukkan untuk suami."[3]
Tabarruj dalam Al-Qur'an
Ada dua ayat dalam Al-Qur'an yang mengandung variasi kata tabarruj.
(Merujuk pada istri-istri Nabi Muhammad) “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah bertabarruj seperti orang-orang Jahiliyah dahulu.” (QS. Al-Ahzab 33:33)
"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti dari haid dan tidak ingin menikah lagi, maka tiada dosa atas mereka untuk menanggalkan pakaian luarnya dengan tidak bermaksud menampakkan perhiasan (mutabarrijatin). Dan menjaga diri (untuk tidak melakukan itu) adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur 24:60)
Tabarruj dalam Hadis
Kata tabarruj juga muncul dalam beberapa hadis.
Abu Udhaynah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wanita terbaik di antara kalian adalah yang penuh kasih sayang, subur, sesuai, dan nyaman, jika mereka takut kepada Allah. Wanita terburuk di antara kalian adalah yang menampakkan kecantikannya (mutabarrijat), berbangga dengan penampilan mereka, dan mereka adalah orang-orang munafik. Tidak satu pun dari mereka akan masuk Surga kecuali seperti jarangnya burung gagak berparuh merah yang dapat kalian lihat."[4]
Tafsir Tabarruj dalam Al-Qur'an
Ayat-ayat mengenai tabarruj telah dijelaskan panjang lebar oleh para mufasir terkemuka, termasuk at-Tabari, Ibnu Katsir, dan al-Qurtubi. Al-Qurtubi menekankan bahwa makna ayat tersebut mencakup wanita yang keluar dari rumah tanpa keperluan.[5]
Ayat ini juga diinterpretasikan oleh Sayyid Qutb, yang menekankan pentingnya konsep jahiliyyah dalam tulisannya. Bagi Qutb, tabarruj menjadi bagian dari kritiknya terhadap apa yang ia pandang sebagai sistem jahiliyyah modern, yang ia anggap merendahkan manusia ke tingkat yang sangat rendah dan hedonistik. Ia menggunakan prinsip ini untuk mengkritik praktik modern, seperti partisipasi perempuan dalam angkatan kerja formal, dengan argumen bahwa hal ini akan membawa pada ketidaksopanan, ketidaksucian, dan hubungan seksual yang dianggap tidak bermoral menurut nilai-nilai tradisional Islam.[5]
Tabarruj dalam Budaya Modern
Konsep tabarruj telah menyebar luas di budaya Muslim sebagai sarana untuk mendorong wanita menghindari pakaian yang menarik perhatian atau terbuka, terutama melalui penggunaan meme.[6]
Meme-meme ini seringkali menampilkan gambar pakaian yang dianggap tidak pantas menurut standar Islam, disertai dengan teks Al-Qur'an tentang tabarruj. Meme juga bisa berisi gambar riasan wajah, sebagai cara visual untuk menyampaikan gagasan bahwa tabarruj tidak hanya mengacu pada pakaian terbuka, tetapi juga perhiasan dan riasan. Sepatu hak tinggi juga kerap dianggap sebagai bentuk tabarruj, karena cenderung menonjolkan fitur tubuh feminin.[6]
Referensi