Share to:

 

Suku Caniago

Salah Satu Rumah Gadang suku Chaniago

Caniago (ditulis juga sebagai Chaniago) adalah salah satu suku Minangkabau yang dicetuskan oleh Datuak Parpatih Nan Sabatang yang merupakan salah satu suku induk etnis Minangkabau selain Koto, Piliang, dan Bodi.[1][2][3]

Sejarah

Suku Chaniago adalah suku di Minang memiliki falsafah hidup demokratis, yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan" artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat". Dengan demikian pada masyarakat suku Chaniago semua keputusan yang akan diambil untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses musyawarah untuk mufakat.

Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk arsitektur rumah adat bodi Chaniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi dengan yang rendah. Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang pada masyarakat suku Chaniago hanyalah dinilai dari besar tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut.[butuh rujukan]

Salah satu falsafah lain untuk mencari kata kesepakatan dalam mengambil keputusan pada suku Chaniago berdasarkan sistem Lareh Bodi Chaniago yang lebih bersifat demokrat yang dikenal dengan istilah adatnya yaitu "aia mambasuik dari bumi" yang artinya segala sesuatu yang akan dilaksanakan datang dari anak buah (anak kemenakan) dan dimusyawarahkan bersama untuk mendapatkan sebuah kata mufakat, kemudian ditentukan keputusannya oleh seorang pangulu atau datuak.[4][5]

Etimologi

Caniago berasal dari bahasa sanskerta, kata "cana" berarti "seseorang" dan "aga" berarti "berharga". Jadi cana + aga artinya adalah "seseorang yang berharga".

Sub-klan

Caniago Baruah, Caniago Bawah, Caniago nan Baranam, Caniago Sabarang, Caniago Ujuang, Caniago Tagak, Caniago Gobah, Caniago Tabiang Tinggi, Caniago Guguak, Caniago Patih, Caniago Mangkuto, Caniago Sumagek, Caniago Mandaliko, Caniago Panyalai.

Turunan

  1. Sumagek
  2. Mandaliko
  3. Panyalai
  4. Sipanjang (Supanjang)
  5. Balaimansiang (Mansiang)
  6. Sinapa
  7. Kondang kopuh

Gelar Datuak Caniago

Suku Caniago berdatuk kepada Datuak Parpatiah Nan Sabatang pada zaman Pariangan. Di antara gelar datuak pada suku ini antara lain :

Tokoh

Referensi

  1. ^ Tambo Minangkabau
  2. ^ Cholik, Abdul (2008). "Pandangan Kaum Kuno terhadap Kaum Muda dalam Harian Oetoesan Melajoe (1915-1921)". Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
  3. ^ Rahmat, Wahyudi dan Maryelliwati (2018). Minangkabau (Adat, Bahasa, Sastra dan Bentuk Penerapan). Padang Panjang: ISI Padangpanjang.
  4. ^ Tambo Minangkabau
  5. ^ Siat, Hasni dkk. (1998/1999). Ukiran Tradisional Minangkabau. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat.
  6. ^ a b c d e f g h i j Yuskar, Yuskar (2015). Taratak Tuo “Galundi nan Baselo”. Padang: Universitas Andalas.
  7. ^ Ril (3 Mei 2024). "Hendri Septa Bergelar Datuak Alam Batuah Suku Caniago Sumagek". Antara Sumbar. Diakses pada 18 November 2024.

Pranala luar

Lihat pula



Kembali kehalaman sebelumnya