Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang(PIP Semarang)[1] adalah salah satu institusi Perguruan Tinggi bidang Pelayaran dan Kepelabuhanan yang tertua dan dihormati bahkan sejak Indonesia belum merdeka.
Institusi ini berada dibawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, mengemban tugas mendidik dan melatih pemuda-pemudi terbaik Indonesia dengan lulusan minimal SMA IPA/IPS dan SMK Jurusan Mesin/Pelayaran untuk menjadi Perwira Pelayaran Besar dan Tenaga Ahli Kepelabuhanan guna memenuhi kebutuhan pada sektor tenaga perhubungan laut baik untuk kebutuhan di dalam maupun luar negeri.
Beberapa tokoh besar nasional yang menjadi alumni dari sekolah ini antara lain : Mas Pardi, Soedomo, Ali Sadikin, RE Martadinata, Laksamana Madya Yos Sudarso, Agoes Soebekti, R. Soehadi
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang merupakan salah satu kampus terbaik di dunia di bidang vokasi pelayaran dan kepelabuhan.
Sejarah Pendirian
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang memiliki sejarah yang sangat panjang dari mulai awal didirikannya Sekolah Pelayaran oleh belanda, hingga berganti menjadi SPT (Sekolah Pelayaran Tinggi) pada masa pendudukan jepang lalu setelah Indonesia merdeka beberapa kali institusi ini berganti nama karena mengikuti ketentuan pemerintah.
Dari SPT, SPS, SPM hingga menjadi BPLP dan terakhir menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dengan program Diploma IV diklat kepelautan dan kepelabuhanan yang merupakan jenjang pendidikan profesional sarjana dimulai pada tahun akademik 1995/1996.
Lulusan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang berhak diberikan sebutan Perwira Muda[2] dengan gelar Sarjana Terapan Pelayaran disingkat S.Tr.Pel. serta untuk gelar profesi laut adalah ANT III (Ahli Nautika Tingkat III) dan ATT III (Ahli Teknika Tingkat III).
Sejarah perubahan nama sebagai berikut:
Tahun 1942 dibentuk menjadi Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) oleh Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang pembangunannya dilanjutkan oleh Mas Pardi.
Tahun 1950-1955 diresmikan langsung oleh presiden pertama RI Ir. Soekarno bernama Sekolah Pelayaran Semarang (SPS).
Tahun 1955 - 1965 bernama Sekolah Pelayaran Menengah disingkat SPM Semarang
Tahun 1966 -1971 bernama Sekolah Pelayaran Menengah Crash Program/Gaya Baru disingkat SPM-CP Semarang
Tahun 1972 - 1975 kembali bernama Sekolah Pelayaran Menengah disingkat SPM Semarang
Tahun 1974 - 1981 menjadi Pendidikan Perwira Pelayaran Besar disingkat P3B Semarang.
Tahun 1979 - 1995 bernama Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang dengan program Strata A (Diploma III) dengan lama pendidikan 3 tahun
Tahun 1995 masih bernama BPLP Semarang, tetapi programnya ditingkatkan menjadi Diploma IV (setara Sarjana/S1) dengan lama pendidikan 4 tahun.
Tahun 1999 berdiri Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 81 Tahun 1999 Tgl. 13 Oktober 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja PIP.
Program Pendidikan dan Pelatihan
Pengakuan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang sebagai tempat pendidikan dan kompetensi lulusannya berkualitas dikonfirmasikan dengan terbitnya Sertifikat Akreditasi No SK. BAN-PT No. 1018/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/XI/2023 tanggal 13 Desember 2023 dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dalam sertifikat yang ditandatangani oleh Prof. Ari Purbayanto, Ph. D., Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, dinyatakan bahwa institusi Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang terakreditasi dengan peringkat "UNGGUL".
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang telah mempunyai 3 macam program studi yang ketiganya juga telah terakreditasi "UNGGUL", yaitu :
NautikaProgram Studi yang setelah lulus menjadi Perwira Mualim atau Deck Officer diatas kapal. bakal calon Master / Captain Kapal.
TeknikaProgram Studi yang nantinya setelah lulus menjadi Perwira Mesin atau Engineer diatas Kapal. bakal calon Chief Engineer / Kepala Kamar Mesin kapal.
Tatalaksana Angkutan Laut dan Kepelabuhanan (TALK) Program Studi yang nantinya lulus menjadi , Ahli Freight Forwading,Ahli Ekspor Impor, Ahli Konsolidasi, Kepala Pelabuhan (Syahbandar), Pimpinan Perusahaan Pelayaran, Deputi Kementerian Perhubungan.dsb
Lulusan Nautika dan Teknika selain menjadi perwira kapal juga bisa berkarir didalam kedinasan militer TNI dan Polri, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia,Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dsb.
Dengan adanya peningkatan/kemajuan yang meliputi aspek program pendidikan, tenaga pengajar, lulusan, tenaga penunjang, sarana dan prasarana, maka sejak tahun 1951 terjadi perubahan pelembagaan hingga menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada tahun 1999 dan telah masuk white list International Maritime Organization (IMO) tahun 2000 dan diperpanjang tahun 2006 tidak serta merta pelautnya diakui kualitasnya, tetapi juga harus diikuti dengan kemampuan pelautnya untuk melaksanakan tugas sebagaimana keahliannya yang tertulis pada sertifikatnya.
Taruna dan Taruni[3] Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ini telah dididik dan dilatih dengan sistem dan metode pembelajaran yang ketat, disiplin, mencakup aspek pengetahuan, pemahaman dan kecakapan, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Konvensi Internatioanl IMOSTCW Convention 1978 dan amendemennya. Selain itu juga dilakukan pembinaan mental, moral dan kesamaptaan jasmanai secara terpadu baik melalui kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Madabintal di Akademi Militer
Sebelum adanya madabintal terpusat yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan PIP Semarang juga melakukan kegiatan pembinaan pada calon taruna taruni mereka melalui program Masa Dasar Pembinaan Fisik dan Mental (Madabintal) di Akademi Militer, Magelang.
Kegiatan ini dilatar belakangi oleh adanya kerjasama yang baik antara institusi PIP Semarang dan pendidikan chandradimuka TNI di Akademi Militer yang ditandai dengan adanya kegiatan pada calon taruna dan taruni PIP Semarang yang melakukan pelatihan di institusi tersebut.
Materi pelatihan termasuk baris berbaris, beladiri militer, pelatihan dasar militer, pengenalan senjata, pengenalan kegiatan taruna, hubungan dengan senior, makan di Ruang Makan Husein dan tinggal di barak milik catar Akademi Militer.
Madatukkar di Pusat Latihan Tempur Marinir Purboyo Malang
Sebelum adanya Madabintal di kampus atau asrama PIP Semarang juga melakukan kegiatan pembinaan karakter pada calon taruna taruni mereka melalui program Kegiatan Masa Dasar Pembentukan Karakter Taruna Transportasi (MADATUKAR) di Puslatpurmar 04/Purboyo , Malang, Jawa Timur.
Kegiatan ini diwajibkan bagi para taruna baru (junior) yang akan memasuki lembaga pendidikan di lingkungan BPSDM PerhubunganDiarsipkan 2022-08-09 di Wayback Machine. seluruh Indonesia, merupakan metode yang efektif dalam upaya menghilangkan kekerasan antar taruna senior terhadap juniornya yang kerap menjadi permasalahan di sekolah-sekolah yang menerapkan sistem boardingschool. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) sesuai dengan dengan amanat Menteri Perhubungan.
keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pendidikan dan latihan (Diklat) sumber daya manusia (SDM) di bidang transportasi dilakukan untuk membina kedisiplinan dan mental calon taruna.
Materi pelatihan termasuk baris berbaris, beladiri militer, pelatihan dasar militer, pengenalan senjata, latihan menembak, bongkar pasang senjata, latihan pendaratan Helikopter / Pandu Heli, Lintas Medan, Kompas Malam, Longmarch dari Pusat Komando menuju Pantai Nganteb, Latihan Halang Rintang, pengenalan kegiatan taruna, hubungan dengan senior, makan militer dan tinggal di barak milik Marinir.
Courtesy Call Taruna Akademi Angkatan Laut
PIP Semarang menerima "courtesy call " dari Akademi Angkatan Laut, program ini merupakan salah satu kegiatan integrasi antara taruna PIP Semarang dengan kadet AAL Surabaya.
Taruna-taruni PIP Semarang menerima kadet AAL di Aditorium Gedung Serba Guna Balai Mas Pardi, sedangkan pendamping rombongan yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana Latihan dan Praktik Navigasi III Taruna AAL mewakili Gubernur AAL yaitu Laksamana Madya TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., S.Tr.Opsla. diterima oleh perwakilan manajemen PIP Semarang, yaitu Wakil Direktur II dan Wakil Direktur III di Ruang Tamu Direktur pada Lantai 2 Balai Mas Pardi.
Dalam kunjungan ini, rombongan AAL terdiri dari 38 Taruna/i Korps Pelaut, 6 pendamping Perwira, dan 6 pendamping Bintara dari TNI AL. Mereka selanjutnya berkesempatan untuk ikut makan siang bersama Taruna/i PIP Semarang di gedung Menza.
Berikutnya rombongan AAL diajak mengunjungi Engine and Bridge Simulator di lantai 1, 2.5 dan 4 gedung Integrated Navigation System (INS). Mereka juga berkesempatan mengunjungi Dynamic Positioning Training Center (DPTC) PIP Semarang. Kegiatan kunjungan ini ditutup dengan melaksanakan sesi foto bersama di depan gedung INS.
Kegiatan kunjungan ke PIP Semarang ini merupakan rangkaian dari kegiatan rutin Latihan dan Praktik Navigasi III Taruna AAL Tingkat 3 Korps Pelaut untuk meningkatkan kemampuan navigasi dan ilmu pelayaran sebelum dilantik menjadi letnan dua (pelaut) dan ditempatkan disatuan masing masing.
Referensi
^"Home Page". PIP SEMARANG (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-04.