Perhatian penuh (Pali: sati;[1]Sanskerta: स्मृतिcode: sa is deprecated smṛti; terj. har.'memori/ingatan';[2] Inggris: mindfulness), juga dikenal sebagai kesadaran (bedakan dari viññāṇa), penyadaran, perhatian (bedakan dari manasikāra), kewaspadaan, kewawasan, dan eling, merupakan bagian penting dari praktik Buddhisme. Perhatian penuh memiliki makna terkait dengan mengingat kembali ajaran-ajaran baik (kusala-dhamma) seperti empat landasan perhatian penuh, lima kemampuan, lima kekuatan, tujuh faktor kecerahan, Jalan Mulia Berunsur Delapan, dan pencapaian kecerahan,[3] dan praktik nyata dalam menjaga perhatian jernih terhadap dhamma[4] berupa fenomena jasmani dan mental, untuk melawan munculnya keadaan yang tidak baik, dan untuk mengembangkan keadaan yang baik.[5] Perhatian penuh merupakan faktor pertama dari daftar Tujuh Faktor Kecerahan. Perhatian penuh yang "benar" atau "tepat" (Pali: sammā-sati; Sanskerta: samyak-smṛti) adalah unsur ketujuh dari Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Referensi
^"Sati". The Pali Text Society's Pali-English Dictionary. Digital Dictionaries of South Asia, University of Chicago. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-12.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Lecture, Stanford University Center for Compassion and Altruism Research and Education, c 18:03 [1]. Diarsipkan 20 November 2012 di Wayback Machine.
^Sharf 2014, hlm. 943. "Even so, your Majesty, sati, when it arises, calls to mind dhammas that are skillful and unskillful, with faults and faultless, inferior and refined, dark and pure, together with their counterparts: these are the four establishings of mindfulness, these are the four right endeavors, these are the four bases of success, these are the five faculties, these are the five powers, these are the seven awakening-factors, this is the noble eight-factored path, this is calm, this is insight, this is knowledge, this is freedom. Thus the one who practices yoga resorts to dhammas that should be resorted to and does not resort to dhammas that should not be resorted to; he embraces dhammas that should be embraced and does not embrace dhammas that should not be embraced."
Gethin, Rupert M.L. (1992), The Buddhist Path to Awakening: A Study of the Bodhi-Pakkhiȳa Dhammā, BRILL
Gombrich, Richard F. (1997), How Buddhism Began. The Conditioned Genesis of the Early Teachings, New Delhi: Munshiram Manoharlal Publishers Pvt. Ltd.
Guenther, Herbert V.; Kawamura, Leslie S. (1975). Mind in Buddhist Psychology: A Translation of Ye-shes rgyal-mtshan's "The Necklace of Clear Understanding" (edisi ke-Kindle). Dharma Publishing.