Azyumardi dikenal cerdas dalam jurnalisme sejak Mahasiswa, Aktivismenya yang tinggi mengantarkannya menjadi Ketua Umum HMI Cabang Ciputat era 1980-an. Ia memulai karier pendidikan tingginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fulbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Universitas Columbia tahun 1988.[1] Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.[8]
Pada 1992, ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Universitas Columbia tahun 1990, dan Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries.[8] Tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).[1]
Kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.[8] Pada tahun 1994–1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.[8]
Azyumardi pernah pula menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia keduanya pada tahun 1997.[9] Selain itu, dia
adalah anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997–1999.[1]
Azyamardi Azra pada tahun 1998 hingga akhir 2006 Azyumardi Azra adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.[1]. Azyumardi Azra berperan dalam mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di masa kepemimpinannya sebagai Rektor, IAIN Jakarta berhasil beralih status menjadi UIN Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002 sekaligus menempatkan UIN Jakarta sebagai PTKIN berstatus UIN pertama.[10] Sejak Desember 2006 menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.[1]
Atas perhatiannya terhadap bidang jurnalistik di usia senjanya Azyumardi Azra, yang lebih akrab dipanggil Prof Azra, terpilih sebagai anggota Dewan Pers 2022 – 2025 dari unsur tokoh masyarakat. Ia kemudian didapuk menjadi Ketua Dewan Pers pada periode ini.
Kehidupan pribadi
Azyumardi menikah dengan Ipah Farihah dan dikaruniai 4 anak, yakni Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra, Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra.[3]
Pada awalnya, sesungguhnya Azyumardi tidak berobsesi atau bercita-cita menggeluti studi keislaman.[8] Sebab, ia lebih berniat memasuki bidang pendidikan umum di IKIP.[8] Akan tetapi, karena desakan ayahnya, Azyumardi masuk ke IAIN sehingga ia kini dikenal sebagai tokoh intelektual Islam Indonesia.[butuh rujukan] Dia lahir dari ayah Azikar dan Ibu Ramlah.[8]
Pada 2006, posisinya sebagai Rektor resmi digantikan oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.[12] Dalam rapat senat yang ia pimpin sendiri, Komarudin Hidayat terpilih menggantikannya dengan mengalahkan dua kandidat lainnya.[12]
Kematian
Azyumardi Azra meninggal dunia di Malaysia pada hari Minggu, 18 September 2022.[13] Pada awalnya, ia akan berangkat ke Malaysia untuk menjadi narasumber. Namun, ketika ia sampai di Malaysia, ia terkena serangan jantung. Makalah yang akan dia paparkan dalam acara itu dimuat lengkap oleh harian Kompas.[14]
Karya tulis
Buku-buku yang ia terbitkan:
The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries (1992)[15].
Konteks Berteologi di Indonesia, terbit tahun 1999
Menuju Masyarakat Madani, terbit tahun 1999
Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, terbit tahun 1999
Esei-esei Pendidikan Islam dan Cendekiawan Muslim,1999
Renaisans Islam di Asia Tenggara – buku ini berhasil memenangkan penghargaan nasional sebagai buku terbaik untuk kategori ilmu-ilmu sosial dan humaniora pada tahun 1999, terbit tahun 1999
^Azra, Azyumardi (2004). Jaringan ulama: Timur Tengah dan kepulauan Nusantara abad XVII & XVIII (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Kencana. ISBN978-979-3465-46-3.
^Azra, Azyumardi (2004). The origins of islamic reformism in Southeast Asia: networks of Malay-Indonesian and middle eastern "ulamāǐ" in the seventeenth and eighteenth centuries. ASAA Southeast Asia Publications series. Leiden: KITLV Press. ISBN978-90-6718-228-7.